Israel Bangun Tembok Sepanjang 65 Km di Jalur Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tel Aviv, IDN Times - Pemerintah Israel mengumumkan pembangunan tembok perbatasan baru di sepanjang Jalur Gaza pada Minggu (3/2). Dalam sebuah pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Israel menyebut tembok itu akan sepanjang 65 kilometer dan setinggi enam meter.
Selain tembok di atas permukaan, Israel juga menginformasikan soal pembangunan pembatas bawah tanah yang sedang berlangsung. Pembatas baru itu akan menghubungkan tembok laut yang baru saja selesai didirikan.
1. Tembok baru itu diklaim untuk mencegah masuknya teroris
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut angkat bicara mengenai pembangunan tembok berskala besar itu. "Pembatas tersebut akan mencegah para teroris dari Gaza agar tak memasuki wilayah kami di daratan," ujarnya, seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Teroris yang dimaksud oleh Israel adalah militan yang merupakan anggota kelompok Hamas. Kementerian Pertahanan menyebut pembangunan tembok diharapkan akan selesai pada akhir 2019. "Tembok itu sangat besar dan kuat," kata pihak kementerian.
Baca Juga: Memahami Intifada, Gerakan Perlawanan Palestina Terhadap Israel
2. Protes besar-besaran terjadi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dan memakan banyak korban
Banyak pihak mencurigai tembok baru yang akan semakin mengisolasi warga Palestina di Jalur Gaza berkaitan dengan protes sejak akhir Maret 2018 lalu. Protes tersebut berlangsung setiap minggu hingga saat ini. Baik aktivis maupun warga Palestina menuntut pemerintah Israel agar menghapuskan blokade di Jalur Gaza.
Mereka juga memprotes pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang masih menjadi sengketa antara kedua pihak. Pada akhir Januari lalu, PBB merilis laporan mengenai jumlah korban meninggal dan terluka dari protes tersebut.
Sepanjang 10 bulan, ada 295 warga Palestina yang kehilangan nyawa, sedangkan 6.000 lainnya terluka karena terkena amunisi tentara Israel. Sementara itu, ada 2.900 orang Palestina, sebagian besar perempuan, yang terluka akibat gas air mata. Pemerintah Israel sendiri mengonfirmasi laporan PBB tersebut.
Editor’s picks
3. Pemerintah Israel menyebut anggota Hamas kerap memasuki wilayahnya melalui darat dan laut
Pihak Israel menyebut militan Hamas mencoba mengambil keuntungan dari protes warga Palestina untuk kepentingan mereka sendiri. Hamas juga dinilai sebagai penyebab Israel harus membangun tembok laut. Kelompok itu menginfiltrasi Israel tidak hanya dari jalur darat, tapi juga laut.
Kementerian Pertahanan Israel menginformasikan pembangunan tembok laut sepanjang 200 meter itu memakan waktu selama tujuh bulan. Bahkan, menurut laporan Times of Israel, pembatas itu juga dilengkapi dengan alat detektor yang fungsinya dirahasiakan oleh pemerintah.
4. Warga Palestina ingin Israel mengembalikan wilayah yang mereka klaim
Kontruksi tembok-tembok itu membuat warga Palestina tercerai-berai. Namun, ini tidak terjadi dalam beberapa tahun terakhir saja. Sejak Perang 1948, ratusan ribu warga Palestina dipaksa keluar dari wilayah yang kemudian diklaim oleh Israel. Dua kota yang terkenal, Lydda dan Ramle, direbut Israel demi membentuk negara Yahudi.
Mereka kemudian menjadi pengungsi di Jalur Gaza dan Tepi Barat di mana tembok-tembok dibangun untuk mengisolasi mereka. Protes demi protes dilakukan agar mereka bisa kembali ke dua kota tersebut sebagai warga negara Palestina. Pemerintah menolak tuntutan sebab negara Palestina dianggap mengancam keberadaan Israel.
5. Netanyahu mengancam Israel tidak akan diam, meski waktu Pemilu
Netanyahu juga menegaskan bahwa Pemilu pada April mendatang tidak akan memengaruhi keputusan-keputusan mengenai keamanan. Secara tak langsung, ia menuntut protes di Gaza harus segera berakhir.
Dilansir dari The Jerusalem Post, saat rapat kabinet yang dilangsungkan pada Sabtu (2/2), Netanyahu sempat menegaskan,"Jika situasi diam tidak dijaga di Gaza, kami akan membuat keputusan bahkan saat periode Pemilu dan kami takkan ragu-ragu bertindak."
Baca Juga: Bawa Serpihan Drone, Netanyahu Mengaku Siap Lawan Iran