Dukung Homoseksualitas, Iklan Coca-Cola Diboikot Politisi Hungaria
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Budapest, IDN Times - Poster iklan minuman bersoda Coca-Cola di Hungaria menimbulkan kontroversi. Poster yang dipasang di sejumlah titik di Budapest itu memperlihatkan pasangan homoseksual sedang tersenyum sambil menikmati sebotol minuman dari merek asal Amerika Serikat tersebut.
Menurut Coca-Cola, poster iklan itu dipasang untuk ikut memeriahkan sebuah festival musik bertema "Love Revolution" yang akan dimulai di Hungaria pada Rabu (7/8). Salah seorang politisi senior dari partai konservatif Hungaria dan sejumlah pendukungnya pun mengecam iklan itu.
1. Petisi online muncul untuk mendukung boikot
Iklan Coca-Cola yang merupakan bagian dari seri kampanye "Love is Love" itu memang mempromosikan hubungan sesama jenis. Seperti dilaporkan CNN, seorang politisi dari partai berkuasa Hungaria, István Boldog, menyerukan untuk memboikot produk Coca-Cola atau menghentikan iklan seri tersebut.
Pada Minggu (4/8), laki-laki yang bertugas sebagai juru bicara partai itu melabeli iklan Coca-cola itu sebagai kampanye "provokatif". Sebuah petisi online yang mendukung boikot dan meminta pejabat Hungaria untuk menurunkan iklan Coca-Cola mendapatkan sekitar 25.000 tanda tangan. Ini adalah separuh dari target keseluruhan.
2. Pemerintah menolak pernikahan sesama jenis
Muncul keraguan apakah seruan Boldog dan para pendukung kelompok sayap kanan untuk memboikot iklan pro-LGBT itu akan populer. Pasalnya, Hungaria sendiri mengakui pernikahan sesama jenis. Hanya saja, Perdana Menteri Viktor Orban yang berasal dari partai nasionalis konservatif yang sama dengan Boldog menolaknya.
Dilansir dari The Guardian, penolakan Boldog dan Orban terhadap homoseksualitas digaungkan oleh portal berita sayap kanan. "Lobi homoseksual mengepung Budapest, tidak ada ruang untuk menghindar dari ini," tulis salah satu portal. Meski begitu, partai Boldog dan Orban, Fidesz, yang salah satu misinya memerangi imigran, mengatakan warga Hungaria bebas memilih apakah akan tetap mengonsumsi Coca-Cola.
Editor’s picks
Baca Juga: Muat Daftar 'Cara Deteksi Homoseksual', Koran Malaysia Tuai Protes
3. Dukungan terhadap kelompok LGBT meluas
Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Asosiasi Lesbian, Bay, Biseksual, Trans dan Interseks Internasional pada 2017, sebanyak lebih dari 60 persen orang Hungaria percaya kesetaraan hak harus dinikmati oleh setiap orang, tak peduli apa orientasi seksualnya.
Salah satu aktivis hak-hak gay Hungaria, Tamas Dombos, mengatakan kepada The Guardian bahwa pemerintahnya homofobik tapi juga sadar masyarakat semakin terbuka terhadap kelompok homoseksual. "Propaganda pemerintah dibangun di atas konflik, dan mereka perlu musuh. Setelah Uni Eropa, imigran, LSM dan bahkan tuna wisma, kini mungkin LGBTQ [jadi sasaran]."
4. Coca-Cola tetap pada keputusannya
Coca-Cola Company, produsen minuman tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mendorong keberagaman, inklusi serta kesetaraan. Menurut juru bicara perusahaan, dorongan itu tak hanya di dalam bisnis, tapi juga di masyarakat.
"Sebagai pendukung komunitas LGBTQI yang sudah lama, kami percaya setiap orang punya hak untuk mencintai orang yang mereka pilih. Kampanye yang saat ini berjalan di Hungaria merefleksikan nilai-nilai ini."
Baca Juga: Vatikan Hapus Pernyataan Paus Soal Homoseksual