Balas Dendam, Korut Siapkan 12 Juta Brosur Propaganda Anti-Korsel

Korea Utara juga pasang pengeras suara di perbatasan

Seoul, IDN Times - Pemerintah Korea Utara berencana melakukan aksi balas dendam kepada Korea Selatan di tengah semakin memanasnya tensi antara kedua negara dalam beberapa waktu terakhir.

Korea Utara mengaku berencana menyiapkan sebanyak 12 juta brosur propaganda anti-Korea Selatan dan akan mengirimkannya melewati perbatasan dengan memakai sekitar 3.000 balon.

1. Rencana itu diungkap oleh media pemerintah Korea Utara

Balas Dendam, Korut Siapkan 12 Juta Brosur Propaganda Anti-KorselKantor penghubung gabungan Korea di kota perbatasan Kaesong, Korea Utara, diledakkan pada 16 Juni 2020. ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Menurut kantor berita KCNA, Korea Utara sedang memproduksi belasan juta brosur tersebut, walau tidak mengungkap kapan akan disebar ke negara tetangga. Padahal, aksi seperti ini yang sangat dibenci oleh Pyongyang.

"Lembaga-lembaga yang mempublikasikan dan mencetak di semua level di ibu kota telah menyerahkan 12 juta brosur berisi beragam jenis kemurkaan dan kebencian penduduk dari seluruh latar belakang," tulis KCNA.

"Berbagai perlengkapan dan alat mendistribusikan brosur, termasuk lebih dari 3.000 balon berbagai tipe yang mampu menyebarluaskan brosur di wilayah Korea Selatan, telah disiapkan," tambahnya. "Waktu balas dendam semakin dekat."

Kantor berita Yonhap menyebut sejumlah pengamat hubungan Korea memperkirakan aksi balas dendam itu akan dijalankan dalam waktu dekat atau pada Kamis (25/6) saat perayaan 70 tahun Perang Korea yang terjadi pada 1950 sampai 1953.

Baca Juga: Korea Selatan: Korea Utara Ledakkan Kantor Gabungan di Perbatasan

2. Korea Utara juga memasang pengeras suara kembali di perbatasan

Balas Dendam, Korut Siapkan 12 Juta Brosur Propaganda Anti-KorselPark Jung-oh, ketua kelompok pembelot Korea Utara Kuensaem, di Seoul, Korea Selatan, pada 18 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji

Sedangkan sumber dari militer Korea Selatan mengatakan kepada Reuters bahwa Korea Utara sedang memasang kembali sejumlah pengeras suara di perbatasan. Pengeras suara itu dipakai sebagai alat menyebarkan propaganda anti-Korea Selatan.

Seoul sendiri disebut akan melakukan langkah yang sama, tapi masih menanti pergerakan dari Pyongyang. "Kami juga mempertimbangkan memasang kembali pengeras suara kami," ujar sumber tersebut. "Namun, Utara belum memulai siaran apa pun, dan kami hanya bersiap untuk bisa membalas kapan pun."

Penggunaan pengeras suara sebagai cara saling mengirimkan propaganda sudah menjadi bagian dari kebijakan kedua negara selama ini. Akan tetapi, sejak penandatanganan Deklarasi Panmunjom pada 2018 lalu, cara tersebut dihentikan dan pengeras suara dibongkar oleh masing-masing pihak.

3. Kelompok pembelot Korea Utara mengklaim mengirim brosur propaganda anti-Pyongyang lagi

Balas Dendam, Korut Siapkan 12 Juta Brosur Propaganda Anti-KorselPark Jung-oh, ketua kelompok pembelot Korea Utara Kuensaem, di Seoul, Korea Selatan, pada 18 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji

Sementara, kelompok pembelot Korea Utara yang berada di Korea Selatan mengklaim baru saja mengirimkan brosur-brosur propaganda anti-Pyongyang melewati perbatasan pada Senin tengah malam dari kota Paju.

"[Kami] mengirim brosur anti-Korea Utara [ke Korea Utara] antara pukul 11 malam sampai tengah malam pada Senin [dari kota] di Paju," ucap pemimpin kelompok pembelot Park Sang-hak, seperti dikutip Yonhap. Untuk menghindari pengawasan polisi, Park mengklaim kelompoknya mencari lokasi yang sangat gelap.

Park menyebut enam orang dari kelompoknya mengirimkan sebanyak 500.000 brosur menggunakan 20 balon helium berukuran besar. Isinya antara lain 500 brosur soal kisah sukses Korea Selatan dan 2.000 uang kertas satu dolar AS.

Pemerintah Korea Selatan sempat mengatakan menggugat kelompok tersebut karena dianggap membahayakan keselamatan warga di wilayah perbatasan. Publik pun terbelah di mana ada yang mendukung, ada juga yang menilai itu bertentangan dengan hak kebebasan berekspresi di Korea Selatan.

Aktivitas seperti ini memang yang membuat Korea Utara geram sehingga meningkatkan panasnya situasi di Semenanjung Korea. Pada minggu lalu, Korea Utara bahkan meledakkan kantor penghubung gabungan dua Korea di kota perbatasan Kaesong.

Menurut Korea Utara, Korea Selatan "sangat mengetahui" mengapa bangunan "yang sudah kehilangan nilai keberadaan dan arti simbolik" tersebut dihancurkan. Korea Utara menegaskan bahwa Korea Selatan telah melanggar Deklarasi Panmunjom dengan membiarkan propaganda anti-Pyongyang terus terjadi.

Baca Juga: Korea Utara Ungkap Alasan Peledakan Kantor Gabungan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya