WHO Serukan Moratorium Booster Vaksin COVID-19, Ini Alasannya

Moratorium harus berlangsung setidaknya hingga September

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (4/8/2021) menyerukan moratorium suntikan vaksinasi penguat (booster) COVID-19. Alasannya adalah karena distribusi vaksin tidak merata di seluruh dunia.

WHO menyatakan moratorium itu harus berlangsung setidaknya dua bulan, sehingga target untuk memvaksinasi 10 persen dari populasi setiap negara pada akhir September bisa tercapai.

“Kami membutuhkan pengalihan mendesak atas sebagian besar vaksin yang masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, untuk sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers, menurut CNBC.

Baca Juga: WHO: Varian Delta akan Mendominasi Virus Corona  

1. Tujuan moratorium untuk memvaksinasi 40 persen penduduk dunia

WHO Serukan Moratorium Booster Vaksin COVID-19, Ini AlasannyaDirektur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (REUTERS/Denis Balibouse)

Moratorium adalah bagian dari rencana Ghebreyesus untuk memvaksinasi 40 persen penduduk dunia pada Desember, menurut penasihat seniornya, Dr. Bruce Aylward.

“Gambaran besarnya di sini adalah sebagai kebijakan untuk tidak bergerak maju dengan booster sampai kita mendapatkan seluruh dunia pada titik di mana populasi yang lebih tua, orang dengan penyakit penyerta, orang yang bekerja di garis depan, semuanya dilindungi sejauh mungkin dengan vaksin,” kata Aylward saat briefing.

2. Vaksinasi penting untuk mengakhiri COVID-19

WHO Serukan Moratorium Booster Vaksin COVID-19, Ini AlasannyaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Para ahli mengatakan memvaksinasi semua populasi dunia sangat penting untuk mengakhiri pandemik virus corona. Apalagi saat ini ada varian Delta yang lebih menular dan menyebar di masyarakat global. Di Amerika Serikat (AS), varian yang pertama kali diidentifikasi para ilmuwan di India itu telah mendominasi. Varian ini juga telah bermutasi lagi.

Di sisi lain, prediksi bahwa lebih banyak strain akan muncul, telah menimbulkan lebih banyak risiko bagi semua negara, baik yang divaksinasi atau tidak divaksinasi, kecuali lebih banyak populasi dunia yang divaksinasi.

“Seluruh dunia berada di tengah-tengah ini dan seperti yang telah kita lihat dengan munculnya varian demi varian, kita tidak bisa keluar darinya kecuali seluruh dunia keluar darinya bersama-sama, dan dengan perbedaan besar dalam cakupan vaksinasi, kita ‘tidak akan bisa mencapai itu’,” kata Aylward.

Baca Juga: Eks Direktur WHO Bandingkan Kasus COVID-19 Indonesia dan India

3. Waktu moratorium bisa diperpanjang

WHO Serukan Moratorium Booster Vaksin COVID-19, Ini AlasannyaBendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Aylward lebih lanjut mengatakan permintaan moratorium dapat diperpanjang jika tingkat vaksinasi di negara-negara berpendapatan rendah tidak meningkat.

“Saat ini, jika Anda melihat bagaimana vaksin digunakan secara global, tingkat penyerapan oleh negara-negara berpenghasilan tinggi, negara-negara berpenghasilan menengah ke atas, menyerap terlalu banyak pasokan global dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah,” kata Aylward.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya