Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika Serikat

Cuitan menyinggung politisi yang dekat dengan Erdogan

Istanbul, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Amerika Serikat pada Minggu (6/10). Pemanggilan itu terkait dengan aktivitas akun Twitter kedutaan besar yang tampak baru-baru ini.

Menurut laporan The Guardian, akun tersebut menyukai (like) sebuah cuitan tentang seorang politisi nasionalis Turki yang baru keluar dari rumah sakit. "Hari ini Dubes Amerika Serikat dipanggil ke kementerian untuk memberikan sebuah penjelasan terbuka dan jelas terkait unggahan di media sosial," kata kementerian.

1. Isi cuitan menyinggung politisi yang dekat dengan Erdogan

Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika SerikatPresiden Turki Tayyip Erdogan memberikan sambutan pada pengunjung pameran teknologi dan dirgantara Teknofest di Istanbul, Turki, pada 2 September 2019. ANTARA FOTO/Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Akun Twitter kedutaan rupanya menyukai sebuah cuitan pada sehari sebelumnya. Cuitan itu diunggah oleh seorang netizen bernama Ergun Babahan. Isinya adalah bahwa Turki harus bersiap untuk sebuah periode politik tanpa Devlet Bahceli. Bahceli merupakan pemimpin Partai Gerakan Nasional (MHP) yang tak lain juga sebagai rekan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Keduanya bekerja sama secara politik setelah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan membentuk aliansi formal pada 2018. Salah satu bentuk kerja samanya adalah dukungan MHP kepada AKP untuk mengubah konstitusi negara terkait sistem kepresidenan.

2. Ada kekhawatiran soal kesehatan Bahceli

Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika SerikatANTARA FOTO/Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Bulan lalu, Bahceli yang berumur 71 tahun dilarikan ke rumah sakit. Ini terjadi usai ia merasakan mual. Tak berapa lama kemudian, Bahceli dipastikan bisa meninggalkan rumah sakit. Peristiwa ini semakin membuat kekhawatiran soal kesehatannya meningkat.

Menurut Reuters, cuitan yang disukai oleh akun Twitter Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut dianggap menguatkan spekulasi bahwa ada masalah serius terhadap kondisi Bahceli. Publik membicarakan kemungkinan dunia politik tanpa dirinya.

3. Pihak kedutaan meminta maaf

Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika SerikatIlustrasi salah satu sudut di Turki. unsplash.com/Emre Gencer

Kedutaan mengucapkan permintaan maaf sebanyak dua kali dan menegaskan bahwa itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Permintaan maaf disampaikan pada Sabtu malam (5/10) dan satu lagi pada Minggu (6/10) setelah Dubes Amerika Serikat dipanggil oleh kementerian. Cuitan yang disukai itu juga sudah dihapus dari laman Twitter kedutaan.

"Kami meminta maaf atas kesalahan yang terjadi di akun Twitter kami kemarin. Kami tidak mengasosiasikan diri kami dengan Ergun Babahan dan kami juga tidak mendukung atau setuju dengan isi cuitannya. Kami tegaskan lagi penyesalan kami atas kesalahan tak disengaja ini," tulis pihak kedutaan.

4. AKP berkata permintaan maaf saja tidak cukup

Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika SerikatIlustrasi salah satu sudut kota di Istanbul, Turki. unsplash.com/Samet Kurtkus

Walau kedutaan sudah meminta maaf, tapi partai Erdogan menilai ini tidak cukup. Juru bicara AKP, Omer Celik, berkata Departemen Luar Negeri dan Kedutaan Besar Amerika Serikat perlu menyelidiki persoalan ini.

"Ini menunjukkan bahwa beberapa orang yang bekerja di kedutaan sedang melakukan upaya khusus untuk merusak hubungan antara kedua negara," tulis Celik dalam akun Twitter pribadinya.

"Kedutaan Besar Amerika Serikat perlu mencoba mengerti Turki tidak melalui orang-orang yang berhubungan dengan organisasi-organisasi teroris, tapi orang-orang yang mampu melakukan analisis tepat."

5. Hubungan Turki dan Amerika Serikat naik-turun

Gara-gara 'Like' Twitter, Turki Panggil Dubes Amerika SerikatPresiden Amerika Serikat Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Narendra Modi di sela-sela Sidang Umum Tahunan PBB di New York City, New York, Amerika Serikat pada 24 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Hubungan antara Turki dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun belakangan memang mengalami pasang dan surut. Salah satu yang terbaru adalah ancaman Erdogan untuk meluncurkan serangan udara dan menerjunkan tentara untuk memerangi milisi Kurdi di Suriah. Amerika Serikat menyatakan penolakan terhadap rencana tersebut.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya