Dituduh Terlibat Skandal, Shinzo Abe Dituntut Mundur

Abe sendiri membantah tudingan terlibat skandal kronisme yang menjatuhkan popularitasnya.

Tokyo, IDN Times - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dikabarkan akan mengundurkan diri pada Juni mendatang setelah dituduh terlibat skandal kronisme. Masalah tersebut membuat level popularitasnya terjun bebas dan mengancam elektabilitas partainya.

1. Abe dan istrinya berada di pusaran skandal

Dituduh Terlibat Skandal, Shinzo Abe Dituntut MundurANTARA FOTO/Kyodo via REUTERS

Dikutip dari The Guardian, Abe disebut terlibat skandal kronisme dalam penjualan tanah milik negara kepada pengurus sebuah taman kanak-kanak di Osaka. Berdasarkan rumor yang beredar, ia memutuskan menjual tanah itu dengan diskon sebesar 85 persen.

Bahkan, istrinya yang bernama Akie Abe pun disebut turut terlibat. Abe juga Selain itu, Abe juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk membantu temannya membuka sebuah sekolah. Kedua tudingan ini dibantah berkali-kali oleh Abe.

Baca juga: Jadi Korban Sterilisasi Paksa, Perempuan Jepang Tuntut Pemerintah

2. Abe mengaku akan mengundurkan diri jika terbukti bersalah

Dituduh Terlibat Skandal, Shinzo Abe Dituntut MundurANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato

Setelah membantah bahwa dirinya terlibat skandal, Abe mengaku ia akan mundur dari posisinya bila terbukti bersalah. Bantahan Abe dinilai sulit diterima masyarakat usai Menteri Keuangan Jepang mengaku telah sengaja menghilangkan rujukan ke nama Abe dan istrinya dalam surat-surat penjualan tanah.

Begitu pun dengan tuduhan tentang membantu temannya membuka sekolah. Dokumen resmi yang beredar di publik menyebutkan izin sekolah itu "adalah masalah yang melibatkan Perdana Menteri", dalam hal ini adalah Abe. Tidak diketahui apakah istrinya juga terlibat dalam skandal kedua ini.

3. Abe diyakini sulit mempertahankan ambisi politiknya

Dituduh Terlibat Skandal, Shinzo Abe Dituntut MundurANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-hoon

Stasiun televisi Jepang, Nippon TV, mempublikasikan hasil survei popularitas Abe pada Minggu (15/4). Dilansir dari Reuters, tingkat popularitasnya hanya mencapai 26,7 persen. Ini adalah angka terendah sejak ia menjabat sebagai perdana menteri pada Desember 2012.

Pendahulu Abe, Junichiro Koizumi, menilai ia akan sulit untuk mengikuti pemilu berikutnya dengan situasi seperti sekarang. Koizumi juga berujar bahwa Abe berpotensi membahayakan elektabilitas partainya dalam pemilihan mendatang. Oleh karena itu, ia berharap Abe akan mundur pada 20 Juni mendatang ketika sesi parlemen berakhir.

Di hari yang sama, puluhan ribu massa berkumpul di Tokyo dan sejumlah kota besar lainnya untuk menuntut pengunduran dirinya. Asahi Shimbun melaporkan bahwa mereka secara serentak menyebut Abe adalah "pembohong" dan Jepang saat ini berada dalam "krisis di sebuah demokrasi".

Mereka memprotes pemalsuan dokumen yang menghilangkan nama Abe dan istrinya dalam urusan penjualan tanah negara. Salah satu demonstran, seorang pakar ekonomi bernama Masaru Kaneko, mengatakan itu sama dengan "destruksi bangsa dan demokrasi" di Jepang. "Jika diteruskan, segala bentuk ketidakwajaran atau korupsi bisa dilegitimasi," tegasnya.

Baca juga: Bawa Bayinya, Politisi Perempuan Jepang Diusir Saat Sidang

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya