Konflik Ethiopia Meluas, Roket Hantam Negara Tetangga Eritrea 

Serangan berasal dari pasukan di Tigray 

Addis Ababa, IDN Times – Memasuki pekan kedua konflik antara pemerintah Ethiopia dengan pemimpin yang berkuasa di daerah Tigray, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Dua roket dikabarkan telah ditembakkan ke bandara kota negara tetangga Eritrea pada Sabtu malam (14/11).

Melansir dari laporan BBC pada Minggu (15/11/2020) pejabat diplomat dan media lokal menyebut roket ditembakkan dari wilayah Tigray meleset dari bandara dan mendarat di pinggiran kota. Ledakan terdengar di ibukota Eritrea, Asmara tetapi tidak ada laporan korban luka.

Ketegangan di Ethiopia terjadi sejak pemerintah Ethiopia pada 4 November memutuskan untuk menggempur wilayah Tigray yang dikuasai oleh TPLF setelah sebelumnya PM Ethiopia Abiy Ahmed menyebut TPLF menyerang kamp militer federal di wilayah itu.

Saat ini, konflik yang terjadi telah menyebabkan 25.000 orang dilaporkan mengungsi ke negara tetangga Sudan.

1. Pemimpin di Tigray klaim serangan roket ke Eritrea 

Konflik Ethiopia Meluas, Roket Hantam Negara Tetangga Eritrea Pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Debretsion Gebremichel. facebook.com/tplf.officia

Menanggapi laporan bahwa terjadinya serangan roket di Eritrea berasal dari wilayah Tigray, Ethiopia, pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichel pada Minggu (15/11) kepada Reuters membenarkan serangan tersebut berasal dari mereka.

Roket yang ditembakkan ke arah bandara Eritrea merupakan serangan balasan dimana Gebremichel menyebut bahwa Eritrea telah membantu pemerintah Ethiopia dengan mengirim tank dan ribuan tentara ke Tigray untuk menyerang mereka.

Pekan lalu, tuduhan membantu pemerintah Ethiopia telah dibantah oleh Menteri Luar negeri Eritrea, Osman Saleh Mohammed yang berkata bahwa “kami bukan bagian dari konflik,” dilansir dari Reuters pada Minggu (15/11/2020).

Ini bukan kali pertamanya Eritrea terlibat perselisihan. Sebelumnya, antara tahun 1998 hingga 2000, Eritrea dan Ethiopia berperang memperebutkan wilayah perbatasan. Perang itu telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai pada tahun 2018 dimana Ethiopia telah dipimpin oleh PM Abiy Ahmed. Ia kemudian mendapatkan nobel perdamaian karna berhasil mengakhiri perseteruan di kedua negara.

Melansir dari Al Jazeera, meskipun sudah berdamai, Presiden Eritrea, Isaias Afwerki tetap memusuhi kepemimpinan Tigray karena peran mereka yang menghancurkan dalam perang tahun 1998-2000 itu. Ini kemudian banyak mengiring opini akan keterlibatan Eritrea dalam mendukung pemerintah Ethiopia untuk melawan TPLF.

Meski demikian, kebenaran untuk mengkonfirmasi pernyataan antara pihak-pihak terkait secara independen menjadi sulit karena akses yang terbatas dan komunikasi sebagian besar terputus di Tigray.

2. Sebelumnya, pasukan Tigray juga menembakkan roket ke arah Amhara 

Konflik Ethiopia Meluas, Roket Hantam Negara Tetangga Eritrea Serangan Roket. Ilustrasi. pixabay.com/Gerd Altmann

Negara bagian Ethiopia, Amhara yang berbatasan dengan Tigray juga menjadi sasaran pada Jumat malam (13/11). Satuan tugas darurat pemerintah Ethiopia mengatakan roket ditembakkan ke arah kota Bahir Dar dan juga Gondar.

Satu roket mendarat di luar bandara Bahir Dar, dan satu lainnya menghantam bandara di Gondar yang menyebabkan sebagian tempat rusak, kata seorang pejabat kepada Reuters. Kedua bandara tersebut digunakan untuk mengirim pasukan ke Tigray. TPLF menyebut serangan tersebut sebagai serangan balasan atas serangan udara yang dilakukan pemerintah ke wilayah mereka.

Setidaknya ada dua kejadian yang menggambarkan ketegangan antar kedua pihak sebelum operasi militer menggempur Tigray. Pertama, terjadi pada tahun lalu, ketika PM Abiy Ahmed menggabungkan partai-partai politik ke dalam satu partai. TPLF menolak untuk bergabung. Kedua, TPLF pada bulan Setember lalu, mengadakan pemilihan daerah yang dimana pemerintah Ethiopia telah melarang diadakannnya pemilu akibat pandemik Covid-19.

Baca Juga: Roket Jatuh di Eritrea, Ketegangan di Ethiopia Makin Meningkat

3. 25.000 ribu warga Ethiopia mengungsi ke Sudan untuk menghindar dari konflik 

Dalam laporan terbaru pada Minggu (15/11) media Sudan mengabarkan bahwa sekitar 25.000 warga Ethiopia dikabarkan telah memasuki perbatasan negara bagian Kassala dan al-Qadarif di Sudan, dilansir dari kantor berita Anadolu pada Minggu (15/11/2020).

Pemerintah Sudan pekan lalu, telah menyatakan keprihatinannya atas konflik yang terjadi di Ethiopia. Kedua perbatasan di negara bagian Kassala dan al-Qadarif yang berbatasan dengan Tigray, Ethiopia juga telah di tutup demi mencegah pihak-pihak bersenjata masuk ke wilayah Sudan.

Sudan juga tengah berupaya untuk menampung warga Ethiopia yang melarikan diri. Kepala Komisi Pengungsi Sudan, Abdullah Suleiman menyerukan kepada masyarakat dan organisasi internasional untuk segera memberikan bantuan kepada puluhan ribu pengungsi Ethiopia tersebut.

Baca Juga: Ethiopia Diambang Perang Saudara, Saluran Internet di Tigray Diputus

Revi Jeane Photo Verified Writer Revi Jeane

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya