Curi Tas Louis Vuitton, Perempuan Indonesia Ditangkap di Melbourne
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melbourne, IDN Times - Seorang perempuan Indonesia dilaporkan mencuri dua tas merek Louis Vuitton di sebuah kawasan di Melbourne, Australia, pada 19 Mei sekitar pukul 12.50 waktu setempat.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Kepolisian Victoria, perempuan yang belum diidentifikasi namanya oleh kepolisian lokal itu kemudian ditangkap di Bandara Internasional Melbourne sebelum melarikan diri ke Indonesia pada Minggu (7/6).
1. WNI berusia 21 tahun itu mengelabui karyawan toko
Perempuan yang berumur 21 tahun tersebut mengunjungi toko Louis Vuitton di kawasan Southbank. Menurut keterangan polisi, ia awalnya mengaku ingin melihat-lihat tas tangan.
Kemudian, ia mengatakan kepada karyawan toko bahwa dirinya mau mencoba beberapa pasang sepatu. Saat si karyawan sedang mencarikan sepatu-sepatu yang diminta di dalam ruang penyimpangan, perempuan tersebut disebut sukses menyembunyikan dua tas, lalu meninggalkan lokasi.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Satu Digit, Australia Rencanakan Pelonggaran Aturan Ini
2. Harga tas curian lebih dari Rp100 juta
Dua tas yang dicuri itu diestimasi seharga Rp107 juta. Selain itu, ia juga dituduh telah mencuri pakaian-pakaian dan aksesoris bermerek lainnya yang diperkirakan seharga Rp486,5 juta. Barang-barang tersebut berhasil ditemukan di tempat tinggalnya yang digeledah polisi setelah mendapatkan surat izin pengadilan.
Namun, polisi tidak mengungkap di mana, kapan dan bagaimana barang-barang tersebut berhasil dicuri. Polisi juga tidak menyebutkan apakah perempuan tersebut bekerja atau memiliki urusan lain di Australia.
3. Persidangan akan digelar pada 2 Oktober
Saat ini, perempuan itu telah dikenai pasal pencurian dan menyimpan barang-barang curian. Akan tetapi, polisi tidak menahannya karena ia telah membayar uang jaminan. Meski begitu, kasus terus berlanjut dan mewajibkannya menghadiri persidangan pertama pada 2 Oktober mendatang.
Baca Juga: Krisis Rohingya, Australia Sebut Tak Perlu Ada Pertemuan Bali Process