Gara-gara Video Satir, Hubungan Tiongkok dan Swedia Renggang

Tiongkok menyebut orang Swedia punya "Sinofobia"

Stockholm, IDN Times - Pemerintah Tiongkok menyampaikan protes kepada Swedia usai penayangan sebuah video satir di stasiun televisi Sveriges Television (SVT) pada awal pekan ini. Konten video tersebut, menurut pemerintah, berisi rasisme terhadap masyarakat Tiongkok sehingga harus ada permintaan maaf dari stasiun televisi tersebut.

1. SVT Humor membahas reputasi wisatawan Tiongkok di luar negeri

https://www.youtube.com/embed/GpjkURzcgi8

Semua diawali ketika program satir SVT Humor membahas tentang reputasi wisatawan Tiongkok yang berlibur ke luar negeri. Pembawa acara SVT Humor mengutip artikel yang memberitakan bahwa ada tanda berbahasa Mandiri di luar Museum Louvre, Paris, di mana mereka dilarang buang air besar di sana.

Kemudian, ada juga artikel soal vandalisme yang dilakukan turis Tiongkok di situs bersejarah Mesir. Terakhir, si pembawa acara menyinggung soal pengusiran wisatawan Tiongkok dari sebuah hotel di Stockholm karena ia salah tanggal pemesanan kamar, tapi menolak untuk pergi dari sana.

Baca Juga: Siapa Uighur dan Mengapa Tiongkok Diduga Mendiskriminasi Mereka?

2. Video satir SVT Humor pun dianggap rasis oleh pemerintah Tiongkok

Gara-gara Video Satir, Hubungan Tiongkok dan Swedia RenggangHandout via South China Morning Post

SVT Humor pun melangkah lebih jauh dengan membuat video yang khusus ditujukan untuk wisatawan Tiongkok. Video itu memperlihatkan seorang perempuan Swedia menjelaskan soal tata krama di negaranya seperti dilarang pipis atau buang air besar di tempat umum atau bahwa mereka makan dengan menggunakan garpu serta pisau.

Kemudian, perempuan tersebut juga mengatakan bahwa negaranya menganut toleransi serta kesetaraan sebab di sana ada orang berkulit hitam dan homoseksual, tapi "prinsip ini tak berlaku bagi orang Tiongkok". SVT sendiri mengunggahnya ke situs seperti YouTube milik Tiongkok agar orang-orang di sana bisa menontonnya.

Setelah viral, video itu menjadi pemberitaan besar di Tiongkok. Pemerintah pun menanggapi dengan geram. Dikutip dari The Local, Kepala STV Entertainment bernama Thomas Hall mengaku dihubungi pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Swedia yang menyebut video itu berisi "Sinofobia" serta menuntut permintaan maaf.

Kedutaan Besar Tiongkok menyebut program itu "melanggar prinsip-prinsip dasar moral manusia". Bahkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang mengatakan itu merupakan "penghinaan menjijikkan dan serangan keji kepada Tiongkok dan orang Tiongkok". Ia pun mengecam STV karena, menurutnya, telah melakukan pelanggaran kode etik media.

3. STV mengakui tujuan dari video satir itu tak tersampaikan

Gara-gara Video Satir, Hubungan Tiongkok dan Swedia RenggangSTV

Menyusul protes dari Tiongkok, SVT mengatakan bahwa video itu sudah dihapus oleh pihak ketiga. Hall pun mengakui bahwa pesan yang ingin diberikan tidak tersampaikan dengan baik. 

"Ini kesalahan kami karena pesan keseluruhan tak tersampaikan, dan kami paham ini mengecewakan beberapa orang, yang kami sesali juga," ujarnya.

Meski begitu, Hall menggarisbawahi bahwa pihaknya tidak akan meminta maaf kepada pemerintah Tiongkok. Kementerian Luar Negeri Swedia juga menegaskan tentang kebebasan berekspresi di negaranya sehingga tidak akan mengambil aksi lebih untuk menanggapi protes Tiongkok.

Sementara itu, otoritas Tiongkok secara sepihak menganggap penyesalan SVT sebagai bentuk permintaan maaf yang "tidak tulus". Dalam pernyataan yang dikutip South China Morning Post itu mereka mengatakan, "Sekali lagi kami menuntut staf stasiun televisi dan program itu untuk mengungkapkan permintaan maaf yang tulus kepada rakyat Tiongkok."

Baca Juga: PBB Peringatkan Tiongkok Soal Penawanan Muslim Uighur

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya