Demo Berujung Kematian, Ini Peringatan Xi Jinping kepada Hong Kong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Brasilia, IDN Times - Bentrokan antara demonstran Hong Kong dan polisi anti-huru-hara berujung kepada kematian seorang laki-laki berusia 70 tahun pada Kamis (14/11). Seperti dilaporkan South China Morning Post, korban yang berprofesi sebagai tukang pembersih jalan itu tewas karena sehari sebelumnya terkena lemparan batu bata.
Rumah Sakit Prince of Wales mengonfirmasi ia menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 22.54 waktu setempat. Ia merupakan korban kedua yang meninggal selama demonstrasi berlangsung dalam lima bulan terakhir. Korban pertama, Alex Chow, merupakan seorang mahasiswa yang tewas setelah jatuh dari tempat parkir ketika polisi sedang membubarkan massa.
1. Xi menginstruksikan agar Hong Kong "mengakhiri kekerasan" sebab ini telah "menyanggah one country, two systems"
Beberapa jam sebelum jatuh korban kedua, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyinggung masalah Hong Kong dalam KTT BRICS di Brazil. Ia menegaskan Hong Kong perlu "mengembalikan ketertiban" yang menurutnya telah hilang karena demonstrasi berubah menjadi aksi kekerasan. Ia secara tidak langsung menuding para pengunjuk rasa telah berulah.
Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, ia menyebut "aksi-aksi kekerasan para kriminal yang terus-menerus di Hong Kong telah secara serius menginjak-injak aturan hukum dan tatanan sosial". Kekerasan juga "secara serius merongrong kesejahteraan dan stabilitas Hong Kong, serta menyanggah fondasi prinsip 'one country, two systems'".
2. Tiongkok mendukung Pemimpin Eksekutif dan kepolisian Hong Kong
Xi juga menegaskan kembali dukungan Beijing terhadap otoritas Hong Kong. "Kami akan terus tanpa ragu mendukung Pemimpin Eksekutif [Carrie Lam] untuk memimpin pemerintahan di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong sesuai dengan hukum, mendukung penuh Kepolisian Hong Kong dalam penegakan hukum, dan mendukung penuh Yudisial Hong Kong dalam menghukum para kriminal yang berbuat kekerasan."
Di saat bersamaan, para pengunjuk rasa di Hong Kong mempersiapkan diri untuk menyambut polisi. Bahkan, kampus-kampus pun berubah menjadi benteng di mana mahasiswa-mahasiswa berpenutup wajah membuat bom molotov dan mengumpulkan batu bata guna berjaga-jaga ketika polisi memasuki area universitas.
Editor’s picks
Baca Juga: Wartawan Indonesia yang Kena Peluru Karet Tuntut Penjelasan Hong Kong
3. Xi menandaskan Tiongkok berkomitmen menjaga kedaulatan nasional dan menolak "intervensi kekuatan asing"
Menurut Xi, pihaknya juga tetap berkomitmen untuk "menjaga kedaulatan nasional, keamanan serta kepentingan-kepentingan pembangunan" Tiongkok, termasuk Hong Kong. Xi pun menitikberatkan kembali posisi Tiongkok yang menolak "intervensi kekuatan asing" dalam masalah Hong Kong.
"Determinasi untuk mengimplementasikan prinsip 'one country, two systems' tidak tergoyahkan, dan determinasi untuk melawan intervensi kekuatan asing mana pun dalam persoalan Hong Kong juga tidak tergoyahkan," tuturnya, tanpa menyebut apa dan berasal dari mana campur tangan yang dimaksud.
4. Xi mengulang apa yang dinyatakan Kementerian Luar Negeri Tiongkok
Pernyataan Xi tersebut seperti mengulangi apa yang dikatakan asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok, Zhang Jun, ketika ditanya apakah Hong Kong akan dibahas dalam pertemuan G20 di Osaka, Jepang, pada Juni lalu. Ia mengatakan kepada awak media bahwa tidak ada negara asing yang boleh mendiskusikan isu Hong Kong.
"Apa yang bisa saya katakan secara pasti adalah bahwa G20 takkan mendiskusikan soal Hong Kong. Kami tak akan mengizinkan G20 membicarakan soal Hong Kong," ucap Zhang, seperti dilansir dari The Guardian. "Hong Kong adalah Wilayah Administratif Khusus di Tiongkok. Persoalan Hong Kong murni sebuah masalah internal bagi Tiongkok," tambahnya.
Baca Juga: Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan Demonstran