Akibat Kabut Asap, Kualitas Udara di Singapura Diprediksi Tak Sehat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Singapura, IDN Times - Kualitas udara di Singapura diprediksi memasuki kategori tidak sehat dalam beberapa jam ke depan. Informasi ini disampaikan oleh Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) pada Kamis malam (12/9).
Situasi ini akan terjadi selama 24 jam sejak pemberitahuan jika angin mengarah ke Singapura dan masalah kabut asap di Sumatra terus berlangsung.
Tidak hanya Singapura yang mengalami persoalan ini. Malaysia bahkan berencana mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan kabut asap tebal membahayakan yang sampai ke negara tersebut.
1. Sebanyak 222 titik api (hot spot) terdeteksi di Sumatra
NEA sendiri mendeteksi ada total 222 titik api di Sumatra yang sebagian besar berada di Riau, Jambi dan Sumatra Selatan per Kamis. Sedangkan di Kalimantan jumlahnya jauh lebih banyak yaitu mencapai 1.264 titik api.
"Kondisi berkabut terjadi karena kabut asap dari Sumatra bagian selatan dan tengah yang terbawa oleh angin," kata NEA, seperti dilansir Channel News Asia.
"Kabut asap sedang hingga pekat terus muncul dari titik-titik api di sana. Sebagian terbawa angin melewati Selat Malaka sehingga berdampak terhadap Singapura dan sejumlah area di Semenanjung Malaysia," tambah NEA.
2. Otoritas Singapura imbau masyarakat tak banyak lakukan aktivitas luar ruangan
Indeks Standar Pencemaran Udara (PSI) sendiri diprediksi mencapai kategori sedang dan kemungkinan besar sampai tidak sehat. Oleh karena itu, NEA mengimbau agar warga yang masih sehat untuk mengurangi segala aktivitas di luar ruangan, terutama mereka yang sudah berusia lanjut, sedang hamil, serta masih balita.
Berdasarkan perkiraan cuaca, NEA mengatakan Singapura akan "diguyur hujan" dalam beberapa hari ke depan. Akan tetapi, cuaca di dua pulau besar di Indonesia itu secara umum akan tetap kering. Ini juga dikhawatirkan akan memicu semakin banyak jumlah titik panas.
Baca Juga: Soal Kabut Asap, Mahathir Mohamad akan Protes ke Jokowi
3. Kualitas udara buruk juga terjadi di lebih dari 20 titik di Malaysia
Editor’s picks
Sementara itu di Malaysia, ada 24 lokasi yang kualitas udaranya tergolong tidak sehat per pukul 10.00 pagi pada Jumat (13/9). Dikutip dari MalayMail, Johan Setia di Selangor menjadi wilayah dengan kategori polusi sangat tidak sehat.
Sedangkan Kementerian Lingkungan Hidup setempat menyebut berdasarkan Indeks Pencemaran Udara, Bukit Klang tetap merupakan daerah yang paling parah terdampak kabut asap. Menurut laporan Straits Times, pemerintah Selangor pun terpaksa menutup 29 sekolah di mana 45.000 siswa akhirnya harus libur.
4. Malaysia meminta Indonesia tidak menyangkal asal kabut asap
Akan tetapi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, membantah bahwa semua kabut asap berasal dari Indonesia. Menurutnya, Malaysia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Indonesia atas munculnya bencana kabut asap.
"Asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalimantan Barat. Oleh karena itu seharusnya (Malaysia) objektif menjelaskannya," ucapnya pada Rabu (11/9).
Lebih lanjut, Siti Nurbaya menilai Malaysia tidak bisa serta-merta hanya menyalahkan Indonesia.
"Karena pemerintah Indonesia betul-betul secara sistematis mencoba menyelesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Tetapi memang harus jelas sumber dari mana, data dari mana. Polanya seperti apa."
5. Malaysia berniat mengirimkan surat kepada Jokowi
Untuk merespons munculnya kabut asap yang sudah mengganggu, Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, Yeo Bee Yin, mengatakan pada Kamis (12/9) bahwa Perdana Menteri Mahathir Mohamad setuju untuk mengirim surat kepada Jokowi.
“Saya telah mendiskusikan masalah ini dengan Perdana Menteri dan dia sudah sepakat untuk menulis sebuah surat untuk Presiden Jokowi guna mendapatkan perhatiannya tentang masalah kabut asap lintas batas," ujar Yeo.
Menurutnya, surat tersebut akan dikirimkan ke Jakarta dalam waktu dekat.
Baca Juga: Balikpapan Masih Dilanda Kabut Asap, Alat Detektor Udara Rusak