Chef Transgender Laporkan Restoran Nobu ke Komnas HAM Malaysia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kuala Lumpur, IDN Times - Shairazi Bahari, seorang chef sushi asal Malaysia, melaporkan restoran sushi Nobu kepada Komnas HAM setempat. Menurut pengakuan Bahari, restoran yang berniat merekrutnya itu telah melakukan diskriminasi terhadapnya.
1. Nobu memintanya untuk berpenampilan dan bersikap seperti laki-laki
Seperti dilaporkan The Guardian, cerita Bahari berawal saat ia menjalani proses perekrutran. Setelah kembali dari Sydney, Bahari melamar untuk menjadi chef di restoran Nobu yang memang terkenal sangat elit tersebut.
Ketika menjalani wawancara, Bahari mengaku memakai pakaian bisnis dan rambut panjangnya digulung ke atas. Di akhir wawancara, pihak Nobu menanyakan bagaimana ia akan mengikuti cara berpakaian di restoran itu yang semuanya adalah laki-laki.
Beberapa hari kemudian, Bahari mendapat telepon dari HRD Nobu. "Dia berkata kepadaku bahwa mereka sangat ingin merekrutku tapi mereka punya masalah dengan penampilanku, dan apakah aku mau mempertimbangkan tawaran itu dengan syarat aku memotong rambutku, memakai seragam pria dan menggunakan toilet pria," ujar Bahari.
Baca juga: Mengenal Dinda Syarif, Wakil Indonesia di Kontes Kecantikan Transgender Kelas Dunia
2. Ia menolak untuk mematuhi persyaratan dari Nobu
Telepon dari Nobu terkait ekspresi gender itu didahului oleh email dari Bahari pada sehari sebelumnya. Ia berusaha meyakinkan Nobu bahwa walau ada kegusaran, tapi ia menegaskan tetap bisa profesional. Hanya saja, pihak HRD itu memberikan tawaran bersyarat.
Editor’s picks
Meski Nobu adalah sebuah restoran yang sangat terkenal di dunia, termasuk di kalangan selebritas dan orang-orang kaya, tapi Bahari tidak merasa itu sepadan dengan apa yang harus ia korbankan. Ia pun langsung menolak tawaran tersebut.
3. Komnas HAM Malaysia sedang melakukan investigasi
Sempat bingung harus melakukan apa, Bahari pun mengikuti sebuah talkshow tentang diskriminasi terhadap komunitas LGBT. Kemudian ia memutuskan untuk melaporkan Nobu kepada Komnas HAM Malaysia pada Februari lalu. Komnas HAM mengaku telah menerima laporan Bahari dan sedang menjalan investigasi.
Nobu sendiri menolak berkomentar. Namun, dalam sebuah email kepada The Guardian, HRD Nobu menyebut alasan mengapa Bahari tak bekerja di tempatnya adalah karena "kandidat tidak cocok dengan persyaratan kami sehingga tidak lolos seleksi".
4. Pernah ada transgender perempuan yang mengaku dipecat KFC karena identitas seksualnya
Pada 2016 lalu seorang perempuan transgender di Virginia, Amerika Serikat, bernama Georgia Carter mengatakan setelah satu jam diterima sebagai karyawan, HRD KFC memecatnya. Dikutip dari ABC13.com, ia dinyatakan diterima setelah menjawab empat pertanyaan saja.
Setelah sampai di rumah untuk mengabari kekasihnya, Carter menerima telepon dari KFC. "Dia berkata,'Pengawasku dan aku punya masalah karena di kartu identitasmu tertulis 'pria', tapi kamu..." dan aku langsung merespons,'Aku transgender,'" kata Carter.
KFC mengatakan bahwa alasannya adalah karena pengelola restoran cepat saji itu tak tahu toilet mana yang bisa digunakan oleh Carter. Selain menegaskan bahwa KFC belum menerimanya—menyebut Carter hanya melakukan wawancara kerja—pengelola juga memintanya untuk mengubah jenis kelamin pada kartu identitas itu.
Baca juga: Youtuber Transgender Ini Dokumentasikan Transisinya Lewat Vlog