Dikritik karena Minum Obat Malaria, Ini Pembelaan Diri Donald Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membela diri soal keputusannya minum obat malaria hydroxychloroquine untuk melawan virus corona. Pembelaan diri tersebut disampaikannya usai menemui sejumlah senator di gedung Capitol Hill, Washington DC, pada Selasa (19/5).
Sehari sebelumnya, Trump mengaku mengonsumsi hydroxychloroquine sejak seminggu terakhir. Pengakuannya pun langsung mendapatkan kritik dari berbagai pihak sebab tidak ada bukti obat tersebut mampu mengobati COVID-19. Bahkan, pakar medis mengingatkan ada risiko jika mengonsumsinya padahal tidak sedang sakit malaria.
1. Trump menyebut itu adalah keputusan pribadi setiap orang untuk meminum obat
Kepada para reporter yang menemuinya, Trump menilai tidak ada yang salah dengan keputusannya untuk meminum hydroxychloroquine sebagai langkah pencegahan terhadap virus corona. "Saya pikir itu memberikan Anda tambahan level keselamatan," kata dia, seperti dikutip The Hill.
"Namun, Anda bisa bertanya kepada banyak dokter yang mendukung penggunaan obat itu. Banyak pekerja di garis depan takkan bekerja kecuali mereka meminum hydroxy," klaim Trump. "Ini adalah sebuah keputusan individu."
Pada hari yang sama, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan dirinya tidak memakai obat tersebut. "Saya tak (meminumnya), tapi saya takkan marah kepada warga Amerika mana pun yang menuruti saran dokter mereka," kata Pence kepada Fox News.
"Hydroxychloroquine adalah obat yang sudah ada selama lebih dari 40 tahun untuk perawatan malaria. Namun, di proses awal ini, FDA (Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat) mengizinkan apa yang disebut pemakaian tanpa label di mana dokter bisa memberi resep hydroxychloroquine dan aturan yang mereka anggap tepat," tambahnya.
2. Bulan lalu FDA memperingatkan risiko kesehatan karena mengonsumsi hydroxychloroquine untuk merawat atau mencegah COVID-19
Editor’s picks
Apa yang dikatakan Pence bisa diperdebatkan. Dalam pernyataan resmi pada akhir April lalu, FDA mengingatkan "penggunaan hydroxychloroquine atau chloroquine untuk COVID-19 di luar rumah sakit atau percobaan klinis karena ada risiko masalah detak jantung".
"Hydroxychloroquine dan chloroquine tidak memperlihatkan keamanan dan efektivitas untuk merawat maupun mencegah COVID-19," tegas FDA. "Pasien yang juga memiliki masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung dan ginjal kemungkinan akan mengalami risiko lebih tinggi terhadap masalah-masalah jantung saat menerima obat-obatan itu."
Baca Juga: Obama Sindir Trump sebagai Orang Dewasa yang Masih seperti Anak-anak
3. Usai pengakuan Trump, FDA memperlihatkan sikap lunak
Posisi FDA yang tegas terhadap pemakaian hydroxychloroquine untuk pasien COVID-19 melunak setelah pengakuan Trump bahwa dirinya mengonsumsi obat itu. "Keputusan untuk meminum obat apa pun secara mutlak merupakan sebuah keputusan antara setiap pasien dan dokter mereka," kata Komisioner FDA Dr. Stephen Hahn kepada CNBC.
"Hydroxychloroquine dan chloroquine sudah disetujui oleh FDA untuk dipakai merawat malaria, lupus dan rheumatoid arthritis (peradangan sendi)," tambahnya. Dokter Gedung Putih Dr. Sean Conley juga membela keputusan sang presiden menggunakan hydroxychloroquine. Ia sudah mendiskusikan bukti pro dan kontra dengan Trump di mana kesimpulannya adalah potensi keunggulannya melebihi risiko relatifnya.
Baca Juga: Presiden Trump: WHO adalah Badan Boneka Tiongkok