Filipina Terjunkan 23 Polwan untuk Kurangi Stres Akibat Kemacetan

Kepolisian mengatakan mereka "benar-benar cantik"

Manila, IDN Times - The Philippine National Police-Highway Patrol Group (HPG), atau setara dengan Korlantas Polri di Indonesia, membuat kebijakan baru yang diyakini ampuh membuat para pengendara mematuhi lalu lintas.

Kebijakan itu juga disebut bisa mengurangi tingkat stres mereka akibat kemacetan yang terkenal sangat parah di Manila. Seperti dilaporkan PhilStar Global, kepolisian menerjunkan sebanyak 23 polisi wanita (polwan) ke jalan sebagai strategi terbaru.

1. Para polwan itu diwajibkan berpenampilan menarik

Selama ini salah satu cara untuk membuat pengendara patuh lalu lintas meski di tengah kemacetan adalah dengan mengerahkan petugas bersenjata dari Otoritas Pengembangan Metropolitan Manila (MMDA). Kini, kepolisian menilai "faktor intimidasi" seperti itu tak efektif.

Dalam sebuah segmen di acara talkshow yang ditayangkan televisi setempat, Kepala HPG, Edison Nebrija, mengatakan bahwa 23 polwan itu bisa menjadi jalan keluar. Ia tak mengelak bahwa penampilan memainkan peran penting. Menurutnya, mereka harus "girlfriend material" atau dengan kata lain berparas menarik.

2. HPG menampik anggapan kebijakan ini seksis

Filipina Terjunkan 23 Polwan untuk Kurangi Stres Akibat KemacetanSalah satu polwan Filipina yang ditugaskan mengatur lalu lintas. facebook.com/Highway Patrol Group

Nebrija sendiri membantah bahwa kebijakan terkini itu menunjukkan seksisme di lingkungan kepolisian Filipina. Tudingan itu muncul karena faktor fisik dijadikan penentu apakah para polwan masuk kualifikasi atau tidak. Sebaliknya, ia mengklaim dengan diterjunkannya para polwan ke jalan, HPG sedang melaksanakan program kesetaraan gender.

Baca Juga: Cium Perempuan, Jubir Duterte Sebut Tak Ada Masalah

3. Para polwan diyakini bisa mengalihkan perhatian pengendara laki-laki dari kemacetan

Filipina Terjunkan 23 Polwan untuk Kurangi Stres Akibat KemacetanIlustrasi kota Taguig di Metro Manila, Filipina. unsplash.com/Anirudh Gaur

Akan tetapi, klaim itu justru terlihat kontradiktif dengan tujuan utama yang diharapkan tercapai oleh HPG. Nebrija menyinggung salah satu kawasan, yaitu EDSA, yang tingkat kemacetannya "cukup membuat stres".

Dengan menerjunkan para polwan yang dinilai mampu menjadi "pengalih perhatian", ia menilai panasnya situasi selama macet bisa didinginkan. Artinya, HPG sendiri mengakui bahwa target mereka adalah pengendara laki-laki heteroseksual. Ini memunculkan kekhawatiran terhadap munculnya pelecehan seksual terhadap para polwan.

4. HPG berharap pengendara malu jika ingin melanggar lalu lintas

Filipina Terjunkan 23 Polwan untuk Kurangi Stres Akibat KemacetanIlustrasi kemacetan di kota Taguig, Metro Manila, Filipina. unsplash.com/Joline Torres

Selain untuk menurunkan tingkat stres seperti yang diutarakan Nebrija, juru bicara HPG, Ritchie Claraval, menambahkan bahwa kehadiran 23 polwan itu akan membuat pengendara malu seandainya ingin melanggar lalu lintas. Mereka dipercaya akan berpikir ulang jika berniat tidak tertib di depan perempuan-perempuan cantik.

"Mereka tidak seperti kebanyakan petugas kepolisian, mereka seperti model. Mereka benar-benar cantik. Mereka sungguh-sungguh penarik perhatian," kata Nebrija. "Lebih menyenangkan jika seseorang yang menahan Anda memiliki kepribadian yang juga menyenangkan."

5. Filipina dipimpin oleh presiden yang terkenal seksis

Filipina Terjunkan 23 Polwan untuk Kurangi Stres Akibat KemacetanIlustrasi kota Manila, Filipina. unsplash.com/Charles Deluvio

Walau pada 2018 Filipina menempati peringkat ke-8 sebagai negara dengan kesetaraan gender terbaik menurut World Economic Forum, tapi tingkat seksisme di sana masih tergolong mengkhawatirkan. Ini terutama karena Filipina dipimpin oleh presiden yang sangat terkenal seksis.

Sejak memimpin, Rodrigo Duterte kerap mengeluarkan pernyataan yang merendahkan perempuan. Misalnya, pada Februari 2018 lalu ia mengatakan di hadapan lebih dari 200 mantan tentara komunis bahwa negara seharusnya menembak gerilyawan perempuan di bagian vagina. Menurutnya, itu membuat pemberontak perempuan lebih "tidak berguna".

Pada Juni 2018, ketika berkunjung ke Seoul, Korea Selatan, ia mendaratkan ciuman di bibir seorang perempuan. Juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, membela bosnya, apalagi perempuan tersebut tidak memprotes. "Jika ia tak mengeluh, aku tak merasa orang lain pantas [memprotes]."

Baca Juga: Duterte Perintahkan Tembak Alat Vital Pemberontak Perempuan

Topik:

Berita Terkini Lainnya