AS Rilis Dokumen Pembunuhan JFK, Ini Isinya

Ada 2.800 dokumen

Donald Trump setuju untuk merilis lebih dari 2.800 dokumen terkait pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35 John F. Kennedy (JFK) yang terjadi di Dallas pada 22 November 1963. Rilis ini untuk memenuhi Undang-undang publik, President John F. Kennedy Assassination Records Collection Act 1992.

Laki-laki yang disebut sebagai pembunuhnya berhubungan dengan Uni Soviet.

AS Rilis Dokumen Pembunuhan JFK, Ini IsinyaTwitter Donald Trump

JFK ditembak ketika ia sedang menaiki mobil di jalan Kota Dallas bersama istrinya yang bernama Jacqueline. Menurut hasil investigasi, pelakunya adalah seorang laki-laki bernama Lee Harvey Oswald.

Ia pernah dipecat dari angkatan bersenjata Amerika Serikat, kabur ke Uni Soviet pada 1959. Pria yang belakangan diketahui sebagai penggemar komunisme itu kembali ke Amerika Serikat pada 1962 dan tinggal di Dallas.

Berdasarkan dokumen yang baru dirilis, badan intelijen Amerika Serikat (CIA) mencatat bahwa Oswald sempat pergi ke Meksiko dan mengontak Kedutaan Besar Uni Soviet di sana pada September 1963.

Lebih lanjut, sebuah sambungan telepon yang disadap CIA menunjukkan Oswald berbicara dengan konsul Uni Soviet, Valeriy Vladimirovich Kostikov. Seorang pejabat FBI, Pappich, mengatakan Oswald bertemu dengan Uni Soviet karena ingin mengurus persoalan visa atau paspor Amerika Serikat.

Sedangkan petinggi CIA menyebut Kostikov adalah anggota badan intelijen Uni Soviet (KGB) dan ia "bertanggungjawab atas sabotase dan pembunuhan". Oswald juga terindikasi memiliki hubungan dengan pemerintah Kuba. Duta Besar Kuba sendiri dilaporkan "sangat senang" atas pembunuhan JFK.

Baca juga: Trump Soal Korut: Jika Dibiarkan, Iblis Akan Menang

FBI mengetahui ada ancaman pembunuhan terhadap Oswald.

AS Rilis Dokumen Pembunuhan JFK, Ini IsinyaANTARA FOTO/REUTERS/Mike Theiler

Oswald meninggal pada 24 November 1963 setelah ditembak oleh seseorang bernama Jack Rubenstein atau Jack Ruby. Sebelum itu, Direktur FBI, J Edgar Hoover, sempat mengingatkan bahwa ada ancaman kematian terhadap Oswald.

"Kami memberitahu kepala kepolisian dan dia meyakinkan kami Oswald akan mendapat perlindungan. Pagi ini kami menghubungi kepala kepolisian lagi untuk mengingatkan kembali akan kemungkinan adanya upaya melawan Oswald dan lagi dia meyakinkan ada perlindungan yang cukup. Ternyata itu tidak dilakukan," tulis Hoover.

Meski Oswald dinyatakan sebagai pelaku tunggal dalam pembunuhan JFK, tapi mayoritas masyarakat Amerika Serikat tidak percaya itu. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh FiveThirtyEight, hanya 33 persen warga yang percaya Oswald mengeksekusi rencananya seorang diri.

Penggemar teori konspirasi meyakini beberapa alternatif. Misalnya, ia dibunuh oleh Lyndon Johnson, yang kemudian naik menggantikan JFK. Lalu, ada yang mempercayai pemerintah Kuba di balik kematian JFK sebab ia berusaha menggulingkan Fidel Castro.

Dalam dokumen itu sendiri disebutkan komisi investigasi kematian JFK berkunjung ke Kuba untuk bertemu Castro. Menurut catatan, Castro berkata bahwa Oswald tidak punya hubungan apapun dengannya maupun pemerintah Kuba.

Baca juga: Menantu Trump Teregistrasi sebagai Pemilih Perempuan

Topik:

Berita Terkini Lainnya