Arab Saudi Akhiri Pembagian Pintu Masuk Restoran Berdasarkan Gender

Awalnya laki-laki dan perempuan harus masuk terpisah

Riyadh, IDN Times - Pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan baru yang mempermudah operasional industri kuliner. Setelah berdekade menetapkan aturan segregasi gender, kini pemerintah memutuskan untuk mengizinkan laki-laki dan perempuan masuk ke dalam restoran melalui satu pintu yang sama.

Sebelumnya, pembatasan konservatif berbasis jenis kelamin berlaku. Pemilik restoran wajib menyediakan dua pintu masuk berbeda. Satu pintu untuk keluarga dan perempuan, pintu lainnya untuk laki-laki yang datang sendirian. Akibatnya, perempuan dan laki-laki yang tak ada hubungan keluarga dilarang masuk melalui pintu yang sama.

1. Kebijakan baru tak bersifat wajib

Arab Saudi Akhiri Pembagian Pintu Masuk Restoran Berdasarkan GenderIlustrasi salah satu sudut kota di Arab Saudi. unsplash.com/Ryan Pradipta

Pengumuman itu disampaikan oleh Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan melalui Twitter. Dilansir dari Reuters, juru bicara kementerian sendiri menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak wajib dituruti oleh semua restoran. Artinya, aturan pemisahan berdasarkan jenis kelamin masih bisa diterapkan jika pemilik menghendakinya.

Kementerian juga tidak menyinggung tentang aturan yang memisahkan laki-laki dan perempuan dalam urusan tempat duduk di dalam restoran. Begitu pun dengan area-area publik lainnya seperti sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah serta transportasi umum. Kemungkinan besar segregasi masih tetap akan berlaku sampai ada kejelasan.

Baca Juga: [VIRAL] Para Feminis Bercadar di Arab Saudi Tuntut Persamaan Hak Melalui Video Keren Ini!

2. Arab Saudi mengizinkan perempuan menyetir, tapi kritik menilai masih banyak diskriminasi gender

Arab Saudi Akhiri Pembagian Pintu Masuk Restoran Berdasarkan GenderIlustrasi sebuah restoran. unsplash.com/Nick Karvounis

Sejak menjabat, Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) mencoba untuk memodernisasi negaranya. Misalnya, ia mengizinkan perempuan untuk menyetir - aktivitas yang sebelumnya sangat diharamkan. Perempuan juga mulai boleh menonton pertandingan sepak bola di stadion dan pergi keluar negeri tanpa izin wali.

Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan Arab Saudi untuk menunjukkan bahwa negara itu memperhatikan hak asasi manusia. Rapper Amerika Serikat, Nicki Minaj, membatalkan penampilannya di Jeddah World Festival pada pertengahan Juli lalu karena persoalan tersebut.

"Sementara saya ingin sekali tampil di depan fans saya di Arab Saudi, setelah mengedukasi diri saya lebih baik terkait isu itu, saya percaya penting bagi diri saya untuk memperjelas dukungan terhadap hak-hak perempuan, komunitas LGBTQ dan kebebasan berekspresi," kata Minaj, seperti dilansir dari Associated Press.

3. Kerajaan Islam itu masih menarget individu dan kelompok yang tak setuju terhadap pemerintah

Arab Saudi Akhiri Pembagian Pintu Masuk Restoran Berdasarkan GenderIlustrasi sebuah restoran. unsplash.com/Alex Holyoake

Di saat bersamaan dengan upaya untuk menyamakan hak perempuan dan laki-laki, kritik menilai Arab Saudi tetap menarget mereka yang menentang pemerintah. Dilansir dari Al Jazeera, puluhan akademisi, aktivis dan pemimpin agama baik perempuan maupun laki-laki, masih harus mendekam di balik jeruji besi karena memperjuangkan hak-hak yang baru saja diberikan pemerintah.

Puncaknya adalah pembunuhan jurnalis Jamal Khasshogi di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki pada tahun lalu. MBS diduga sebagai dalang dari hilangnya nyawa salah satu wartawan paling vokal itu.

Baca Juga: 5 Hal Seputar Misteri Hilangnya Wartawan Jamal Khashoggi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya