Demonstran Hong Kong Berencana Lakukan Protes di Malam Halloween
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Demonstran Hong Kong berencana melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis malam (31/10) yang bertepatan dengan perayaan pesta Halloween. Kepolisian pun bersiap mengetatkan keamanan karena mereka dikhawatirkan bentrok dengan para pengunjung sejumlah klub malam yang mengadakan acara khusus.
Dilansir dari Reuters, target demonstrasi adalah di tengah kota di mana ada distrik populer yang menjadi lokasi berbagai pusat hiburan malam Hong Kong. Pengunjuk rasa, masih memakai penutup wajah yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah, berniat untuk berjalan kaki dari Victoria Park yang terkenal hingga ke area hiburan di dekat Central.
1. Polisi melarang unjuk rasa
Kepolisian sendiri telah melarang unjuk rasa dengan menyatakan mereka perlu "memfasilitasi perayaan publik". Halloween memang terbilang momen populer di Hong Kong yang sering ditandai dengan berbagai pesta kostum di bar-bar yang juga menyediakan paket hiburan spesial.
Untuk itu, polisi mengumumkan bahwa mereka telah menutup sejumlah jalan yang berada di sekitar area pusat hiburan sejak Kamis siang sampai keesokan harinya. Jika berhasil dilangsungkan, itu akan menjadi pertama kalinya pengunjuk rasa menarget kawasan tersebut.
2. Polisi menyiapkan 3.000 personel untuk pengamanan
Polisi pun dikabarkan menyiapkan 3.000 personel serta tiga water cannon sebagai bentuk pengamanan di sekitar gedung-gedung pemerintah yang berada di sepanjang rute menuju lokasi demonstrasi. Ini karena masih besar kemungkinan bahwa para demonstran akan tetap memaksa untuk berunjuk rasa.
Sedangkan sejumlah pemilik bar mengatakan kepada Reuters bahwa polisi berjanji untuk melindungi mereka tanpa terlalu memperlihatkan diri di sekitar perayaan Halloween. Beberapa pemilik usaha mengaku tidak khawatir. Sedangkan lainnya berkata mereka harus tetap waspada.
Editor’s picks
Baca Juga: Dituding Separatis, Aktivis Hong Kong Didiskualifikasi dari Pemilu
3. Protes di Hong Kong hampir memasuki bulan kelima
Demonstrasi di Hong Kong sendiri sudah berjalan selama hampir lima bulan. Para pengunjuk rasa yang awalnya menuntut pencabutan Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi menambahkan sejumlah agenda pro-demokrasi ke dalam aksi mereka. Misalnya, menuntut pemerintah membebaskan demonstran yang ditahan dan mengizinkan warga Hong Kong memilih pemimpin mereka sendiri.
Di saat bersamaan, pemerintah justru menghalangi aktivis pro-demokrasi yang juga menjadi wajah protes Hong Kong, Joshua Wong, dari mengikuti Pemilu pada November mendatang. Dikutip dari South China Morning Post, ia jadi satu-satunya kandidat yang didiskualifikasi atas dasar posisi politik.
Tanpa menyebut nama Wong, pemerintah menyatakan, "Kandidat tersebut tidak bisa mematuhi persyaratan dalam peraturan elektoral yang relevan, karena mengadvokasi atau mempromosikan 'penentuan nasib sendiri' berlawanan dengan isi deklarasi yang wajib diutarakan oleh kandidat guna menjunjung tinggi Hukum Dasar dan sumpah setia kepada HKSAR (Wilayah Administratif Khusus Hong Kong)."
4. Kerusuhan selama protes berdampak pada kondisi ekonomi Hong Kong
Sementara itu, sektor ekonomi Hong Kong juga terkena dampak kerusuhan yang terjadi selama protes. Tak sedikit toko yang dibakar atau jadi target vandalisme sehingga membuat pemilik usaha harus menghentikan bisnisnya. Begitu juga dengan sejumlah fasilitas umum seperti stasiun kereta api yang dirusak oleh demonstran.
Menurut laporan South China Morning Post, ini membuat penyedia jasa asuransi kebanjiran klaim yang diajukan baik oleh individu maupun pemerintah. Jumlahnya pun tidak main-main yaitu mencapai Rp1 triliun lebih. Angka ini lebih tinggi dibandingkan klaim asuransi pada 2003 ketika Hong Kong dilanda virus SARS (sindrom pernapasan akut berat).
Baca Juga: Banyak Fasilitas Hancur, Klaim Asuransi Hong Kong Capai Rp1 Triliun