Benarkah Pengguna TikTok dan Fans K-Pop Sabotase Kampanye Trump?

Banyak kursi kosong di kampanye Donald Trump

Tulsa, IDN Times - Kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tulsa, Oklahoma, pada Sabtu (20/6) menjadi sorotan publik dan media massa. Ini lantaran banyak kursi kosong di lokasi kampanye, BOK Center, sehingga tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh tim kampanye Trump.

Beberapa hari sebelumnya Kepala Juru Kampanye Trump, Brad Parscale, menjanjikan kehadiran pendukung Trump dalam jumlah besar. Apalagi ia mengklaim lewat Twitter bahwa telah ada lebih dari satu juta permintaan tiket untuk datang ke lokasi.

Faktanya, sejumlah reporter mendokumentasikan banyak kursi  kosong. Agenda kampanye di luar gedung juga dibatalkan karena hanya ada belasan orang yang tampak.

1. Trump mengunggah foto dengan angle seolah pendukungnya berjumlah masif

Pada Minggu (21/6), Trump mengunggah foto-foto kampanye di akun Twitter pribadinya dengan menggunakan istilah "the silent majority" atau sekelompok orang dalam jumlah besar yang tidak menyuarakan pendapat mereka karena merasa didiskriminasi oleh sistem yang berlaku.

Menurut Trump, mereka adalah pendukungnya dan semakin kuat dalam menunjukkan sikap. Foto-foto yang dipakai Trump pun memperlihatkan angle seolah lokasi kampanye dipadati oleh orang-orang tersebut. Memang jika tak terlalu diperhatikan, foto-foto itu menyesatkan publik agar percaya dengan klaim tim kampanye Trump.

Baca Juga: Protes George Floyd: Lawan Demonstran, Trump Ancam Kerahkan Militer

2. Para reporter memperlihatkan fakta di lokasi kampanye

BOK Center memiliki kapasitas cukup besar yaitu bisa menampung 19.000 orang. Berdasarkan laporan Departemen Pemadam Kebakaran yang dikutip oleh The New York Times, hanya ada 6.200 tiket yang dipindai. 

Angka tersebut layak dipercaya sebab agar bisa masuk ke dalam gedung, setiap orang wajib menunjukkan tiket yang sudah mereka dapat dari registrasi sebelumnya. Hanya wartawan, staf dan mereka yang berada di ruang VVIP yang tidak perlu melakukannya.

Sejumlah reporter yang meliput langsung juga mengunggah foto-foto yang menunjukkan deretan kursi di bagian atas BOK Center yang kosong. Ini sama sekali berbeda dengan angle foto yang dipamerkan Trump lewat Twitter.

Juru bicara kampanye Trump Tim Murtaugh mengklaim demonstran Black Lives Matter di Tulsa membuat para pendukung petahana dari Partai Republik tersebut tidak bisa masuk ke tempat kampanye. Namun, reporter-reporter di sana lagi-lagi mengatakan sebaliknya. Mereka menyebut hanya sedikit pengunjuk rasa yang melakukan aksi saat itu.

3. Benarkah pengguna TikTok dan fans K-Pop menyabotase kampanye Trump?

Bahkan sebelum kampanye berlangsung, tak sedikit yang memprotes keputusan Trump untuk menemui para pendukungnya secara langsung. Ini mengingat pandemik COVID-19 masih berlangsung di mana menurut para pakar kesehatan publik sebaiknya menghindari kerumunan di dalam ruangan, apalagi tak menjaga jarak dan tanpa masker.

Situasi tersebut yang tampak dari foto-foto yang beredar di media sosial. 

Menariknya, muncul laporan bahwa pengguna TikTok dan fans K-Pop berada di balik banyaknya kursi kosong saat kampanye Trump. Laporan ini bersirkulasi di Twitter dengan beberapa orang tua mengaku anak mereka ikut menyabotase agenda calon presiden tersebut.

"Anak perempuan saya yang berumur 16 tahun dan teman-temannya di Park City Utah punya ratusan tiket (kampanye Trump)," tulis Steve Schmidt. "Anda telah dikerjai oleh remaja-remaja Amerika. @realDonaldTrump Anda telah digagalkan oleh tim Anda. Anda telah ditinggalkan oleh pendukung setia Anda. Tak ada yang suka mendukung tim yang kalah."

Sebuah video viral di TikTok disebut sebagai asal laporan itu. Video yang diunggah perempuan 51 tahun bernama Mary Jo Laupp pada 12 Juni itu berisi kritikan kepada Trump yang ngotot mengadakan kampanye di Tulsa. Ia pun meminta orang-orang mendaftar untuk bisa dapat tiket dan memastikan ada kursi-kursi kosong.

Hanya dengan memberikan nama dan nomor telepon palsu, seseorang bisa langsung memperoleh tiket. Kemudian, mereka bisa menolak untuk hadir saat kampanye. Beberapa akun fans K-Pop juga turut menyebarluaskan pesan tersebut.

Namun, tidak diketahui pasti apakah memang aksi pengguna TikTok dan fans K-Pop itu yang menyebabkan sedikitnya jumlah kehadiran pendukung di kampanye Trump. Tidak ada cara tertentu yang tersedia untuk mengetahui apakah laporan itu benar.

Sementara, kepada ABC News, kepala juru kampanye Brad Parscale menuding media-media memberitakan berita bohong soal Black Lives Matter dan pandemik COVID-19 sehingga membuat orang-orang batal hadir.

"Orang-orang kiri dan troll (tukang ledek) online merayakan kemenangan, berpikir mereka memengaruhi kehadiran kampanye, tak tahu apa yang mereka katakan atau bagaimana kampanye berlangsung," ujarnya.

Baca Juga: Trump Kembali Berkampanye, 6 Staf Terinfeksi Virus Corona

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya