Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah Telak

Ini kekalahan elektoral pertama Mahathir selama 53 tahun

Jakarta, IDN Times - Mantan perdana menteri Malaysia yang juga kandidat dari koalisi Gerakan Tanah Air (GTA) Mahathir Mohamad, kalah dalam pemilu Malaysia. Berdasarkan hasil perhitungan, Mahathir finish dengan posisi keempat dari lima kandidat yang bertanding.

Dalam laporan yang disampaikan Channel News Asia, dikutip Minggu (20/11/2022), Mahathir kalah di daerah pemilihan yang sudah lama digenggam yakni Langkawi. Praktis kekalahan ini membuatnya kemungkinan bakal mengakhiri kariernya sebagai politisi senior Malaysia.

1. Ini kekalahan Mahathir dalam 53 tahun terakhir

Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah TelakMantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad (ANTARA FOTO/REUTERS/Lai Seng Sin)

Pria berusia 97 tahun itu dikalahkan oleh Mohd Suhaimi Abdullah dari Perikatan Nasional (PN), yang meraih 13.518 dari 25.463 suara. Data KPU menunjukkan, bahwa Mahathir mendapat 4.566 suara dan telah kehilangan depositnya. Dan ini merupakan kekalahan elektoral pertama Mahathir dalam 53 tahun.

Dalam pemilihan umum terakhir, Mahathir tercatat memenangkan kursinya di Langkawi lewat Partai Keadilan Rakyat (PKR) dengan mengalahkan kandidat dari Barisan Nasional (BN) Datuk Nawawi Ahmad dan Zubir Ahmad dari PAS dengan mayoritas 8.893 suara.

Koalisi GTA yang mengusung Mahathir sendiri terdiri dari empat partai politik yakni Partai Aliansi Muslim India Nasional (Iman); Parti Bumiputera Perkasa Malaysia (Putra); Parti Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia (Berjasa); dan Pejuang, partai yang dipimpin oleh Dr Mahathir. Ini juga termasuk LSM, akademisi dan individu.

Baca Juga: Kini Latih Malaysia, Hendrawan: Saya Pasti Kembali ke Indonesia

2. Perdana menteri terlama Malaysia

Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah TelakIlustrasi jalanan protokol di Kuala Lumpur, Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)

Selain itu, Mahathir juga tercatat sebagai perdana menteri terlama Malaysia, setelah menjabat selama 22 tahun hingga 2003. Dia kembali dipercaya menjadi perdana menteri setelah memimpin Pakatan Harapan (PH) dam meraih kemenangan bersejarah pada 2018, mengalahkan UMNO yang pernah dia pimpin.

Selama karir politiknya, ia juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada tahun 2020 dan dua kali menjabat sebagai menteri keuangan Malaysia.

Bulan lalu, dia dilaporkan mengatakan bahwa dia terbuka untuk menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya jika ada seruan dan dukungan kuat baginya.

Baca Juga: Malaysia Gelar Pemilu Sabtu Besok, Persaingan Makin Ketat   

3. Kesalahan besar Mahathir

Pemilu Malaysia: Mahathir Mohamad Kalah TelakHUT Malaysia ke-61 (ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman)

Sementara itu analis politik James Chin mengatakan, meskipun Mahathir selama ini sangat dihormati secara luas di Malaysia, akan tetapi banyak orang setuju bahwa dia telah membuat kesalahan besar dengan kembali mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri.

"Saya pikir sejarah akan sangat berbeda sekarang dibandingkan jika dia tidak kembali sebagai perdana menteri untuk kesekian kalinya."

"Kehilangan suara ini adalah tanda terakhir bahwa dia telah ditolak oleh masyarakat," tambah dia.

Sementara itu, pengamat politik Serina Abdul Rahman dari Institut ISEAS-Yusof Ishak tentang kekalahan Dr Mahathir di Langkawi mengatakan, mungkin para pemilih berpikir dia benar-benar harus beristirahat dan mungkin itu adalah suara simpati baginya untuk pensiun.

"Mungkin ini indikasi bahwa warisan Mahathir, nama Mahathir, benar-benar akan memasuki masa pensiun penuh dan kami benar-benar beralih ke era baru dalam politik Malaysia," tambahnya.

 

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya