Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari Lapangan

Setidaknya tiga wartawan jadi korban intimidasi polisi

Hong Kong, IDN Times - Stasiun radio publik, Radio Television Hong Kong atau RTHK, memutuskan untuk menarik seluruh reporter mereka dari lapangan. Ini karena salah satunya mendapat tembakan proyektil di bagian kepala ketika meliput.

Dalam pernyataan resminya, RTHK menyatakan reporter laki-laki itu menderita luka di atas mata bagian kanan. Ia pun sudah dibawa ke rumah sakit. Reporter itu mengaku tidak tahu apa yang menghantamnya ketika insiden tersebut terjadi.

1. Situasi dianggap sudah tak aman bagi wartawan

Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari LapanganTwitter/@yukisuet1

RTHK juga menginformasikan ada seorang wartawan perempuan dari media lain yang mendapat intimidasi dari aparat. Ketika meliput situasi di sebuah stasiun, ia mengaku ada seorang polisi huru-hara yang mengacungkan senjata api tepat di hadapannya.

"Dengan para jurnalis dari media-media lain juga disemprot menggunakan cairan korosif saat meliput bentrokan, unit Berita Bahasa Inggris dan Peristiwa Terkini di RTHK memutuskan situasi tak lagi aman bagi para reporter kami untuk berada di jalan selama protes Hari Nasional berlangsung," tulis RTHK.

"Reportase selanjutnya pada hari ini akan dikerjakan dari ruang redaksi," lanjut keterangan tersebut.

2. Seorang demonstran ditembak oleh polisi

https://www.youtube.com/embed/uTYfWfd7Yqc

Insiden lainnya yang terjadi hari ini adalah seorang polisi Hong Kong dilaporkan telah menembak satu demonstran di bagian dada. Kepada BBC, kepolisian Hong Kong mengonfirmasi laporan tersebut dan menjadwalkan untuk segera memberikan pernyataan resmi dalam konferensi pers.

Dalam video berdurasi 42 detik yang diunggah kantor berita AFP di YouTube, terlihat seorang pengunjuk rasa laki-laki tergeletak di pinggir jalan. Ia dikelilingi oleh beberapa polisi huru-hara dan paramedis yang memasangkan alat pemberi oksigen. Kausnya sudah disobek dan terlihat ada darah pada tubuhnya.

Baca Juga: Wartawan Indonesia yang Kena Peluru Karet Tuntut Penjelasan Hong Kong

3. Korban sedang bentrok dengan polisi ketika dihantam peluru

Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari LapanganSeorang pria dikawal polisi saat pengunjuk rasa anti pemerintah dan demonstran pro Tiongkok bentrok di distrik Wan Chai, Hong Kong, pada 1 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

AFP kemudian merilis berita yang menyebut insiden itu terjadi di kawasan Tsuen Wan, sebuah titik sentral dalam sejumlah demonstrasi. Berita yang dikutip oleh The Guardian itu menyebut korban adalah satu dari 12 pengunjuk rasa yang memakai penutup wajar. Mereka tengah bentrok dengan enam orang anggota polisi.

Beberapa demonstran membawa payung dan tongkat besi untuk memukul polisi. Satu polisi kemudian tampak menendang korban dan menembakkan selongsong peluru dari jarak dekat ke dadanya. Suara tembakan itu pun membuat kepanikan.

4. Seorang wartawan asal Indonesia juga sempat jadi korban polisi

Pada demonstrasi Minggu (29/9), wartawan Indonesia bernama Veby Mega Indah juga menjadi sasaran peluru karet polisi Hong Kong. Padahal, wartawan 39 tahun yang bekerja untuk Suara Hong Kong News tersebut sudah memakai perlengkapan meliput sesuai standar seperti rompi dan helm dengan tulisan "PERS". Ia terluka di bagian mata sebelah kanan.

Dalam wawancara eksklusif dengan South China Morning Post, Veby yang menjabat sebagai associate editor tersebut menjelaskan situasinya saat insiden terjadi. "Saya sudah memakai sebuah helm dan sepasang googles," tuturnya.

"Saya sedang berdiri bersama wartawan-wartawan lainnya. Saya dengan seorang jurnalis berteriak 'Jangan tembak, kami wartawan'. Tapi polisi tetap menembak," tuturnya.

Usai insiden, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong menuntut harus ada investigasi terkait insiden yang menimpa Veby.

Baca Juga: [BREAKING] Liput Demo Hong Kong, Wartawan Indonesia Kena Peluru Karet 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya