Terduga Pelaku Pembunuhan Kim Jong-Nam Mengaku Dibayar 100 Dollar untuk "Nge-Prank"

Siti Aisyah dan Doan Thi Huong diduga belajar teknik lelucon yang bertujuan meracuni korban.

Pemberitaan terbaru dari China Press, sebuah koran berbahasa China di Malaysia, tentang kasus pembunuhan  Kim Jong Nam, menyebutkan bahwa sebelum meracuni saudara tiri Kim Jong-un tersebut, dua terdakwa telah terlebih dahulu belajar teknik lelucon untuk menyebabkan kematian korban dengan cara diracun.

Siti Aisyah, 25, asal Indonesia dan Doan Thi Huong, 29, asal Vietnam, selama 3 bulan bekerja paruh waktu sebagai wanita panggilan di China, dimana mereka dilatih teknik membunuh secara halus untuk menyebabkan kematian Kim Jong-Nam.

Selama beberapa waktu, seorang pria misterius juga diduga bepergian bersama mereka ke beberapa negara seperti Vietnam dan Korea Selatan, untuk memperkenalkan kepada empat orang yang kini diburu polisi karena terbukti mendalangi pembunuhan ini.

Kedua wanita ini telah berulang kali dilatih sebuah "lelucon" di mana mereka akan menggunakan saputangan untuk menutupi wajah seseorang. Hal ini biasa dilakukan oleh para wanita panggilan saat bersenda gurau dengan pelanggan-pelanggan mereka.

Bukti baru ini tampaknya sesuai dengan penafsiran Kapolri Tito Karnavian bahwa Siti telah berpikir  bahwa ia melakukan ini hanya untuk lelucon. Karnavian menyatakan bahwa dua wanita ini dibayar untuk melakukan lelucon seperti meyakinkan orang untuk menutup mata dan kemudian menyemprotnya dengan air.

"Tindakan semacam itu dilakukan tiga atau empat kali dan mereka diberi imbalan beberapa dolar dengan target terakhir, Kim Jong Nam. Diduga ada bahan berbahaya di penyemprot air yang digunakan," kata Karnavian. "Ia tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah upaya pembunuhan yang direncanakan oleh agen-agen asing."

Setelah keracunan, dua wanita itu dengan cepat keluar memanggil taksi dan melarikan diri. Ibu dari Siti mengatakan bahwa ia terkejut mendengar tentang keterlibatan putrinya dalam kasus ini. Ia menggambarkan putrinya hanya sebagai gadis desa sederhana yang  berjuang untuk menghidupi keluarganya. Siti mengaku bahwa ia dibayar 100 dollar AS untuk "lelucon" itu.

Setelah kegagalan sebagai pengganti ayahnya untuk menjadi "pemimpin tertinggi" Korea Utara, Kim Jong Nam pindah ke Macau, China pada awal 2000-an di mana ia diberi  perlindungan oleh  China. 

Robin Wu Photo Writer Robin Wu

Common sense is a flower that doesn't grow in everyone's garden.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya