Ada 6 Kasus COVID-19 Baru, Xinjiang Kembali Lockdown

Semua penerbangan keluar dan masuk dibatalkan

Jakarta, IDN Times - Ibu kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, mengonfirmasi sebanyak enam kasus COVID-19 dengan gejala dan 11 asimtomatik sehingga membuat otoritas setempat memberlakukan lockdown mendadak pada Kamis 16 Juli 2020.

Penerbangan dari dan keluar Urumqi dibatalkan, begitu juga dengan transportasi umum seperti kereta dan bus yang dilarang beroperasi. Berdasarkan laporan South China Morning Post, warga panik dengan langkah pemerintah yang tiba-tiba. Mereka buru-buru berbelanja kebutuhan dasar karena khawatir ada larangan bepergian.

1. Lebih dari 80 persen penerbangan batal

Ada 6 Kasus COVID-19 Baru, Xinjiang Kembali Lockdown(Ilustrasi lockdown) IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Penerbangan dari dan keluar kota berpenduduk 3,5 juta jiwa itu dibatalkan demi menghentikan laju penyebaran virus corona. Pada Jumat 17 Juli 2020, ada lebih dari 600 penerbangan yang seharusnya tiba di dan berangkat dari Bandara Internasional Urumqi Diwopu yang batal.

Jumlah tersebut lebih dari 80 persen dari total penerbangan pada hari tersebut. Di media sosial, beberapa mengaku bahwa pemerintah sudah melarang mereka untuk keluar rumah. Yang lain mengaku mendengar orang-orang tidak diizinkan masuk atau meninggalkan sebuah kota lain di Xinjiang yaitu Kashgar.

Komite Partai Komunis di Xinjiang mengatakan: "[Kami] akan dengan tegas memutus jalur transmisi... menguatkan kontrol atas tempat-tempat keramaian, manajemen grid terhadap komunitas dan pedesaan, serta melakukan pengecekan yang ketat di klinik-klinik penyakit demam di berbagai rumah sakit." 

Baca Juga: Resah Gelombang Kedua COVID-19, Wuhan Tes Ratusan Ribu Warga per Hari

2. Penularan terbaru dideteksi pada tengah pekan

Ada 6 Kasus COVID-19 Baru, Xinjiang Kembali LockdownSuasana uji asam nukleat di Beijing, Tiongkok, pada 15 Juni 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Media pemerintah Tiongkok memberitakan bahwa kasus COVID-19 terbaru mulai dideteksi pada Rabu 15 Juli 2020. Otoritas Tiongkok mengatakan ini adalah kasus pertama di Xinjiang setelah kurang lebih 149 hari tidak melaporkan ada penularan virus.

Seorang pengusaha yang baru kembali dari Provinsi Zhejiang ternyata membawa virus. Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menghubungi laki-laki itu untuk menginformasikan bahwa dia harus melakukan tes COVID-19. Rupanya hasil tes menunjukkan dia positif asimtomatik.

Pada Kamis 16 Juli 2020, seorang perempuan berusia 24 tahun dinyatakan positif COVID-19 walau tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Pelacakan kontak pun dilakukan. Hasilnya adalah tiga orang turut dikonfirmasi positif dengan kondisi sama yaitu asimtomatik.

3. Penambahan kasus terjadi pada Jumat

Ada 6 Kasus COVID-19 Baru, Xinjiang Kembali LockdownSuasana di kereta bawah tanah di Shanghai, Tiongkok, pada 16 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Setelah lockdown berlaku, otoritas kesehatan Xinjiang kembali melaporkan ada lima kasus COVID-19 dan delapan lainnya yang asimtomatik antara Kamis tengah malam hingga Jumat tengah hari. Ini membuat total infeksi COVID-19 di Xinjiang dalam satu minggu terakhir menjadi 6 kasus dan 11 tanpa gejala.

Seluruh kasus baru ini muncul dari individu-individu yang berada dalam pemantuan medis. Mengutip BBC, sampai kini, dipercaya ada setidaknya 135 orang yang dipantau oleh otoritas kesehatan setempat.

Strategi pemerintah Tiongkok ketika muncul kasus baru selalu dengan segera melakukan penutupan wilayah lokal dan melakukan tes massal. Ini terlihat di Beijing sebelumnya saat ibu kota melaporkan lonjakan kasus baru.

Namun, situasi di Xinjiang dikhawatirkan lebih sensitif mengingat sebelum pandemik COVID-19 warga lokal sudah menjadi target surveilans pemerintah. Wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim itu tidak bisa bebas bergerak, bahkan ratusan ribu dilaporkan dipaksa masuk ke kamp detensi karena dituduh radikal.

Baca Juga: Tiongkok: Media Barat Sebarkan Berita Palsu Soal Muslim di Xinjiang

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya