Alpha Conde Menang Pemilu Presiden Guinea untuk Ketiga Kalinya

Oposisi berencana akan mengajukan gugatan atas hasil pemilu

Conakry, IDN Times – Komisi Independen Pemilihan Nasional Guinea (CENI) pada hari Sabtu (24/10) mengumumkan hasil perhitungan awal pemilu yang telah digelar pada 18 Oktober, pekan lalu. Petahana Presiden Alpha Conde dinyatakan menang dengan hasil suara sebesar 59.5 persen.

Sementara itu, kandidat oposisi, Cellou Dalein Diallo yang sempat mengklaim kemenangan pada Senin (19/10) hanya memperoleh suara sebesar 33,5 persen. Dilansir dari Al Jazeera, Diallo-pun berencana mengajukan gugatan atas hasil pemilu tersebut ke Mahkamah Konsitusi.

Kemenangan Petahana Presiden Conde membuat ia menjabat sebagai Presiden Guinea untuk ketiga kalinya. Pencalonan diri Conde menjadi mungkin setelah terjadi referendum konstitusi pada bulan Maret dimana salah satu pasalnya mengatur ulang masa jabatan presiden. Kondisi itu telah menjadi kontroversi selama pemilu berlangsung.

1. Presiden Conde akan memimpin Guinea enam tahun ke depan 

Alpha Conde Menang Pemilu Presiden Guinea untuk Ketiga KalinyaCapres Petahana Presiden Guinea Alpha Conde. twitter.com/president_gn

Alpha Conde telah memimpin Guinea sejak tahun 2010. Ia menjadi Presiden pertama yang dipilih secara demokratis setelah sebelumnya Guinea berada dalam pemerintahan otoriter. Saat itu, Conde menjadi wajah baru bagi rakyat yang berharap kehidupan yang lebih sejahtera. Ia kemudian terpilih kembali pada tahun 2015.

Setelah menjabat selama 10 tahun seharusnya tahun ini menjadi tahun terakhir bagi Conde karna ia telah mencapai batas maksimal kepemimpinan dua periode.

Namun, pada bulan Maret, Guinea melakukan referendum untuk konstitusi yang baru. Salah satu yang menjadi kontroversi dalam konstitusi baru itu adalah pengaturan ulang masa jabatan yang memungkinkan Presiden Conde untuk mencalonkan diri tahun ini bahkan untuk pemilihan nanti yang keempat kalinya. Selain itu, masa jabatan presiden yang tadinya lima tahun berubah menjadi enam tahun.

Melansir dari AP, pihak oposisi memboikot referendum itu. Protes-pun terjadi. Presiden Conde dianggap melanggar hukum dalam upaya mempertahankan kekuasaannya. Oposisi juga mengkritik kepemimpinan Conde yang dianggap telah gagal meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam pidato terakhir Capres oposisi, Diallo mengutuk tingginya pengangguran dan pelanggaran HAM selama masa kepemimpinan Presiden Conde.

Kini, Petahana Conde tinggal menunggu Mahkamah Konstitusi menyetujui hasil perhitungan suara yang diharapkan akan diumumkan dalam waktu satu minggu. Jika disahkan, Conde akan kembali menjadi Presiden untuk ketiga kalinya dengan masa jabatan enam tahun.

2. Capres Oposisi Diallo mengklaim kemenangan 53 persen suara  

Alpha Conde Menang Pemilu Presiden Guinea untuk Ketiga KalinyaCapres Oposisi Guinea Cellou Dalein Diallo saat memberikan suaranya pada pemilu presiden Guinea, 18 Oktober 2020. twitter.com/Cellou_UFDG

Setelah pemilu presiden yang diadakan pada 18 Oktober berakhir, Senin (19/10) Capres Oposisi Cellou Dalein Diallo mengklaim kemenangannya sebesar 53 persen suara, dilansir dari AP. Diallo juga meragukan independensi otoritas pemilihan yang memicu konfrontasi antara pendukungnya dan pasukan keamanan.

Sementara itu, Uni Afrika dan ECOWAS (Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat) menyatakan bahwa pemilihan umum di Guinea berlangsung adil.

Diallo merupakan mantan Perdana Menteri Guinea di bawah kepemimpinan Presiden Lansana Conte. Diallo telah menjadi pihak oposisi selama kepemimpinan Presiden Conde. Ia kalah dalam pemilu tahun 2010 dan 2015 melawan petahana.

Dengan hasil pemilu yang telah diumumkan komisi pemilihan Guinea pada hari Sabtu (24/10), Diallo menyatakan akan menggugat hasil tersebut ke Mahkamah Konstitusi.

Selain itu, para pendukung Diallo telah kembali ke jalanan ibukota Conakry pada hari Sabtu melakukan protes menentang hasil pemilu yang diumumkan. Melansir dari France 24, warga mengatakan petugas kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Luis Arce Menang Telak dalam Pemilihan Presiden Bolivia

3. 10 orang dilaporkan meninggal dunia selama protes terhadap pemilu terjadi 

Sejak pemilihan umum presiden berlangsung pada 18 Oktober, protes antara pendukung oposisi dan petugas keamanan telah terjadi. Kerusuhanpun tidak dapat dihindari. Menurut pihak oposisi, 27 orang dinyatakan tewas selama sepekan, sementara pejabat berwenang menyebut korban tewas mencapai sekitar 10 orang, dilansir dari Al Jazeera.

Sekjen PBB, Antonio Guterres melalui juru bicaranya Stephane Dujarric mengutuk kekerasan yang terjadi pasca pemilu di Guinea. Ia menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari tindak kekerasan, melakukan dialog bersama, serta menyelesaikan sengketa pemilu melalui mekanisme hukum yang berlaku.

Baca Juga: Paspor Papua Nugini Milik Djoko Tjandra Ternyata Belum Dicabut

Revi Jeane Photo Verified Writer Revi Jeane

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya