Jubir Menlu Iran: Jangan Politisasi Jatuhnya Pesawat Ukraina

Keluarga korban menuntut kompensasi

Teheran, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, meminta semua negara yang warganya menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Ukraina harus menghindari politisasi tragedi tersebut.

Begitu kata Mousavi seperti dikutip oleh kantor berita ISNA pada Jumat (17/1). Pesawat Boeing 737-800 milik Maskapai Ukraina Internasional tersebut ditembak jatuh dengan dua rudal oleh Iran pada Rabu (8/1). Teheran awalnya membantah bertanggung jawab dan baru tiga hari kemudian mengakuinya.

1. Keluarga korban menuntut kompensasi

Jubir Menlu Iran: Jangan Politisasi Jatuhnya Pesawat UkrainaJenazah para penumpang terlihat di lokasi pesawat Maskapai Internasional Ukraina jatuh setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini Iran, di pinggiran Tehran, Iran, pada 8 Januari 2020. ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Sementara itu, pemerintah dari lima negara yang warganya turut menjadi korban menuntut Iran menerima "tanggung jawab penuh" dan membayarkan kompensasi kepada keluarga yang ditinggalkan. Belum diketahui bagaimana Iran merespons tuntutan tersebut.

Dilansir dari ABC News, para menteri luar negeri dari Kanada, Inggris, Afganistan, Swedia dan Ukraina bertemu di London, kemudian mendorong Iran agar mengizinkan adanya sebuah "investigasi internasional yang menyeluruh, independen dan transparan".

Kelima pejabat negara itu juga menuntut agar ada penyelidikan yang "imparsial" untuk menemukan siapa yang seharusnya bertanggung jawab penuh atas penembakan pesawat sipil itu. Para pelaku wajib diberikan hukuman.

2. Ada sebanyak 176 korban tewas

Jubir Menlu Iran: Jangan Politisasi Jatuhnya Pesawat UkrainaTim penyelamat memeriksa sisa serpihan pesawat milik Maskapai Internasional Ukraina yang jatuh setelah lepas landas dari bandara Iran Imam Khomeini, di pinggiran Teheran, Iran, pada 8 Januari 2020. ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Pesawat itu jatuh setelah beberapa menit tinggal landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di pinggiran Iran. Peristiwa itu terjadi pada hari yang sama dengan serangan rudal Iran ke pangkalan militer Irak yang digunakan oleh tentara Amerika Serikat.

Ada 176 korban meninggal termasuk 57 orang Kanada, 11 warga Ukraina, 17 dari Swedia, empat warga Afganistan, empat orang Inggris, dan lainnya adalah warga Iran. Beberapa laporan sempat menyebut ada pemegang kewarganegaraan ganda di antara para korban.

Baca Juga: Iran Tahan Beberapa Orang yang Terkait Jatuhnya Pesawat Ukraina

3. Presiden Iran meminta pembentukan pengadilan khusus

Jubir Menlu Iran: Jangan Politisasi Jatuhnya Pesawat UkrainaSerpihan pesawat Maskapai Internasional Ukraina, yang jatuh setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini Iran, di pinggiran Teheran, Iran, pada 8 Januari 2020. ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Untuk membuka kebenaran, Hassan Rouhani pun menyarankan pembentukan "sebuah pengadilan khusus yang diisi oleh seorang hakim tingkat tinggi dan puluhan pakar". Mereka akan ditugaskan untuk mendengarkan kesaksian dan memutuskan siapa yang bersalah atas tragedi tersebut.

Rouhani sendiri menekankan bahwa kasus ini sangat penting untuk diselesaikan secara transparan. "Ini bukan sebuah kasus normal dan biasa," tegasnya, seperti dikutip CBS News. "Seluruh dunia akan menyaksikan pengadilan tersebut." Ia juga menyalahkan para pejabat tinggi militer yang harus menanti tiga hari untuk mengaku bertanggung jawab.

Seorang pejabat militer Iran mengatakan ada satu "operator" paling bertanggung jawab dalam insiden tersebut. Ia yang membuat keputusan keliru untuk menembak karena mengira itu adalah pesawat militer pembawa misil.

Menurut laporan lain, Iran menangkap sekitar 30 orang, tapi membebaskan beberapa di antaranya. Belum ada konfirmasi mengenai laporan ini. Rouhani pun berpendapat "tidak mungkin" hanya ada satu pelaku yang bersalah. "Tidak mungkin hanya ada satu orang yang bersalah menekan tombol. Ada yang lainnya juga dan saya mau kasus ini dijelaskan kepada publik secara jujur," ucapnya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Penembakan Pesawat Ukraina: Merasa Dibohongi, 2 Jurnalis Iran Mundur

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya