Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Afghanistan

Lima orang tewas dalam insiden di pesta pernikahan ini

Kabul, IDN Times - Sebuah bom bunuh diri terjadi ketika pesta pernikahan berlangsung di Provinsi Nangarhar, Afghanistan, pada Jumat waktu setempat (12/7). Setidaknya lima orang dilaporkan tewas dan lebih dari 40 lainnya mengalami luka parah.

Menurut keterangan kepolisian yang dikutip BBC, pelaku adalah seorang anak kecil. Juru bicara provinsi tersebut, Attaullah Khugyani, menambahkan bahwa pelaku meledakkan dirinya di dalam rumah target yang merupakan seorang komandan milisi propemerintah.

1. Taliban membantah terlibat

Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di AfghanistanPixabay

Anak kecil tersebut tidak mungkin merencanakan aksinya sendirian. Taliban yang aktif di area itu dicurigai sebagai kelompok yang berada di balik serangan tersebut. Namun, mereka membantahnya. Selain Taliban, ISIS di Afghanistan yang dikenal dengan ISIS Khorasan juga patut diduga sebagai otak serangan.

Kelompok itu pun sebelumnya disalahkan ketika terjadi serangkaian aksi pengeboman mematikan, termasuk bom bunuh diri, di Kabul pada tahun lalu yang menewaskan hingga belasan warga sipil.

Baca Juga: 'Lebih Baik Tinggal di Trotoar Jakarta daripada Afganistan' 

2. Taliban membunuh puluhan anggota milisi pro-pemerintah

Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di AfghanistanPixabay

Bulan Juni lalu, Taliban mengaku bertanggung jawab atas sebuah serangan di Provinsi Baghlan. Setidaknya sebanyak 26 orang anggota milisi pro-pemerintah meninggal dunia. Sedangkan ada 12 lainnya yang terluka.

Milisi pro-pemerintah kerap bekerja sama dengan cabang dari pasukan keamanan Afghanistan. Mereka berusaha mencegah Taliban menguasai lebih banyak wilayah di negara tersebut. Tak hanya Taliban, kelompok lain yang menjadi musuh adalah para pejuang ISIS.

3. Baik Taliban maupun ISIS berulang kali menyabotase proses politik

Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di AfghanistanPixabay

Baik Taliban maupun ISIS selama ini tidak tinggal diam dengan proses politik yang coba dilakukan oleh pemerintah Afghanistan. Misalnya, pemilu. Laporan Human Rights Watch pada 2019 menggarisbawahi persoalan ini.

Pada 22 April 2018, ISIS melakukan aksi bom bunuh diri yang menewaskan 69 orang dan melukai 138 lainnya di pusat pendaftaran calon pemilih. Beberapa hari sebelumnya, Taliban mengeluarkan peringatan agar warga tidak mengikuti Pemilu.

Jika tidak menurut, mereka akan menerima konsekuensi serius. Di hari pemilihan yang jatuh pada 20-21 Oktober, Taliban menjalankan serangan di sejumlah lokasi di Afghanistan yang membunuh dan melukai lebih dari 400 warga sipil.

4. Pemerintah Afghanistan sedang melakukan dialog damai dengan Taliban

Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di AfghanistanANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ismail

Otoritas resmi Afghanistan sudah hampir dua dekade berkonflik dengan Taliban. Ini turut membuat perdamaian semakin sulit tercapai di negara yang berjuang membangun diri pasca invasi tentara Amerika Serikat dan koalisinya di awal 2000-an.

Meski di tengah serangan mematikan yang beberapa diakui dilakukan oleh Taliban, kedua pihak baru memulai pertemuan di Qatar untuk mengakhiri konflik. Puluhan politisi dan aktivis mengikuti pertemuan tersebut, tak terkecuali dari National Islamic Front of Afghanistan yang merupakan salah satu partai besar di negara itu.

"Fakta bahwa kami duduk bersama di sini adalah signifikan, terutama ketika warga Afghanistan merasa tidak ada harapan," kata Sayed Hamid Gailani selaku pemimpin National Islamic Front of Afghanistan.

Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Dialog Damai AS dan Taliban

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya