Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan Meninggal

Israel mengaku membunuh pemimpin jihadis Baha Abu al-Atta

Yerusalem, IDN Times - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas menyusul kematian pemimpin kelompok Jihad Islam asal Palestina, Baha Abu al-Atta, dalam serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel pada Selasa (12/11). Dilansir dari Haaretz, sesaat setelahnya, Jihad Islam dan Hamas menyatakan niat untuk membalas dendam.

Kemudian, serangkaian roket diluncurkan dari Gaza ke Israel. Ini mengaktifkan sirene di sejumlah titik di Israel. Menurut pernyataan militer setempat, ada sekitar 200 roket yang diluncurkan oleh kelompok tersebut dan 20 di antaranya berhasil diintersep oleh sistem pertahanan rudal Kubah Besi (Iron Dome).

1. Setidaknya 10 orang Palestina dilaporkan tewas

Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan MeninggalSistem anti-rudal Iron Dome menembakkan rudal intersepsi saat roket diluncurkan dari Gaza menuju Israel seperti yang terlihat dari kota Ashkelon, Israel, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen

Israel pun membalas dengan melakukan sejumlah serangan udara. Menurut laporan otoritas medis di Jalur Gaza yang dilansir oleh Al Jazeera, ada total 10 warga Palestina yang tewas, sedangkan lebih dari 40 lainnya terluka sejak pagi hari.

Untuk merespons situasi ini, Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengumumkan situasi darurat selama 48 jam di area-area yang berada dalam jarak 80 kilometer sekitar Jalur Gaza. Militer Israel menegaskan bahwa sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari (13/11), ada beberapa kelompok Jihad Islam yang menjadi target.

2. Dalam sehari, ada 20 serangan udara yang diarahkan ke kelompok Jihad Islam

Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan MeninggalPara pelayat membawa jenazah komandan lapangan Islamic Jihad Palestina Baha Abu Al-Atta saat pemakamannya di Kota Gaza, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammes Salem

Militer juga menambahkan bahwa sepanjang Selasa, setidaknya ada 30 gempuran udara dan serangan proyektil yang diarahkan ke sejumlah titik di Gaza. Beberapa di antaranya adalah lahan pertanian, perumahan penduduk serta lokasi-lokasi yang diyakini sebagai tempat anggota Jihad Islam berada.

Berdasarkan penjelasan Israel, sejauh ini tidak ada gempuran yang diarahkan kepada Hamas. Alasannya adalah untuk menghindari aksi balas dendam yang lebih buruk kepada Israel mengingat kemampuan senjata Hamas yang tak bisa diremehkan.

Baca Juga: Netanyahu Berjanji Aneksasi Tepi Barat Jika Menang Pemilu

3. Dunia bereaksi atas situasi terbaru ini

Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan MeninggalMilitan Jihad Islam Palestina berjaga di lokasi serangan Israel yang menewaskan komandan lapangan kelompok tersebut Baha Abu Al-Atta di Kota Gaza, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem

Kementerian Luar Negeri Jerman mengecam "sangat keras" penyerangan terhadap sejumlah kota di Israel. "Tidak ada pembenaran untuk kekerasan kepada warga sipil yang tak berdosa," kata kementerian dalam pernyataan resmi yang dilansir Deutsche Welle. "Kami menyerukan masing-masing pihak untuk menahan diri dan mengakhiri kekerasan. Kami sangat mendukung upaya mediasi Mesir dan PBB."

Kecaman juga dikeluarkan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. Melalui Twitter, Pence menulis,"Amerika Serikat mengecam serangkaian serangan roket terhadap warga sipil Israel. Jelas bahwa Hamas dan Jihad Islam dari Palestina lebih memilih kekerasan daripada memperbaiki kehidupan warga Gaza. Amerika sangat mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri."

4. Benjamin Netanyahu mengotorisasi operasi militer yang menewaskan Baha Abu al-Atta

Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan MeninggalWarga berkumpul di sekitar rumah Komandan lapangan Jihad Islam Palestina Baha Abu Al-Atta setelah terkena serangan Israel yang menewaskannya di Kota Gaza pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem

Dikutip dari Al Jazeera, Jihad Islam sendiri menyebut pemimpin mereka "meninggal secara heroik" dan berjanji untuk membalas dendam. "Pembalasan kami yang tak terelakkan akan mengguncang entitas Zionis," kata Jihad Islam dalam suatu pernyataan yang merujuk kepada Israel. Hamas pun sependapat. 

Menurut kelompok tersebut, Israel "bertanggung jawab penuh terhadap seluruh konsekuensi atas eskalasi ini" serta berkomitmen bahwa kematian al-Atta "tidak akan dibiarkan begitu saja". Militer Israel sendiri mengungkap bahwa Benyamin Netanyahu mengotorisasi serangan terhadap al-Atta.

"Abu al-Atta bertanggung jawab atas sebagian besar aktivitas Jihad Islam di Jalur Gaza dan merupakan sebuah bom yang menanti untuk meledak," kata militer Israel yang menuduh ia merencanakan "serangan teror dengan berbagai cara".

5. Mesir berupaya untuk meredam kondisi

Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan MeninggalAbu Ubaida, juru bicara Izz el-Deen al-Qassam Brigades, menunjukkan jarinya dalam pertunjukan militer anti-Israel di selatan Jalur Gaza, pada 11 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Sementara itu, baik Mesir maupun PBB berusaha untuk meredam situasi. Selama 10 tahun, Gaza berada di bawah pengawasan gabungan oleh Israel dan Mesir. Seperti dilaporkan Times of Israel, saat ini Mesir dan PBB menyerukan agar pihak-pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata.

Menurut salah satu pejabat Mesir, badan intelijen negaranya sedang membuka saluran komunikasi dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Kairo pun dilaporkan sangat menyadari bahwa konflik bisa tereskalasi dengan cepat. Seorang sumber mengatakan,"Masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi. Tujuannya sekarang adalah menghentikan eskalasi."

Baca Juga: Gaza Semakin Memanas, Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya