Amerika Serikat dan Eropa Berlomba Uji Coba Calon Vaksin COVID-19

Sebanyak 14.000 orang mendaftar sebagai sukarelawan

New York City, IDN Times - Sejumlah perusahaan medis dunia mulai memasuki fase pengujian calon vaksin untuk pasien virus corona atau COVID-19. Sejak dunia menyaksikan betapa cepatnya virus ini menyebar, korporasi-korporasi yang bergerak di bidang farmasi berlomba-lomba memproduksi vaksin.

Salah satunya adalah Pfizer yang tergolong raksasa produsen obat-obatan di Amerika Serikat. Pada awal Mei lalu, perusahaan berbasis di New York City itu mengungkap kesiapan uji coba vaksin eksperimental ke tubuh manusia. 

1. Pfizer bekerja sama dengan perusahaan farmasi Jerman

Amerika Serikat dan Eropa Berlomba Uji Coba Calon Vaksin COVID-19Murid SD kembali bersekolah saat pandemik COVID-19 di Nagasaki, selatan Jepang, pada 11 Mei 2020. ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS

Dalam memproduksi dan menguji calon vaksin, Pfizer mengumumkan kerja sama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNTech SE. Berdasarkan pelacakan informasi yang tersedia di situs bioworld.com, BioNTech telah mendapatkan izin pengujian dari pemerintah Jerman pada 23 April lalu.

Keduanya juga bersiap uji coba di Amerika Serikat. Untuk mempercepat proses ini, Pfizer sampai mengalihkan produksi obat-obatan lainnya ke kontraktor eksternal, karena ingin fokus terhadap calon vaksin COVID-19.

Melansir CNBC, jika berhasil, Pfizer berharap mendapat lampu hijau dari otoritas berwenang Amerika Serikat setidaknya pada Oktober mendatang, untuk melakukan produksi massal. Pfizer mengaku bisa mendistribusikan hingga 20 juta dosis pada akhir 2020, dan kemungkinan ratusan juta setahun berikutnya.

Baca Juga: [WANSUS] Dirut Bio Farma Bicara Bikin Vaksin Hingga Test Kit COVID-19

2. Tiga perusahaan farmasi Eropa bersiap menuju uji coba pada pertengahan 2020

Amerika Serikat dan Eropa Berlomba Uji Coba Calon Vaksin COVID-19Anggota medis membantu pekerja migran masuk ke ambulans di Singapura, pada 24 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Perusahaan farmasi Italia, Reithera, berkolaborasi dengan Leukocare dan Universalls yang masing-masing berbasis di Jerman serta Belgia untuk mempercepat produksi calon vaksin COVID-19. Upaya ini diawasi langsung oleh Jean-Paul Priells, mantan petinggi divisi vaksin di raksasa obat-obatan dunia, Glaxosmithkline. 

Menurut catatan bioworld.com, fase pengujian disebut akan dimulai pada Juni di Italia. Seandainya calon vaksin tersebut ampuh dan pemerintah Italia memberikan otorisasi, ketiga perusahaan mengaku bisa mendistribusikan sekitar enam juta dosis pada awal 2021. 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial PBB bahwa sudah ada sekitar tujuh sampai delapan kandidat utama.

"Kami fokus pada sedikit kandidat yang mungkin bisa membawa hasil lebih baik dan mempercepat kandidat-kandidat dengan potensi lebih baik tersebut," kata Tedros, seperti dikutip AP. Namun, ia tak menyebut kandidat yang dimaksud.

3. Belasan ribu orang mendaftarkan diri jadi sukarelawan uji coba calon vaksin virus corona

Amerika Serikat dan Eropa Berlomba Uji Coba Calon Vaksin COVID-19Warga berjalan dan bersepeda di sepanjang Broadway Market saat pandemik COVID-19 di London, Inggris, pada 9 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley

Kabar soal kesiapan menguji coba calon vaksin membuat warga di Amerika Serikat dan negara-negara lain mendaftar sebagai sukarelawan. Seperti dilaporkan NBC News, sebanyak 14.000 orang telah memasukkan nama mereka sebagai calon orang yang akan divaksin. Perdebatan muncul karena virus corona belum ada obatnya.

"Tidak setiap hari kita membuat seseorang yang sehat terpapar sebuah patogen," kata Dr Nir Eyal, Direktur Center for Population Level Bioethics di Rutgers University, Amerika Serikat. "Namun, semakin jelas bahwa jalan keluar satu-satunya yang berkesinambungan dari krisis kesehatan dan kemasyarakatan saat ini adalah vaksin, dan ada cara melakukan uji coba yang sangat etis."

WHO sendiri telah merilis dokumen yang bisa menjadi pedoman uji coba agar tidak terjadi penyelewengan. Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat sebelumnya tidak pernah mengizinkan uji coba seperti ini dilakukan, tapi kebuntuan dalam menyudahi pandemik virus corona disebut membuat lembaga itu berubah pikiran.

https://www.youtube.com/embed/cAOQYflb05U

Baca Juga: [UPDATE] Warga Dunia Terinfeksi COVID-19 Tembus 4,25 Juta, AS Dominasi

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya