Facebook Izinkan 60 Perusahaan Raksasa untuk Akses Data Pengguna

Dari Apple, Samsung, hingga Oppo...

Washington, IDN Times - Facebook mengungkap bahwa pihaknya memberikan akses ke data pengguna kepada setidaknya empat perusahaan teknologi Tiongkok. Kongres Amerika Serikat mengkhawatirkan kemungkinan bahwa data tersebut diakses tanpa izin pengguna, dan bisa saja disalahgunakan.

1. Ada 60 perusahaan yang menjadi rekan

Facebook Izinkan 60 Perusahaan Raksasa untuk Akses Data Penggunaunsplash.com/Rami al-Zayat

Seperti dilaporkan Reuters, Facebook menandatangani kontrak kerja sama pembagian data pengguna dengan Huawei, Lenovo Group, Oppo serta TCL Corp. Kontrak tersebut disepakati dengan tujuan agar keempatnya bisa membuat perangkat teknologi dengan user experience seperti milik Facebook.

Kabar mengenai keberadaan kontrak tersebut sebelumnya dilaporkan oleh The New York Times pada Minggu (4/6). Berdasarkan investigasi mereka, ada 54 perusahaan pembuat perangkat elektronik lainnya di seluruh dunia yang menjadi bagian dari kerja sama ini. Contohnya adalah Apple, Microsoft, Samsung serta BlackBerry.

2. Kongres Amerika Serikat mempertanyakan apa yang dilakukan Facebook

Facebook Izinkan 60 Perusahaan Raksasa untuk Akses Data Penggunaunsplash.com/William Iven

Senator Mark Warner, wakil ketua Komite Intelijen di Kongres, ragu jika pemberian akses oleh Facebook tersebut benar-benar bertanggung jawab. Dalam sebuah pernyataan, Warner khawatir tentang adanya Huawei dalam kerja sama tersebut.

"Berita bahwa Facebook menyediakan akses istimewa ke Facebook API kepada pembuat perangkat elektronik Tiongkok seperti Huawei dan TCL melahirkan kekhawatiran yang sah, dan aku menantikan saat mempelajari tentang bagaimana Facebook memastikan bahwa informasi tentang pengguna mereka tak dikirimkan ke server Tiongkok," tulisnya.

3. Belum ada keterangan resmi dari Mark Zuckerberg

Facebook Izinkan 60 Perusahaan Raksasa untuk Akses Data Penggunaunsplash.com/Rodion Kutsaev

Pada Selasa (5/6), Komite Perdagangan Senat Amerika Serikat menuntut pernyataan resmi dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Pasalnya, hasil investigasi The New York Times tersebut belum diketahui ketika Zuckerberg mendatangi Kongres beberapa bulan lalu untuk menjawab pertanyaan terkait skandal Cambridge Analytica.

Facebook sendiri mengatakan bahwa kerja sama dengan sebagian besar perusahaan sudah mulai diakhiri sejak April lalu. Namun, masih banyak yang tetap berjalan seperti biasa. Mereka membantah jika praktik yang dilakukan melanggar privasi pengguna.

Dalam beberapa wawancara, Facebook mengklaim isi kontrak itu sesuai dengan hukum yang berlaku dan mereka memastikan tak ada penyalahgunaan data milik dua miliar pengguna.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya