Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara Eiffel

Apakah televisi, smartphone dan komputermu berakhir jadi limbah?

New York, IDN Times - Sebuah studi yang digagas oleh PBB dan Asosiasi Limbah Padat Internasional (ISWA) menemukan bahwa pada 2016 lalu, ada sebanyak 45 juta ton limbah elektronik di seluruh dunia.

Studi bertajuk Global E-Waste Monitor 2017 tersebut menyoroti betapa bahayanya limbah sebanyak itu untuk lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Jumlah itu meningkat sebanyak 3,3 juta ton jika dibandingkan pada tahun 2014.

1. Hampir semua perlengkapan rumah tangga yang tak didaur ulang dengan tepat menjadi limbah padat.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelITU - The Global E-waste Monitor 2017

Limbah elektronik merujuk kepada semua barang dan perlengkapan listrik dan elektronik serta bagian-bagiannya yang sudah dibuang oleh pemiliknya tanpa niat untuk mendaur ulangnya. Hampir semua perlengkapan rumah tangga dengan komponen listrik baik yang dicolok atau harus memakai baterai yang dibuang termasuk ke dalam kategori ini.

Misalnya adalah kulkas, pendingin ruangan, smartphone, televisi, komputer, mesin cuci, microwave dan kalkulator. Masing-masing produk memiliki masa hidupnya sendiri. Dengan kata lain, setiap produk memiliki jumlah limbah, nilai ekonomi hingga dampak lingkungan dan kesehatan yang berbeda-beda.

Baca juga: Diduga Terkena Limbah Pabrik, Anjing Ini Berubah Biru

2. Jumlah tersebut setara dengan 4.500 menara Eiffel.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelAdam Birkett via Unsplash

Banyaknya limbah elektronik pada 2016 tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga, urbanisasi, industrialisasi dan perekonomian berbasis digital. Masyarakat semakin mampu untuk membeli beragam produk elektronik yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan.

Untuk memasukannya ke dalam perspektif, 45 juta ton limbah itu setara dengan 4.500 menara Eiffel. Berdasarkan studi tersebut, secara keseluruhan Tiongkok memuncaki daftar negara penghasil limbah elektronik terbesar, disusul oleh Amerika Serikat.

Sementara Australia dan Selandia Baru menjadi penyumbang limbah elektronik terbesar per penduduk dengan hanya enam persennya saja yang didaur ulang.

3. Hanya sedikit limbah elektronik yang didaur ulang.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelGlenn Carstens-Peters via Unsplash

Menurut PBB, hanya ada 8,9 juta ton limbah elektronik yang dikumpulkan dan didaur ulang pada 2016. Mayoritas dibuang begitu saja sebagai sampah. "Hal yang masih mengejutkan...adalah bahwa hanya 20 persen masuk ke tempat pengumpulan resmi dan melalui skema daur ulang," kata Ruediger Kuehr, Kepala Program Siklus Berkelanjutan dari UN University, kepada Reuters.

4. Limbah tersebut setara dengan Rp 746 triliun.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelGreen Chameleon via Unsplash

Hal lain yang juga tak kalah mengejutkan adalah bahwa jika limbah elektronik didaur ulang, ada nilai ekonomi yang sebenarnya bisa diselamatkan. Hanya saja, industri daur ulang belum populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan estimasi PBB, manusia membuang material yang bisa didaur ulang senilai Rp 746 triliun.

5. Ada risiko terhadap kesehatan dan lingkungan yang dihasilkan oleh limbah elektronik.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelANTARA FOTO/REUTERS/Wolfgang Rattay

PBB menegaskan bahwa limbah elektronik yang tak dikelola dengan baik bisa menciptakan persoalan kesehatan serius karena kandungan berbahaya yang terkandung dalam komponen-komponennya. Contohnya adalah kontaminasi udara, air dan tanah.

Proses penghancuran limbah elektronik yang tak sesuai prosedur juga menempatkan manusia serta bumi dalam ancaman berbahaya. Selain itu, PBB juga menggarisbawahi bahwa industri daur ulang yang diurus dengan standar baik juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

6. Jumlah limbah elektronik diprediksi meningkat signifikan pada 2021.

Jika Ditumpuk, Limbah Elektronik pada Tahun 2016 Setara 4500 Menara EiffelLuca Bravo via Unsplash

Dalam kurun waktu enam tahun mendatang, studi itu memprediksi jumlah limbah elektronik akan mencapai 52,2 juta ton. "Ada perdebatan dan kritik tentang meningkatnya 'masyarakat yang suka membuang', yang dikarakterisasi oleh konsumerisme dan tren untuk membuang dan membeli sesuatu yang baru daripada menyimpan dan memperbaikinya," tulis studi itu.

Baca juga: [INFOGRAFIS] "Spesies" Laut Baru Bernama Sampah Plastik

Topik:

Berita Terkini Lainnya