Banyak Millennials Makan Sendiri, Pemerintah Jepang Pusing

Bagi pemerintah, ini persoalan serius...

Tokyo, IDN Times - Pemerintah Jepang merilis hasil laporan resmi tentang berapa banyak millennials yang makan sendiri. Ini bukan tanpa alasan. Sebab populasi di negara tersebut kian menua. Banyaknya anak muda yang makan sendirian dipandang sebagai sinyal negatif terhadap demografi.

1. Jumlah mereka kian meningkat

Banyak Millennials Makan Sendiri, Pemerintah Jepang Pusingunsplash.com/Josh Wilburne

Japan Times yang mengutip hasil laporan pemerintah Jepang tersebut memberitakan bahwa semakin banyak anak muda usia 20 tahun ke atas yang makan sendirian lebih dari tiga kali dalam seminggu.

Survei terhadap 1.786 responden itu dilakukan pada November dan Desember 2017. Sebanyak 11 persen mengaku hampir setiap hari makna sendiri. Kemudian, ada 4,3 persen lainnya yang berkata makan sendiri selama empat hingga lima hari dalam seminggu. Angka tersebut, jika dikombinasikan, meningkat sebanyak lima persen dibandingkan pada 2011.

2. Ada beragam alasan mengapa orang Jepang makan sendiri

Banyak Millennials Makan Sendiri, Pemerintah Jepang Pusingunsplash.com/Redd Angelo

Laporan tersebut memang bertema shokuiku atau pendidikan mengenai asupan gizi, tapi implikasinya terhadap populasi Jepang rupanya sangat mencolok. 35,5 persen berkata sebenarnya mereka tidak mau makan sendiri.

Mereka melakukannya sebab tak ada pilihan lain karena jadwal yang tak sesuai dengan teman atau keluarga. 31,1 persen mengaku mereka tak punya teman untuk diajak makan bersama. Sedangkan 27,3 persen tak merasa masalah makan sendiri dan justru menyukainya.

Ini menunjukkan tren terhadap kian meningkatnya jumlah anak muda yang menjomblo atau orang tua tunggal yang tak menikah lagi. Ada juga yang meski memiliki pasangan, tapi tidak punya anggota keluarga.

3. Restoran pun menyesuaikan dengan tren tersebut

Banyak Millennials Makan Sendiri, Pemerintah Jepang PusingKyodo News

Melihat semakin banyaknya anak muda yang terbiasa makan sendiri, restoran pun tak mau ketinggalan mengambil kesempatan. Tak sedikit restoran yang menjual ramen dan yakiniku yang sebelumnya melayani keluarga atau kelompok kini beralih fokus kepada para pelanggan baru. Mereka adalah individu-individu yang menikmati waktu makan sendirian.

Salah satunya adalah restoran terkenal bernama Ichiran. Semua proses dilakukan tanpa membuat pelanggan harus bertatap muka dengan pelayan. Lalu, mereka juga menyediakan sekat-sekat di antara meja satu dengan yang lainnya.

Di sisi lain, laporan pemerintah Jepang menunjukkan bahwa orang-orang yang makan dengan teman atau keluarga lebih banyak mengonsumsi hidangan bernutrisi. Bahkan, mereka yang sangat memperhatikan asupan gizi disebut akan lebih sering makan dengan orang lain.

Topik:

Berita Terkini Lainnya