Zimbabwe Perpanjang Lockdown dan Segera Vaksinasi

200 ribu dosis vaksin Sinopharm telah tiba di ibukota Harare

Harare, IDN Times – Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, pada hari Senin (15/2) mengumumkan bahwa negaranya akan memperpanjang masa lockdown untuk dua minggu ke depan. Sebelumnya, Zimbabwe telah menerapkan lockdown dari awal tahun ini untuk mencegah meluasnya penyebaran virus COVID-19.

Seiring dengan pengumuman itu, Zimbabwe juga telah menerima 200 ribu dosis vaksin Sinopharm dari Tiongkok. Presiden Mnangagwa menyambut baik vaksin bantuan yang diberikan oleh pemerintahan Tiongkok tersebut dan menyatakan akan segera memulai vaksinasi.

Batch pertama vaksin telah datang. Kita akan memulai vaksinasi untuk warga Zimbabwe pekan ini. Semakin cepat negara kita terlindungi dari virus, akan semakin cepat pula ekonomi Zimbabwe berkembang. Tuhan memberkati, Zimbabwe!,” kata Presiden Mnanggawa dalam akun twitternya, Senin (15/2/2021).

1. Selama lockdown, sekolah ditutup dan pertemuan sosial dilarang 

Zimbabwe Perpanjang Lockdown dan Segera VaksinasiIlustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk menghadapi penyebaran virus COVID-19, Zimbabwe telah menerapkan lockdown sejak awal tahun. Mulanya, masa lockdown hanya berlaku untuk satu bulan, namun telah diperpanjang selama dua pekan dan keputusan terbaru pada Senin (15/2) merupakan perpanjangan untuk kedua kalinya. Presiden Mnangagwa mengatakan bahwa keputusan itu didasari oleh tingkat kematian akibat COVID-19 yang terus bertambah.

“Setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan terbesar bagi kita. Karena itu, saya memperpanjang lockdown nasional selama dua minggu, kata Presiden Mnangagwa, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (15/2/2021).

Menurut data dari Johns Hopkins University yang diakses pada Selasa, 16 Februari 2021, kasus COVID-19 di Zimbabwe tercatat sebanyak 35.222 kasus, dengan angka kematian mencapai 1.410 orang dan angka kesembuhan mencapai 30.759 orang. Meski kasus aktif di negara itu sudah mengalami penurunan, namun Zimbabwe tampaknya tidak mau lengah dan tetap memilih untuk memperpanjang lockdown. Ini mungkin disebabkan oleh kasus positif yang meningkat tajam, dari semula hanya berkisar kurang dari 100 kasus positif per hari menjadi 1.000 kasus per hari pada awal tahun ini. Selain itu, fasilitas kesehatan juga kewalahan menenangani lonjakan pasien.

Selama masa lockdown untuk dua minggu ke depan, sekolah masih tetap tutup dan semua pertemuan sosial dilarang. Warga juga dilarang bepergian antar provinsi. Selain itu, kantor pemerintah hanya akan beroperasi dengan kapasitas 25 persen dan perusahaan swasta yang ingin beroperasi juga diharuskan untuk melakukan tes COVID-19 untuk semua karyawan mereka.

2. Zimbabwe terima 200 ribu dosis vaksin bantuan dari Tiongkok 

Zimbabwe Perpanjang Lockdown dan Segera Vaksinasi200 ribu dosis vaksin Sinopharm dari Tiongkok tiba di Zimbabwe, pada 15 Februari 2021. twitter.com/edmnangagwa

Disisi lain, Zimbabwe telah menerima batch pertama vaksin Sinopharm dari Tiongkok. Ini merupakan sumbangan dari pemerintahan Tiongkok untuk negara di bagian selatan Afrika itu. Sebanyak 200 ribu dosis vaksin Sinopharm telah sampai di ibukota Harare pada Senin pagi waktu setempat.

Dilansir dari Associated Press, Wakil Presiden Zimbabwe, Constantino Chiwenga ikut berada di bandara saat vaksin tersebut datang. Dalam kesempatan itu, ia mengambarkan bagaimana solidaritas dan hubungan baik antar kedua negara tetap terjaga. “Kami tidak menyadari bahwa pada saat dibutuhkan, respons Tiongkok sangat cepat,” kata Wapres Chiwenga.

Diketahui, Zimbabwe termasuk dalam 58 negara penerima bantuan vaksin Sinopharm dari pemerintah Tiongkok. Kerjasama kedua belah negara juga tidak berhenti sampai disitu, Zimbabwe juga telah membeli 600 ribu dosis tambahan vaksin Sinopharm yang diharapkan tiba awal bulan depan.

Menteri Kuangan Zimbabwe, Mthuli Ncube mengatakan akan ada 1,8 juta dosis vaksin yang diperoleh dari Tiongkok, seperti dilansir dari Reuters. Ini adalah pemulaan bagi Zimbabwe yang berencana akan memvaksinasi 10 juta penduduk atau mewakili sekitar 60 persen populasi negara itu untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Selain vaksin dari Tiongkok, Zimbabwe juga tengah bernegoisasi dengan Rusia mengenai pengadaan vaksin Sputnik.

Baca Juga: Menkes Zimbabwe Ditahan karena Korupsi Pembelian Rapid Test Kit Corona

3. Tenaga medis dan petugas di perbatasan menjadi prioritas penerima vaksin tahap pertama 

Zimbabwe Perpanjang Lockdown dan Segera VaksinasiVaksin COVID-19. Ilustrasi. unsplash.com/Hakan Nural

Batch pertama vaksin Sinopharm yang telah datang terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan oleh badan pengawasan obat setempat sebelum vaksinasi dimulai pekan ini. Untuk tahap pertama, Zimbabwe akan memprioritaskan tenaga medis dan petugas imigrasi yang bekerja di pos perbatasan untuk mendapatkan vaksin.

Lebih lanjut, pemerintah Zimbabwe juga telah menganggarkan 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,4 triliun untuk pengadaan vaksin agar rencana vaksinasi 60 persen penduduk dapat terlaksana.

Revi Jeane Photo Verified Writer Revi Jeane

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya