Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per Hari

Mereka menilai itu tak berkaitan dengan kepentingan umum

Santa Fe, IDN Times - Korporasi multinasional Nestle berencana untuk menyedot lebih dari 1,1 juta galon air per hari dari sumber mata air Ginnie Springs yang berlokasi di Florida, Amerika Serikat. Keinginan yang sudah disampaikan sejak Juli ini mendapat penolakan keras dari sejumlah aktivis lingkungan hidup.

Ginnie Springs dikenal sebagai bagian dari Sungai Santa Fe yang jernih. Tidak hanya itu, Ginnie Springs juga menjadi tempat para pencinta olahraga air untuk menyalurkan hobi mereka. Bahkan, di sumber mata air ini lah sejumlah kura-kura membangun sarang.

1. Nestle tidak punya izin memompa air dari Ginnie Springs

Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per HariGinnie Springs, Florida, Amerika Serikat. unsplash.com/Maverick Ocean

Seperti yang dituliskan oleh Nestle Waters North America di dalam situs resminya, perusahaan asal Swiss tersebut tidak memiliki izin untuk menggunakan air di Ginnie Springs. Perusahaan air yang mengantonginya dari pemerintah setempat  adalah Seven Springs. Lama izinnya sendiri adalah 20 tahun.

Nestle membeli Seven Springs pada Januari 2019 dan oleh karena itu meminta otoritas berwenang untuk memperbarui izin pemompaan di Ginnie Springs. "Seven Springs meminta pembaruan izin lima tahun dari 20 tahun yang berlaku saat ini untuk pengalokasian air yang sama seperti tertera dalam persetujuan yang ada," tulis Nestle.

2. Nestle hanya perlu membayar Rp1,6 juta untuk mendapat izin

Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per HariIlustrasi. unsplash.com/Carl Cerstrand

Harga izin yang kemudian melegalkan penyedotan skala besar tersebut ternyata tidak mahal, apalagi bagi korporasi sekaliber Nestle. Menurut otoritas berwenang, Nestle hanya perlu membayar Rp1,6 juta untuk izin selama 20 tahun. Nestle sendiri tidak mau membuka berapa jumlah uang yang digelontorkan untuk membeli Seven Springs.

Menurut Nestle, rencana itu akan menghasilkan pengambilan air empat kali lebih banyak dibandingkan yang pernah dilakukan Seven Springs untuk klien sebelumnya dalam sehari. "Nestle Waters Amerika Utara kini membeli air dari Seven Springs dan juga membayar semua biaya terkait infrastruktur pengemasan dalam botol, pengawasan kualitas produk, serta pengiriman air," tulis Nestle.

Baca Juga: Krisis Iklim, Banyak Warga Tuntut Pemerintah dan Korporasi

3. Para aktivis lingkungan menolak rencana Nestle karena dianggap berbahaya

Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per HariAir mineral bermerek Pure Life yang diproduksi oleh Nestle. instagram.com/Nestle

Begitu informasi terkait rencana Nestle itu diketahui publik, sejumlah aktivis menyatakan penolakan. Petisi pun muncul, salah satunya di situs change.org yang kini sudah ditandatangani oleh lebih dari 17.000 orang dari target 25.000.

"Dampak potensial terhadap lahan basah dari pengambilan yang direncanakan itu akan menyebabkan kerusakan bagi spesies-spesies yang terancam punah," tulis pembuat petisi.

"Selain itu, fakta bahwa penggunaan botol air sekali pakai terus menciptakan polusi lingkungan, mengizinkan Nestle untuk mendapatkan persetujuan akan mengurangi level air yang sekarang sudah rendah." Petisi lainnya muncul di situs oursantaferivers.org.

"Semakin banyak Anda memompa, semakin sedikit air yang akan keluar dari sumbernya—ini semakin menurunkan kualitas air." Pembuat petisi juga menegaskan bahwa "bukan Seven Springs atau Nestle yang memiliki sumber mata air tersebut, mereka juga tak mempunyai airnya, melainkan publik itu sendiri".

4. Rencana Nestle dianggap tidak punya muatan kepentingan umum

Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per HariSeorang perempuan sedang minum air mineral produksi Nestle. instagram.com/Nestle

Salah satu organisasi media di Florida yang paling vokal menyuarakan penolakan adalah Orlando Sentinel. Media tersebut sampai memuat pernyataan redaksi terkait ini dengan tajuk "waktunya menghentikan pemberian air di Florida kepada korporasi".

Pihak editorial mengutip laporan dari Howard T. Odum Springs Institute yang menyatakan bahwa status Ginnie Springs adalah D+ yang berarti rendah. Penyebabnya antara lain adalah berkurangnya aliran air karena pemompaan berlebihan.

Alasan penolakan kedua adalah karena sebagai produsen air minum, baik Seven Springs maupun Nestle, tidak dikenai pajak di Florida. "Ini seperti negara punya suplai air bersih yang tidak terbatas (justru sebaliknya)," tulis redaksi.

Anggota dewan organisasi non-profit Our Santa Fe River, Merrillee Malwitz-Jipson dan Jim Tatum, juga menuliskan komentar mereka di media yang sama. Menurut keduanya, pemompaan yang diharapkan Nestle tidak memenuhi syarat kepentingan umum, melainkan satu korporasi saja. Apalagi ketika ada air keran yang bisa diandalkan.

"Menurunkan kualitas sumber mata air milik publik tidak ada dalam kepentingan umum dan akan semakin merusak sumber itu sendiri," tulis keduanya. "Publik tidak butuh produk-produk Nestle. Mereka bisa mendapatkan air minum dari banyak sumber."

5. Nestle membantah berusaha merusak Ginnie Springs

Aktivis Tolak Rencana Nestle Sedot 1,1 Juta Galon Air per HariIlustrasi air mineral kemasan plastik. unsplash.com/Brian Yurasits

Nestle sendiri tidak setuju dengan argumen bahwa pemompaan itu akan merusak Ginnie Springs. Dalam pernyataannya, Nestle mengklaim,"Mata air adalah sumber yang cepat bisa diperbarui ketika diurus dengan benar."

"Nestle Waters Amerika Utara berkomitmen ke level tertinggi untuk menjaga sumber mata air secara berkesinambungan. Kami punya proses yang sangat baik untuk menjamin kesinambungan jangka panjang, dari pemilihan sumber mata air dengan kehati-hatian, sampai pengawasan dan analisis data secara reguler."

Pengawas manajemen air setempat masih belum bisa memutuskan karena pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan kepada Seven Springs belum dijawab secara memuaskan. "Respons pertama mereka tak kami rasa komplet, jadi kami meminta mereka memberikan detil lebih. Begitu merespons, kami akan mengevaluasi informasi itu."

Baca Juga: Shanghai, Kota dengan Manajemen Sampah Paling Otoriter di Dunia

Topik:

Berita Terkini Lainnya