Jenderalnya Tewas, Khamenei: Jihad Melawan Musuh akan Berlipat Ganda

Iran janjikan aksi balas dendam terhadap AS

Tehran, IDN Times - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei mengingatkan bahwa tewasnya Jenderal Qasem Soleimani pada Jumat pagi (3/1) akan menimbulkan konsekuensi. Dilansir dari AFP, tanpa menyebut nama Amerika Serikat sebagai target, Khamenei mengancam bahwa Iran akan melakukan "balas dendam parah".

Soleimani merupakan Pemimpin Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Ia meninggal dunia bersama dengan komandan milisi Irak (PMF) bernama Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan udara oleh militer Amerika Serikat ke Bandara Internasional Baghdad di Irak. Pentagon mengonfirmasi serangan diperintahkan oleh Presiden Donald Trump.

1. Khamenei menegaskan jihad melawan musuh akan berlipat ganda

Jenderalnya Tewas, Khamenei: Jihad Melawan Musuh akan Berlipat GandaPemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berpidato saat pertemuan di Tehran, Iran, pada 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

Dalam sebuah pernyataan resmi yang ditayangkan stasiun TV Iran dan dikutip oleh Reuters, Khamenei menegaskan apa yang terjadi kepada Soleimani akan meningkatkan perlawanan. Selama ini, Iran mengategorikan Amerika Serikat dan Israel sebagai dua musuh utama.

"Semua musuh harus tahu bahwa jihad perlawanan akan berlanjut dengan motivasi berlipat ganda, serta kemenangan mutlak menanti para pejuang dalam perang suci," tutur Khamenei. Ia juga meminta masyarakat Iran untuk berbelasungkawa selama tiga hari berturut-turut.

Baca Juga: Profil Jenderal Iran Qasem Soleimani yang Tewas di Tangan Amerika

2. Menteri Luar Negeri Iran menyebut Amerika Serikat melakukan "aksi terorisme internasional"

Jenderalnya Tewas, Khamenei: Jihad Melawan Musuh akan Berlipat GandaKapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Harry S. Truman berlayar di samping kapal kargo amunisi USNS Amelia Earhart untuk pengisian ulang di laut di Laut Arab, pada 2 Januari 2020. Foto diambil tanggal 2 Januari 2020. ANTARA FOTO/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Jake Carrillo/Handout via REUTERS

"Aksi terorisme internasional yang dilakukan Amerika Serikat, menargetkan dan membunuh Jenderal Soleimani -- orang paling efektif dalam memerangi Daesh (ISIS), Al Nusrah, Al Qaeda dan sebagainya -- sangat berbahaya dan adalah eskalasi yang ceroboh. Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari petualangan liar ini," tulis Menteri Luar Negeri Javad Zarif lewat Twitter.

Ia pun memberikan pernyataan resmi yang ditayangkan media nasional Iran dengan sentimen serupa. "Brutalitas dan kebodohan pasukan teroris Amerika dalam membunuh Komandan Soleimani tanpa ragu akan semakin memakmurkan pohon perlawanan di kawasan dan dunia," ucapnya.

3. Soleimani adalah tokoh yang sangat penting di Iran

Jenderalnya Tewas, Khamenei: Jihad Melawan Musuh akan Berlipat GandaPresiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam upacara penandatanganan "National Defense Authorization Act for Fiscal Year 2020" (UU Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Anggaran 2020) di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, Amerika Serikat, pada 20 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Amerika Serikat mengategorikan Soleimani sebagai salah satu musuh besar negara karena perannya dalam merencanakan serangan-serangan terhadap warga dan kepentingan Washington di Timur Tengah.

Selama 20 tahun, Soleimani berpengaruh besar dalam mewakili Iran untuk urusan dialog politik di kawasan. Washington Post melaporkan bahwa sejak berperan aktif mengintervensi konflik Suriah pada 2013, Soleimani mendapatkan sanjungan dari banyak warga Iran. Ia tak hanya muncul dalam pemberitaan, tapi juga dokumenter sampai video musik bernuansa nasionalis.

Sejumlah analis sendiri meyakini Soleimani lebih punya banyak pengaruh diplomatik daripada Menteri Luar Negeri Javad Zarif. Dengan statusnya sebagai komandan pasukan elit, Soleimani juga dipercaya jadi otak di balik sejumlah operasi rahasia di Timur Tengah.

Amerika Serikat percaya Soleimani berada di balik sejumlah serangan oleh milisi Syiah Irak terhadap militer Negeri Paman Sam di negara itu. Terakhir, pada 31 Desember malam, mereka menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad. Trump pun menulis lewat Twitter bahwa Iran harus "bertanggung jawab penuh" atas insiden itu.

Baca Juga: Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Udara AS

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya