Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak Kecil

Si bocah dan ibunya terjebak di antara massa di Beirut

Beirut, IDN Times - Lagu anak-anak yang sempat populer berjudul "Baby Shark" menemukan jalannya untuk menjadi bagian dari protes di Lebanon. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, para demonstran, yang mayoritas adalah laki-laki, menyanyikan sambil memeragakan gerakan tangan khas lagu "Baby Shark".

Momen itu didokumentasikan oleh seorang ibu bernama Eliane Jabbour ketika ia terjebak di tengah-tengah massa di Beirut pada akhir pekan kemarin.

Jabbour, duduk di balik kemudi di dalam mobil, sedang bersama anaknya, Robin, saat peristiwa itu terjadi. Jabbour khawatir Robin akan ketakutan mendengar massa berteriak.

1. Massa menghibur anak Jabbour dengan menyanyikan “Baby Shark”

Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak KecilPengunjuk rasa memakai kostum berpartisipasi dalam sebuah protes anti-pemerintah di kota pelabuhan Sidon, Lebanon, pada 19 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Ali Hashisho

Jabbour mengatakan kepada Reuters bahwa ia meminta sekitar 20-an demonstran untuk tidak berteriak terlalu keras. Alih-alih tidak peduli, mereka justru beramai-ramai menyanyikan lagu "Baby Shark" untuk menenangkan Robin yang duduk di kursi penumpang.

Saat mereka secara spontan mengelilingi mobil Jabbour untuk bernyanyi, anak yang berusia 15 bulan tersebut tampak terkejut, tapi tetap tenang. Ia kebingungan melihat orang-orang dewasa di sekeliling mobilnya memperlihatkan gerakan tangan seperti seekor hiu yang sedang menggigit sambil menari-nari.

Baca Juga: Lagu Baby Shark Lagi Booming, Ini Lho Asal Usulnya

2. Jabbour bersyukur Robin tidak menangis

Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak KecilPendukung pemimpin Hisbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah berseru saat mendengarkan pidatonya yang disiarkan televisi di Baalbeck, Lebanon, pada 19 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Aziz Taher

Jabbour sendiri mengaku bahwa saat itu ia sedang di perjalanan pulang dan tidak sengaja masuk ke tengah-tengah kerumunan demonstran. "Saya katakan kepada mereka, 'Saya bersama anak saya, tolong jangan terlalu keras','" ujar Jabbour kepada The New York Times, mendeskripsikan peristiwa tersebut.

"Dia tidak tertawa, dia terkejut, tapi setidaknya dia tidak menangis," tambahnya. Dalam video itu juga tampak beberapa demonstran menyanyikan "Baby Shark" sambil membalut tubuh mereka dengan bendera Lebanon.

3. “Baby Shark” populer pada 2016

Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak KecilPengunjuk rasa berlari saat mereka membawa ban dalam protes atas memburuknya situasi ekonomi di Dora, Lebanon, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir

"Baby Shark" sendiri menjadi salah satu lagu paling viral di internet. Popularitasnya diawali oleh video yang diunggah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak di Korea Selatan, Pinkfong, pada 2016.

Hingga kini, video "Baby Shark" jadi salah satu yang paling banyak ditonton di YouTube. Saking terkenalnya dan mudah diingat, lirik "Baby Shark" telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa agar anak-anak di beragam negara bisa menikmatinya.

4. Warga Lebanon turun ke jalan untuk memprotes korupsi yang merajalela

Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak KecilDemonstran melakukan aksi duduk bersama saat memprotes situasi ekonomi yang memburuk, di kota Jounieh, bagian utara Beirut, Lebanon, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Imad Creidi

Demonstrasi di Lebanon sendiri mulai terjadi pada minggu lalu. Ribuan warga di sejumlah kota, termasuk Beirut, turun ke jalan untuk memprotes pemerintah yang korup. Mereka tidak hanya meneriakkan yel-yel seperti "Revolusi!", tapi juga sampai melakukan pembakaran ban di sejumlah jalan.

Polisi anti-huru-hara pun menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi pada Jumat (18/10). Setidaknya ada satu pengunjuk rasa yang dilaporkan terluka. Ini diakibatkan oleh penembakan yang dilakukan unit pengaman seorang politisi di Tripoli. Sementara itu, dua pekerja asal Suriah juga dikabarkan tewas di dalam toko di Beirut yang dibakar massa.

5. Demonstran menilai pemerintah mencari cara baru untuk melakukan korupsi

Demonstran di Lebanon Nyanyikan Baby Shark untuk Tenangkan Anak KecilSeorang pengunjuk rasa membawa anjingnya saat asap terlihat dalam protes atas memburuknya situasi ekonomi di Jdeideh, Lebanon, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir

Seperti dilaporkan The New York Times, pemerintah Lebanon baru saja mengumumkan pajak telepon yang dilakukan melalui sejumlah platform ternama seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan FaceTime.

Menurut pemerintah, ini adalah cara untuk meningkatkan pendapatan negara di tengah krisis fiskal.

Warga Lebanon pun tidak terima, apalagi mereka selama ini sudah membayar layanan telepon yang terhitung mahal di kawasan Timur Tengah. Kecurigaan pun muncul terutama karena mereka tahu bahwa hanya ada dua perusahaan telekomunikasi di Lebanon dan keduanya dimiliki oleh negara.

"Selama 30 tahun, kami hidup dalam sistem korup yang sama, dan sekarang tidak ada uang lagi yang tersisa untuk mereka curi," ujar Semaan Khawami, seorang seniman sekaligus demonstran di Beirut.

"Jadi, kini mereka muncul dengan cara-cara baru untuk mencuri dari kami."

Baca Juga: 8 Fakta Unik Lebanon, Negara Timur Tengah Berjuluk Paris of the East

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya