Gletser Hilang, Islandia Selenggarakan Upacara Pemakaman 

Gletser Okjökull dinyatakan meninggal pada 2014

Reykjavik, IDN Times - Warga Islandia menyelenggarakan upacara pemakaman untuk gletser pertama yang mencair dan hilang karena perubahan iklim. Upacara yang diikuti sekitar 100 orang tersebut berlangsung di pegunungan Islandia pada Minggu (18/8).

Gletser Okjokull tersebut dinyatakan meninggal oleh ilmuwan Oddur Sigurdsson pada 2014 lalu. Itu adalah kali pertama Islandia kehilangan gletser. Pada Juli lalu, sejumlah pihak berkumpul untuk merencanakan upaya pemakamannya.

1. Pemakaman turut dihadiri Perdana Menteri Islandia

Gletser Okjokull awalnya berada di gunung berapi bernama Ok. Tak disangka, hilangnya gletser yang semula disangka berstatus kekal itu membuat beberapa pihak merasa perlu ada peringatan besar-besaran.

Upacara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Katrin Jakobsdottir, Komisioner HAM PBB Mary Robinson, serta sejumlah peneliti lokal maupun dari Amerika Serikat.

Sebagai peringatan, mereka memasangkan plakat yang ditempelkan pada sebuah batu. "Surat untuk masa depan. OK adalah gletser Islandia pertama yang kehilangan status sebagai gletser," tulis plakat itu dalam Bahasa Islandia dan Inggris.

"Dalam 200 tahun ke depan, semua gletser kita akan mengikuti jalan yang sama. Monumen ini ada untuk menyatakan bahwa kita tahu apa yang sedang terjadi dan yang harus dilakukan. Hanya kalian yang tahu apakah kami berhasil."

2. Kita tak merasakan perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari

Sebagai bentuk refleksi atas peristiwa hilangnya gletser tersebut, profesor aerodinamik dari University of Berlin, Julien Weiss, mengaku sangat tersentuh. Dilansir dari The Guardian, Weiss mengikuti upacara pemakaman bersama istri dan putrinya yang berusia tujuh tahun. Ia menilai perubahan iklim tak dirasakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga orang sering lupa.

"Melihat sebuah gletser menghilang adalah sesuatu yang Anda bisa rasakan, Anda bisa mengerti dan itu cukup visual," tuturnya. "Anda tidak merasakan perubahan iklim sehari-hari, ini adalah sesuatu yang terjadi sangat pelan dalam skala manusia, tapi sangat cepat dalam skala geologis."

Baca Juga: Krisis Iklim, Banyak Warga Tuntut Pemerintah dan Korporasi

3. Upacara pemakaman ditujukan sebagai pengingat

Gletser Hilang, Islandia Selenggarakan Upacara Pemakaman unsplash.com/Jeremy Bishop

Profesor Ilmu Antropologi di Rice University, Texas, Cymene Howe, mengatakan plakat itu merupakan monumen pertama yang didedikasikan kepada sebuah gletser yang menghilang karena perubahan iklim. Plakat itu pun tak dipandang hanya sekadar barang belaka.

"Dengan mengingat suatu gletser yang gugur, kita ingin menekankan apa yang sedang hilang–atau sekarat–yang dialami dunia, dan juga untuk menarik perhatian terhadap fakta bahwa ini adalah sesuatu yang manusia sudah 'capai', meski ini bukan sesuatu yang wajar kita banggakan."

4. Ada 11 miliar ton gletser menghilang di Islandia

Gletser Hilang, Islandia Selenggarakan Upacara Pemakaman unsplash.com/Emma Francis

Berdasarkan informasi yang dibagikan Howe, Islandia kehilangan sekitar 11 miliar ton es per tahun. Ilmuwan mengaku takut seluruh gletser di negara itu akan menghilang pada 2200. Gletser sendiri menutupi 11 persen dari permukaan Islandia.

Pada abad 19, menurut laporan University of Iceland, gletser menutupi sekitar 16 kilometer persegi. Akan tetapi, pada 2012, ukurannya menyusut sangat signifikan menjadi 0,7 kilometer persegi. 

5. Perubahan iklim berdampak sangat buruk

Gletser Hilang, Islandia Selenggarakan Upacara Pemakaman unsplash.com/Jon Del Rivero

Tidak hanya gletser yang terancam keberadaannya. Menurut studi oleh Cornell University, pada 2100 nanti sebanyak dua miliar orang (atau sekitar seperlima populasi dunia) akan tercerabut dari tempat tinggal mereka atau terpaksa pindah karena kenaikan level air laut.

Salah satu yang paling pertama menjadi korban adalah Bangladesh di mana sekitar 15 juta warganya berpotensi menjadi pengungsi iklim. Lebih dari 10 persen dari negara itu juga terancam tenggelam karena kenaikan level air laut mencapai satu meter.

Di saat bersamaan, pengungsi iklim tidak termasuk ke dalam hukum internasional. Belum ada mekanisme legal untuk negara-negara lain bisa memberikan mereka suaka ketika bencana itu terjadi.

Baca Juga: Murid Sekolah di 112 Negara Lakukan Aksi Perubahan Iklim

Topik:

Berita Terkini Lainnya