Ekstrimis Serang Desa di Kongo, 12 Orang Dilaporkan Tewas

 Kelompok bersenjata ADF diduga lakukan serangan tersebut

Kinshasa, IDN Times – Sebuah desa yang terletak di wilayah timur, Republik Demokratik Kongo diserang oleh kelompok ekstrimis. Serangan yang terjadi pada malam hari itu dilaporkan menewaskan 12 orang.

Melansir dari kantor berita Reuters, Senin (15/3/2021), seorang saksi mata dan dua kelompok hak sipil mengatakan bahwa serangan yang menewaskan 12 orang tersebut terjadi pada Minggu malam (14/3) di desa Bulongo, sekitar 30 kilometer sebelah timur, kota Beni. Mereka bersenjatakan pisau dan beliung untuk mengeksekusi warga desa. Serangan yang terjadi dalam beberapa jam itu juga luput dari pantauan pihak keamanan Kongo.

1. Organisasi pemantau, KST menuduh kelompok bersenjata ADF sebagai pelaku penyerangan 

Melihat situasi tersebut, ada kekhawatiran jumlah korban mungkin lebih banyak. Mambo Kitambal, ketua kelompok masyarakat sipil di Bulongo mengatakan, dengan serangan yang terjadi cukup lama, kemungkinan jumlah korban akan bertambah.

Sebuah organisasi pemantau misalnya menyebut jumlah korban tewas melebihi 12 orang. Kivu Security Tracker (KST) dalam akun twitternya, pada Senin (15/3) menyebut bahwa ada 15 warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut. 

Selain itu, KST juga menuduh kelompok ADF (Allied Democratic Forces) sebagai dalang dari aksi tersebut. Melansir dari Al Jazeera, ADF memiliki reputasi sebagai yang paling kejam dari sekitar 122 kelompok bersenjata yang aktif di empat provinsi di perbatasan timur Kongo. Mereka juga disebut-sebut bertanggung jawab atas lusinan serangan brutal terhadap warga sipil sejak tentara Kongo memulai operasi melawan kelompok mereka sejak tahun 2019.

Meski demikian, ADF sendiri belum memberikan klaim ataupun pernyataan atas tuduhan tersebut.

2. Siapa Allied Democratic Forces (ADF)? 

Ekstrimis Serang Desa di Kongo, 12 Orang Dilaporkan TewasIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

ADF adalah kelompok bersenjata yang berbasis di daerah pengunungan, perbatasan antara Kongo dan Uganda. Mereka dibentuk pada tahun 1995, dan memulai gerakan mereka di Uganda. Menurut laporan PBB, ADF diperkirakan memiliki 1.200 hingga 1.500 pejuang bersenjata yang berlokasi di timur laut, kota Beni, Provinsi Kivu Utara, Kongo.

Salah satu yang menjadi keprihatinan adalah bahwa mereka diduga merekrut anak-anak untuk dijadikan penjuang kelompok mereka. Dalam hal ini, PBB berpendapat bahwa ADF telah melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, termasuk diantaranya tuduhan pelecehan, kekerasan seksual hingga pembunuhan. PBB juga mencatat ADF telah menewaskan sekitar 850 orang tahun lalu.

Baca Juga: Dubes Italia untuk Kongo Tewas dalam Serangan ke Konvoi PBB

3. AS kategorikan ADF sebagai kelompok teroris global 

Ekstrimis Serang Desa di Kongo, 12 Orang Dilaporkan TewasIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Menanggapi tidakan brutal yang telah dilakukan ADF, AS telah mengkategorikan ADF sebagai organisasi teroris asing. Mereka juga dinilai sebagai bagian dari afiliasi kelompok ISIS. Pemerintah Presiden Biden pekan lalu, Rabu (10/3) telah memberlakukan sanksi terhadap kelompok itu.

Melansir dari Associated Press, AS melalui Departemen Keuangan membekukan aset apapun yang mungkin dimiliki kelompok ADF di wilayah yurisdiksi AS serta melarang warga AS untuk berbisnis dengan mereka.

Bersamaan dengan ADF, AS juga memberikan sanksi yang sama untuk kelompok Ansar al-Sunna yang beroperasi di Mozambik. Kelompok ini diduga telah membunuh lebih dari 1.300 warga sipil.

Baca Juga: Dubes Italia untuk Kongo Tewas dalam Serangan ke Konvoi PBB

Revi Jeane Photo Verified Writer Revi Jeane

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya