Dikritik Tiongkok, Apple Hapus Aplikasi Peta Detektor Polisi Hong Kong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Apple menghapus aplikasi peta pendeteksi polisi Hong Kong setelah Tiongkok mengungkapkan kegeraman. Aplikasi bernama HKmap.live itu awalnya ditolak oleh Apple, tapi pada awal Oktober kemarin diizinkan untuk masuk ke App Store.
Sejak kemunculannya, South China Morning Post menyebut aplikasi tersebut paling banyak diunduh di Hong Kong untuk kategori perjalanan. Meski begitu, muncul kontroversi di mana para pengkritiknya menilai HKmap.live mendorong demonstran melakukan kerusuhan sehingga membahayakan publik.
1. HKmap.live berada di App Store hanya selama lima hari
Informasi mengenai penghapusan aplikasi HKmap.live disampaikan melalui Twitter oleh pengembangnya pada Kamis pagi (10/10). "App Store menghapus aplikasi kami sekitar setengah jam lalu, ini pernyataan yang disampaikan oleh Apple:
Kami membuat App Store agar menjadi tempat yang aman dan dipercaya untuk menemukan aplikasi. Kami baru mengetahui bahwa aplikasi Anda telah digunakan dalam cara-cara yang membahayakan penegak hukum dan warga di Hong Kong."
2. Awalnya Apple tidak mau menerima aplikasi itu
Identitas developer HKmap.live sendiri masih menjadi misteri. Dari sebuah cuitan yang ditulis developer, Apple sebelumnya diketahui tidak mau aplikasi tersebut ada di App Store. Argumen mereka adalah HKmap.live "berisi konten—atau memfasilitasi, memungkinkan dan mendorong suatu aktivitas—yang tidak sah".
Selain itu, menurut Apple, HKmap.live juga "mengizinkan pengguna untuk menghindari penegak hukum". Developer sendiri membela diri dengan mengatakan bahwa aplikasinya digunakan untuk memberi informasi dan "tidak mendorong aktivitas ilegal". Apple berubah pikiran.
Pada 4 Oktober, Apple memutuskan untuk menyetujui HKmap.live ada di App Store. Sehari setelahnya, warga Hong Kong sudah bisa mengunduhnya. Pengguna bisa saling membagi informasi tentang keberadaan polisi yang disimbolkan dengan emoji anjing. Ini merupakan cemoohan oleh demonstran kepada polisi selama unjuk rasa berlangsung.
Baca Juga: Ribuan Warga Hong Kong Kehilangan Pekerjaan Akibat Demonstrasi
Editor’s picks
3. Tiongkok geram terhadap keputusan Apple
Persetujuan Apple menimbulkan gelombang reaksi negatif di Tiongkok daratan. Tak sedikit netizen yang menilai HKmap.live membahayakan. Sedangkan Harian Rakyat, media propaganda pemerintah Tiongkok, mengecam Apple pada Selasa (8/10). Menurutnya, HKmap.live adalah "perangkat lunak beracun" yang mengkhianati perasaan warga Tiongkok.
"Apple, seperti perusahaan lainnya, seharusnya bisa membedakan antara yang benar dan salah, serta mengerti bahwa pasarnya hanya akan menjanjikan dan besar jika Tiongkok dan Hong Kong baik-baik saja," tulis harian tersebut. Sedangkan Apple belum memberikan komentarnya.
4. Apple punya kepentingan siginifikan di Tiongkok
Apple sendiri diketahui sebagai perusahaan Amerika Serikat yang punya kepentingan sangat besar di Tiongkok. Tidak hanya dari segi penjualan, tapi juga manufaktur di mana banyak komponen produk-produknya dibuat dan dipasang di Tiongkok.
Seperti dilaporkan Wall Street Journal, Apple telah menghapus ratusan aplikasi dalam beberapa tahun terakhir agar sesuai dengan peraturan pemerintah setempat. Salah satunya adalah HKmap.live yang tidak tersedia bagi pengguna Apple di Tiongkok daratan.
5. Pendapatan tahunan Apple senilai miliaran dolar terancam
Besarnya kepentingan Apple di Tiongkok bisa dilihat dari sisi penjualan. Forbes menyebut pada kuarter lalu, Apple menjual produk, aksesoris dan layanannya di Tiongkok senilai Rp127 triliun. Angka ini menurun dari kuarter dua ketika Apple mampu meraup pendapatan sebesar Rp144 triliun, dan pada kuarter pertama sebesar Rp187 triliun.
Selama satu tahun, Apple diperkirakan akan memperoleh pendapatan hampir Rp608 triliun. Harian Rakyat pun menegaskan bahwa Apple akan kesulitan meraih untuk jika membuat Tiongkok tidak aman.
Baca Juga: Demonstran Hong Kong Tetap Pakai Masker Walau Dilarang Pemerintah