Ini Cara Pasukan AS Selamat dari Serangan Iran ke Pangkalan Al Asad
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baghdad, IDN Times - Serangan misil Iran ke pangkalan udara Al Asad di Irak pada 8 Januari lalu, tidak menghasilkan korban jiwa maupun luka sama sekali. Rupanya ini karena pasukan Amerika Serikat yang berada di lokasi tersebut, sudah lebih dulu sembunyi di bungker. Persenjataan mereka juga telah diamankan.
Demikian kata dua petugas Irak yang berada di lokasi kejadian kepada Reuters. Menurut mereka, kunci menghindari serangan setidaknya 22 misil yang diluncurkan Tehran itu, adalah kesadaran bahwa mereka akan jadi sasaran serangan. Sekitar delapan jam sebelumnya, pasukan AS di Al Asad mendapat informasi rencana Iran tersebut.
1. Pasukan AS disebut sampai tahu waktu serangan Iran dilakukan
Salah satu sumber dari intelijen Irak pun mengatakan tentara Amerika Serikat mengetahui kapan waktu serangan dilakukan. Menurutnya, mereka terlihat "sangat sadar" bahwa pangkalan udara mereka akan diserang Iran "setelah tengah malam".
Benar saja, misil Iran yang diluncurkan untuk membalas kematian Jenderal Qassem Soleimani itu mendarat di tempat sasaran sekitar pukul 01.30. Puluhan misil itu merusak "bungker-bungker kosong yang sudah dievakuasi sebelumnya". Alhasil, tak ada satu pasukan Amerika Serikat pun yang terluka maupun kehilangan nyawa.
Baca Juga: Atlet Olimpiade Iran Kimia Alizadeh, Putuskan 'Kabur' dari Negaranya
2. Pangkalan Amerika Serikat di Al Asad tak menyediakan banyak opsi untuk berlindung
Berdasarkan foto satelit, pangkalan Amerika Serikat di Al Asad terbilang rentan terhadap serangan udara. Tempat tersebut tak punya pertahanan memadai untuk menangkal serangan misil balistik. Artinya, tanpa informasi bahwa mereka jadi target, hasil akhirnya bisa lain, di mana kemungkinan akan ada korban berjatuhan.
Seperti dilaporkan CNN, Amerika Serikat tak membangun fasilitas apa pun di pangkalan yang merupakan salah satu yang tertua dan terbesar di Irak tersebut. Apalagi, untuk bertahan dari serangan-serangan semacam itu. Mereka bahkan menamai pangkalan Al Asad sebagai "kekacauan".
3. Amerika Serikat mengklaim intelijen mereka yang mengetahui rencana serangan balik Iran
Editor’s picks
Komandan di pangkalan tersebut mengatakan, peringatan pertama akan adanya serangan balik Iran datang dari sinyal rahasia intelijen Amerika Serikat pada 7 Januari malam. Sekitar pukul 23.00, sebagian besar tentara dievakuasi untuk berlindung di dalam bungker. Hanya sedikit yang diizinkan keluar, misalnya pilot drone dan penjaga menara. Sebelum pukul 04.00, serangan itu berakhir.
Jenderal Mark Milley selaku kepala Pimpinan Staf Gabungan mengatakan, intelijen Amerika Serikat berperan besar dalam mengetahui rencana itu. Kepada USA Today, ia juga memuji sistem peringatan dini yang bekerja dengan baik, sehingga tak ada korban di pangkalan Amerika Serikat itu. Padahal, kata dia, tujuan Iran jelas untuk menciptakan kerusakan parah.
4. Irak mengaku dapat bocoran soal rencana serangan balik dari Iran
Berbeda dengan Amerika Serikat, Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi mengaku Iran memberitahukan tentang rencana serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat pada tengah malam. Artinya, ini hanya sesaat sebelum misil-misil itu benar-benar diluncurkan.
Seorang diplomat Arab berkata kepada CNN, Irak kemudian menyampaikan informasi itu kepada Amerika Serikat. Namun, Iran tidak membocorkan mengenai lokasi spesifiknya. Pemerintah Iran belum menanggapi laporan-laporan berbeda soal bagaimana militer Amerika Serikat mengetahui serangan tersebut terlebih dulu.
5. Muncul perdebatan apakah Iran sengaja menghindari jatuhnya korban
Pertanyaan lain tentang peristiwa tersebut adalah soal tujuan utama Iran. Jika benar bahwa Tehran membocorkan akan melakukan serangan agar Washington tahu, maka Iran bisa dibilang berusaha menghindari korban.
Sempat muncul perdebatan bahwa niat Iran adalah untuk memberikan peringatan kepada Amerika Serikat bahwa mereka bisa saja membalas kematian Soleimani dengan cara brutal, tapi tidak melakukannya.
Beberapa lainnya menduga Iran hanya ingin mengesankan telah melakukan balas dendam. Anehnya, stasiun TV pemerintah Iran sempat memberitakan klaim keliru bahwa telah ada korban tewas dari serangan itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menilai dugaan-dugaan itu tidak benar. Ia tetap berkeyakinan bahwa niat utama Iran adalah untuk membunuh personel militer negara yang bertugas di pangkalan tersebut.
Baca Juga: Iran vs AS: Standar Ganda Washington soal Pembunuhan Soleimani