Rusia Beri Tanggapan atas Temuan Dugaan Racun pada Botol Air Navalny

Rusia : temuan itu sulit untuk dipercaya

Moskow, IDN Times – Sehari setelah video yang dirilis oleh tim oposisi Rusia Alexei Navalny dalam akun instragamnya, Rusia pada hari Jumat (18/9) memberikan tanggapan bahwa temuan itu sulit untuk dipercaya.

Dilansir dari kantor berita TASS, Rusia melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov mempertanyakan keberadaan barang bukti berupa botol air yang tidak jelas dimana.

“Kami tidak dapat menjelaskan mengenai kebenaran temuan itu, karena botol, jikalaupun benar ada, telah dibawa ke suatu tempat di Jerman atau di tempat lain,” jelas Peskov.

Lebih lanjut, Peskov mengatakan bahwa Rusia sampai saat ini belum memiliki bukti dan rekam medis yang menjadi klaim bahwa ada indikasi Navalny diracuni dengan mengunakan Novichok sehingga tidak dapat berkomentar lebih lanjut.

1. Tim Navalny beberkan temuan dugaan racun Novichok pada botol air minum 

Pada hari Kamis (17/9), tim oposisi Rusia, Alexei Navalny, merilis video pada akun instragram Navalny mengenai temuan jejak Novichok pada botol air di kamar hotel Navalny. Mereka mencari dan mengumpulkan apapun yang bisa menjadi barang bukti termasuk botol minum kemasan yang berada di kamar itu.

Sebelumnya, pada 20 Agustus 2020, Navalny dan timnya berada di kota Tomk, Siberia, untuk melakukan kampanye mendukung politisi oposisi dalam pemilihan lokal. Ia kemudian meninggalkan hotel menuju bandara untuk kembali ke Moskow.

Navalnya kemudian merasa sakit saat dalam penerbangan. Pesawat akhirnya melakukan pendaratan darurat di Omsk. Dugaan awal dari timnya bahwa Navalny kemungkinan diracun saat minum teh di bandara. Saat itu, dokter di Omsk tidak menemukan indikasi racun apapun di tubuh Navalny. Curiga dengan sakit tiba-tiba yang diderita Navalny, beberapa orang dari timnya yang masih berada di kota Tomsk, segera melakukan penelusuran di kamar hotel Navalny.

Dua hari setelah itu, pada 22 Agustus, Navalny dipindahkan ke Jerman untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Melansir dari Reuters, tim Navalny mengatakan bahwa barang bukti berupa botol air minum ikut diterbangkan bersama Navalny. Hasilnya, dua minggu kemudian, laboratorium di Jerman menemukan jejak Novichok pada botol tersebut.

2. Rusia membantah dan minta kerjasama untuk penyelidikan lebih lanjut 

Rusia Beri Tanggapan atas Temuan Dugaan Racun pada Botol Air NavalnyAnggota Koordinasi Dewan Oposisi Rusia dan pemimpin partai politik Kemajuan yang sebelumnya disebut Aliansi Rakyat, Alexei Navalny. instagram.com/navalny

Bergabung dengan Jerman, laboratorium di Perancis dan Swedia juga mengungkapkan temuan mereka akan jejak racun Novichok pada kasus Navalny.

Navalny dikenal sebagai politisi oposisi dan juga aktivis antikorupsi yang sangat vokal mengkritik pemerintah Rusia. Ia juga sering melakukan investigasi terhadap kasus-kasus korupsi yang dipublikasikan lewat akun Youtube dan Instagramnya yang sudah ditonton jutaan orang.

Berdasarkan temuan tersebut, pada 17 September, Anggota Parlemen Eropa (MEP) menuntut investigasi internasional mengenai kasus Navalny. Novichok dikategorikan sebagai zat kimia dimana pengunaannya telah dilarang berdasarkan Konvensi Senjata Kimia. MEP dalam press release-nya menyiratkan Rusia-lah yang bertanggung jawab atas kasus Navalny melalui pernyataan bahwa Novichok hanya dapat dikembangkan di laboratorium militer milik negara dan tidak dapat diperoleh oleh individu swasta.

Melansir dari Reuters, Rusia telah membantah dan menyebut pernyataan itu sebagai bentuk politisasi masalah. Rusia mengatakan perlu melihat lebih banyak bukti sebelum penyelidikan kriminal dibuka serta meminta Jerman dan OPCW untuk bekerjasama dalam pertukaran informasi dan data medis.

3. OPCW berikan bantuan teknis terkait Kasus Navalny 

Menanggapi permintaan Jerman terkait penyelidikan temuan dugaan penggunaan zat kimia terlarang dalam kasus Navalny, pada hari Kamis (17/9), OPCW menyatakan telah mengirim tim ahli ke Jerman untuk mengumpulkan sampel biomedis Navalny untuk dianalisis oleh laboratorium yang ditunjuk OPCW. Hasilnya akan dipublikasikan kemudian bersama otoritas Jerman.

Di sisi lain, juru bicara Kremlin, Peskov menyatakan bahwa Rusia telah berusaha untuk mendapatkan hasil tes dari OPCW maupun Jerman, namun belum berhasil. Kedunya dinilai saling "lempar tangan".

“OPCW mengatakan kami tidak tahu apa-apa, berbicaralah dengan Jerman dan Jerman mengatakan kami tidak tahu apa-apa, berbicaralah dengan OPCW,” kata Peskov, seperti dilansir dari TASS.

Baca Juga: Jerman: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Diracun dengan Zat Novichok

Revi Jeane Photo Verified Writer Revi Jeane

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya