Tukar Tawanan, Ukraina Bebaskan 55 Tentara Rusia dan 1 Kroni Putin

Rusia juga bebaskan 215 pasukan Ukraina

Jakarta, IDN Times - Ukraina dan Rusia telah menyelesaikan pertukaran tawanan pada Rabu (21/9/2022), yang melibatkan lebih dari 300 orang terlibat. Ini adalah pertukaran tawanan terbesar sepanjang perang ini berlangsung.

Sebanyak 215 pasukan dan warga sipil dikembalikan ke Ukraina dengan imbalan pembebasan 55 pasukan Rusia dan seorang oligarki Ukraina Viktor Medvedchuk, kroni Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir oleh The Guardian, Medvedchuk ditangkap pada bulan April, setelah melarikan diri dari tahanan rumah atas tuduhan makar beberapa hari setelah invasi Rusia. Pada saat itu, Zelenskiy menyarankan untuk menukarnya dengan tawanan perang Ukraina yang ditahan oleh Rusia, tetapi Kremlin menolak tawaran itu.

Baca Juga: Cemooh Rusia, Biden: Putin Melanggar Inti Piagam PBB Tanpa Malu

1. 100 Orang yang Dibebaskan Rusia Merupakan Pasukan Sayap Kanan Ukraina, Azov Battalion

Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak pada laman Telegram mengatakan bahwa di antara 215 orang yang dibebaskan oleh Rusia, 100 orang di antaranya merupakan bagian dari Azov Battalion. Yermak menjelaskan para tawanan yang dibebaskan termasuk komandan Azov, Letnan Kolonel Denys Prokopenko dan wakilnya, Svyatoslav Palamar. Komandan Brigade Marinir ke-36 Angkatan Bersenjata Ukraina, Serhiy Volynsky juga dibebaskan.

Menurut Yermak, pembebasan beberapa tawanan perang ini tidak lepas dari peran Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. Para tawanan yang dibebaskan ini tidak langsung kembali ke Ukraina, namun akan tinggal di Turki sampai perang selesai.

Insider melansir bahwa para tawanan ini ditangkap setelah jatuhnya kota Mariupol pada Mei 2022. Azov Battalion sendiri merupakan kelompok yang penuh kontroversi karena dianggap memiliki ideologi neo-Nazi sayap kanan.

Beberapa anggotanya sering dituduh menggunakan pernak-pernik Nazi dan tato logo swastika di tubuhnya. Kelompok ini sendiri didirikan setelah Rusia melakukan invasi pada 2014.

Baca Juga: Zelenskyy Desak PBB Menghukum Rusia melalui Pencabutan Hak Veto 

2. Belum Lama Rusia Juga Membebaskan 10 Tawanan yang Berasal dari Berbagai Negara

Pada hari yang sama, Rusia juga membebaskan 10 orang warga negara asing yang ikut berjuang mendukung Ukraina. Berdasarkan laporan Al-Jazeera, kelompok ini terdiri dari 5 orang warga Britania Raya, 5 orang warga Amerika Serikat, seorang warga Kroasia, seorang warga Maroko, dan seorang warga Swedia. Beberapa di antaranya bahkan sudah dijatuhi hukuman mati setelah ditangkap dan dituduh sebagai tentara bayaran.

Dilansir oleh Reuters, yang berperan sebagai penengah dari pembebasan 10 orang warga negara asing ini adalah Kerajaan Arab Saudi. Mediasi tersebut melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang memiliki hubungan dekat dengan Putin.

“Hal ini merupakan kelanjutan dari komitmen (Mohammed bin Salman) terhadap inisiatif kemanusiaan dalam krisis Rusia-Ukraina,” menurut sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri Saudi.

Baca Juga: Rusia Bebaskan 10 Tawanan Perang yang Ditangkap di Ukraina

3. Viktor Medvedchuk Pernah Mendirikan Partai Politik Pro-Rusia di Ukraina

Selain 55 pasukan Rusia, Ukraina sendiri juga membebaskan tawanan politik, Viktor Medvedchuk. Medvedchuk merupakan salah satu oligarki asal Ukraina yang vokal menyuarakan dukungannya terhadap Rusia. Ia merupakan salah satu kroni penting Putin yang telah memiliki hubungan erat selama 30 tahun. Bahkan Putin adalah wali baptis dari putri bungsu Medvedchuk. 

Menurut Forbes kekayaan dari Medvedchuk mencapai estimasi 620 juta dolar sebelum perang. Saat ditangkap di Ukraina, pihak berwenang menyita sebuah kapal pesiar, 23 rumah, 32 apartemen, 30 bidang tanah, dan 26 mobil.

Medvedchuk ditangkap setelah ia dituduh sebagai makar dengan menjadi pemimpin dari partai politik bernama Ukrainian Choice. Sebuah partai yang mengkritik kedekatan pemerintah Ukraina dengan Uni Eropa dan NATO, dan lebih menginginkan Ukraina untuk bergabung dengan Eurasian Economic Union. Setelah invasi Rusia pada 2022, partai ini dibubarkan dengan tuduhan mempersiapkan kudeta dan bekerja sama dengan Rusia.

Rizaldy Prasetya Photo Writer Rizaldy Prasetya

Menulis tentang sejarah, sepak bola, dan dunia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya