Demo di Iran, Internet Diblokir dan Korban Tewas Berjatuhan

Warga di berbagai kota protes kenaikan harga bahan bakar

Tehran, IDN Times - Aksi protes yang menjalar ke berbagai kota di Iran dalam beberapa hari terakhir membuat pemerintah menyasar medium komunikasi warga. Setidaknya sejak akhir pekan, masyarakat di Iran sudah tidak bisa lagi mengakses internet yang sengaja diblokir atas perintah Ayatollah Khamenei.

Demonstrasi untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut juga menimbulkan korban jiwa. Menurut laporan media setempat yang dikutip Kantor Komisioner Tinggi HAM PBB, ada belasan orang tewas, beberapa disebut sengaja ditembak aparat. Sementara itu, ada lebih dari 1.000 pengunjuk rasa yang ditangkap.

1. PBB mengeluarkan seruan agar pemerintah Iran menahan diri

Pernyataan resmi PBB tersebut disampaikan pada Selasa (19/11). PBB "menyerukan kepada otoritas dan pasukan keamanan Iran untuk menghindari pemakaian cara paksa untuk membubarkan perkumpulan damai" serta "membatasi penggunaan kekuatan paksa sebesar mungkin, terutama yang berpotensi menimbulkan luka serius atau hilangnya nyawa".

Ini karena PBB menerima laporan bahwa otoritas Iran menembakkan peluru tajam ke kerumunan demonstran dan beberapa di antaranya merenggut hidup korban. Angka yang disodorkan pemerintah Iran sendiri berbeda dengan PBB. Dilansir dari The Guardian, Tehran menyebut ada 12 korban jiwa baik dari pasukan keamanan Iran maupun warga sipil.

2. Pemblokiran internet membuat PBB sulit memverifikasi laporan

Demo di Iran, Internet Diblokir dan Korban Tewas BerjatuhanPresiden Iran Hassan Rouhani mengangkat tangannya saat berpidato di hadapan ribuan warga Yazd, Iran, pada 10 November 2019. ANTARA FOTO/Official Presidential website/Handout via REUTERS

PBB juga menyayangkan keputusan Iran untuk memblokir internet--suatu cara yang dalam beberapa waktu terakhir dipilih pemerintah di berbagai negara untuk membekap suara-suara protes. Salah satu dampaknya adalah kesulitan memverifikasi informasi, misalnya tentang jumlah korban meninggal serta penangkapan.

Oleh karena itu, PBB meminta agar pemerintah Iran segera menyudahi cara ini. "Kami juga menyerukan kepada pemerintah untuk secepatnya mengembalikan akses internet kepada warga Iran, juga bentuk-bentuk komunikasi lainnya, yang memungkinkan adanya kebebasan berekspresi serta akses kepada informasi," tulis PBB.

3. Protes dianggap sebagai hasil dari kekecewaan mendalam yang tak bisa dikesampingkan begitu saja

Demo di Iran, Internet Diblokir dan Korban Tewas BerjatuhanPresiden Iran Hassan Rouhani berpidato di hadapan warga di Yazd, Iran, pada 10 November 2019. ANTARA FOTO/Official Presidential website/Handout via REUTERS

Sementara itu, Khamenei sendiri mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 50 persen dan balik menuding "musuh-musuh Iran" yang menyabotase isu ini sehingga muncul protes besar-besaran. Dilansir dari The Guardian, demonstrasi terjadi di sekitar 100 kota di seluruh Iran sejak Jumat (15/11).

"Beberapa orang, tanpa ragu, khawatir oleh keputusan ini...tapi sabotase dan pembakaran dilakukan oleh para pengacau, bukan warga kami. Kontra revolusi dan musuh-musuh Iran selalu mendukung sabotase dan pelanggaran keamanan dan akan terus begitu," kata Khamanei pada Minggu (17/11).

Ia sendiri mengaku tidak tahu berapa harga bahan bakar minyak sekarang, tapi karena keputusan sudah diambil oleh badan-badan pemerintah, maka ini harus didukung. Presiden Iran, Hassan Rouhani, juga mengumumkan pemangkasan subsidi bagi warga miskin.

Menurut riset yang dilakukan Evans Halshaw, salah satu diler mobil terbesar di Inggris, Iran termasuk ke dalam 10 besar negara dengan harga bahan bakar minyak termurah di dunia. Harga setelah kenaikan 50 persen adalah sekitar Rp5000 per liter. 

Meski begitu, PBB menilai protes ini terjadi sebagai sebuah "indikasi dari kekecewaan yang mengakar dalam dan sudah diketahui, yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja".

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya