Berusia 88 Tahun, Perempuan Ini Jadi Peraih Gelar Doktoral Tertua di Jepang

Ia harus melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun!

Tokyo, IDN Times - Seorang perempuan berusia 88 tahun menerima gelar doktoral dari Ritsumeikan University pada Sabtu (24/3). Ia adalah seorang profesor yang mengajar di universitas di Kyoto. Ini membuatnya menjadi orang tertua di Jepang yang meraih gelar tersebut.

1. Ia merasa terhormat mendapatkan gelar doktoral yang terkenal prestisius

Berusia 88 Tahun, Perempuan Ini Jadi Peraih Gelar Doktoral Tertua di JepangKyodo News

Dikutip dari Kyodo News, perempuan tersebut bernama Kiyoko Ozeki. Ia mengaku sangat bahagia karena berhasil meraih gelar tersebut. "Aku merasa penuh emosi. Aku merasa terhormat," ujarnya kepada para reporter sebelum wisuda dimulai. 

Menurut pihak universitas, Ozeki yang merupakan warga Nagoya itu sebenarnya tidak menjadi mahasiswa pascasarjana di sana. Namun, thesisnya berhasil membuatnya menerima gelar doktoral. Mengenai topik thesis, Ozeki mengambil fokus aspek kultural dari busana tradisional Jepang pada era Jomon.

Baca juga: Jepang Siap Pamerkan Kondom Super Tipis Saat Olimpiade Tokyo 2020

2. Ozeki melakukan penelitan selama lebih dari 30 tahun

Berusia 88 Tahun, Perempuan Ini Jadi Peraih Gelar Doktoral Tertua di JepangKyodo News

Thesisnya tidak dikerjakan dalam waktu singkat. Pihak universitas mengatakan bahwa Ozeki mengerjakan thesisnya setelah menjalani penelitian selama lebih dari 30 tahun. Ia pernah menjabat sebagai asisten profesor di Tokai Gakuen University dari 1964 hingga 1995. Saat ini ia bergelar profesor emeritus di sana.

3. Perjalanan karir Ozeki terbilang unik

Berusia 88 Tahun, Perempuan Ini Jadi Peraih Gelar Doktoral Tertua di JepangKyodo News

Ozeki adalah lulusan sekolah menengah khusus perempuan. Pada usia 30 tahun, ia bercerai dari suaminya. Untuk bisa bertahan hidup, Ozeki harus membuat boneka. Universitas pun melihat keahliannya dan memintanya untuk mengajar kerajinan tangan.

Dari penelitian tersebut, Ozeki mendapati bahwa pembuat pakaian pada era Jomon tidak memiliki alat perajut kain. Ia menemukan ada banyak teknik untuk membuat pakaian. Namun, Ozeki tidak bisa hanya meneliti dari penampakan kainnya.

Ia mengaku juga harus merajut kain sendiri untuk bisa mendeskripsikannya dalam thesis. Mengingat betapa lamanya ia harus melakukan penelitian, serta bagaimana karirnya dimulai, kesuksesan Ozeki menunjukkan kerja keras tidak mengkhianati hasil.

Baca juga: Lansia Jepang Anggap Kehidupan di Penjara Lebih Baik

Topik:

Berita Terkini Lainnya