Baru Diangkat, Ibu Negara Prancis Dipetisi

Prancis tak kenal adanya ibu negara

Sekitar dua minggu lalu, muncul sebuah petisi di situs change.org yang menuntut agar tak ada anggaran spesial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Negara Prancis Brigitte Macron. Petisi tersebut dibuat oleh pelukis sekaligus penulis Prancis bernama Thierry Paul Valette. Hingga saat ini, petisi tersebut sudah ditandatangani lebih dari 196.300 orang.

Prancis tak kenal posisi Ibu Negara.

Baru Diangkat, Ibu Negara Prancis DipetisiVillard/SIPA/REX/Shutterstock via Vogue

Semua berawal dari janji kampanye Presiden Emmanuel Macron untuk menciptakan posisi Ibu Negara untuk istrinya. Pasalnya, Prancis memang tidak mengakui adanya status Ibu Negara. Meski demikian, sebenarnya Macron pernah meyakinkan pendukungnya bahwa tak ada anggaran khusus untuk kebutuhan sehari-hari istrinya jika posisi itu diwujudkan.

Dalam petisi itu disebutkan bahwa,"Briggite Macron saat ini sudah memiliki dua atau tiga asisten, dua sekretaris dan dua pengawal. Ini sudah cukup." Valette juga menegaskan bahwa petisinya bukan untuk menyerang pribadi Brigitte Macron, melainkan hanya bentuk penentangan terhadap pemberian status bersifat kenegaraan untuk istri Presiden.

Baca Juga: Komentari Bentuk Tubuh Ibu Negara Prancis, Trump Dikecam

Popularitas Emmanuel Macron kian menurun.

Baru Diangkat, Ibu Negara Prancis DipetisiANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe

Walau berjanji takkan menggunakan uang rakyat karena Prancis tengah dirundung beragam skandal korupsi, tapi pihak oposisi tetap menentang rencana Macron terkait status istrinya. Mereka masih khawatir bahwa akan ada dana negara yang terpakai untuk membiayai Brigitte Macron seiring dengan pemangkasan anggaran oleh pemerintah.

Petisi terhadap istri presiden ini juga bertepatan dengan semakin menurunnya popularitas pemimpin partai En Marche! tersebut. Macron adalah presiden termuda Prancis dengan rekam jejak di bidang politik yang masih sangat sedikit.

Ia sempat disebut-sebut menjadi harapan baru untuk Uni Eropa yang terpecah belah karena isu pengungsi dan imigrasi. Sayangnya, popularitas Macron menurun usai terlibat perdebatan dengan petinggi militer Prancis terkait persoalan pemotongan anggaran dan hubungan yang tak baik dengan media.

Baca Juga: Emmanuel Macron, "Anak Baru" yang Terpilih sebagai Presiden Prancis

Topik:

Berita Terkini Lainnya