Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan Demonstran

Kematian seorang mahasiswa menyulut seruan balas dendam

Hong Kong, IDN Times - Sejumlah institusi pendidikan di Hong Kong berubah menjadi medan bentrok antara polisi dan demonstran pro-demokrasi dalam beberapa hari terakhir. Setidaknya sejak Senin (11/11), polisi mulai menembakkan gas air mata dan melakukan penangkapan di kampus-kampus.

Salah satu universitas yang menjadi pusat pertikaian antara otoritas dan warga sipil adalah Chinese University of Hong Kong (CUHK). Tembakan peluru karet polisi dibalas dengan bom molotov dan batu bata oleh para pengunjuk rasa yang berada di lokasi tersebut.

1. Kematian seorang mahasiswa menyulut amarah banyak penghuni kampus

Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan DemonstranPolisi huru-hara menahan seorang pengunjuk rasa saat mereka berhadapan dengan mahasiswa di Chinese University of Hong Kong, Hong Kong, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Menurut laporan koresponden BuzzFeed News, Rosalind Adams, peristiwa yang mengubah kampus sebagai tempat bentrokan adalah kematian Alex Chow pada Jumat (8/11). Chow, 22 tahun, tewas setelah jatuh dari sebuah garasi parkir di mana polisi sedang berusaha membubarkan pengunjuk rasa.

Mahasiswa University of Science and Technology (HKUST) itu ditemukan tidak sadar dan menderita kerusakan otak. Yel-yel yang menyuarakan ajakan membalas dendam atas apa yang menimpa Chow meluas di kalangan demonstran. Chow diyakini sebagai orang pertama yang kematiannya berhubungan langsung dengan aksi polisi.

2. Para mahasiswa mencoba memblokade jalan masuk ke kampus

Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan DemonstranPuluhan mahasiswa meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada Chow Tsz-lok, 22, mahasiswa yang jatuh saat aksi protes dan meninggal Jumat pagi, di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, pada 8 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Radio Television Hong Kong (RTHK) melaporkan bahwa situasi di univesitas-universitas lain tak kalah rusuh. Misalnya di Hong Kong Polytechnic University (HKPU), kelompok mahasiswa yang menjadi bagian dari aksi protes memblokade jalan masuk menuju gedung-gedung kampus dengan furnitur. Beberapa sampai sengaja membuat elevator macet sehingga tak bisa dipakai.

Semuanya itu dilakukan untuk membuat polisi yang berkeliaran di area kampus kesulitan. Oleh karena itu, menurut polisi, perbuatan-perbuatan itu harus dihentikan dengan melakukan sejumlah penangkapan dan menggunakan gas air mata. Seorang mahasiswa sendiri mengaku melihat polisi menembakkan gas air mata sebanyak tiga kali di salah satu titik di dalam kampus.

Baca Juga: Dari Penembakan Sampai Pembakaran Diri, Demo Hong Kong Kian Rusuh

3. Serikat mahasiswa memprotes masuknya polisi ke dalam kawasan universitas

Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan DemonstranWarga membawa bunga sebagai penghormatan kepada Chow Tsz-lok, 22, mahasiswa yang jatuh saat aksi protes dan meninggal pada Jumat pagi, di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, di Hong Kong, pada 8 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Pada Selasa (12/11), serikat mahasiswa HKPU mengeluarkan kecaman atas masuknya polisi anti-huru-hara ke dalam kampus-kampus. Dilansir dari South China Morning Post, mereka menduga aparat ingin melakukan penangkapan tanpa surat resmi terhadap pelajar yang dianggap ikut protes.

Melalui sebuah pernyataan resmi, serikat mahasiswa juga menuding polisi anti-huru-hara serta yang memakai pakaian polos sengaja menggunakan pentungan dan gas air mata untuk menyerang penghuni kampus. Sedangkan kepolisian membela diri dengan mengatakan bahwa para perusuh bersembunyi di dalam gedung universitas.

4. Polisi sempat menembak seorang pengunjuk rasa

Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan DemonstranPolisi huru-hara saling berhadapan dengan mahasiswa di Chinese University of Hong Kong, Hong Kong, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Kekacauan dalam beberapa hari terakhir juga menimbulkan korban luka. Pada Senin (11/11), polisi menembak seorang pelajar dari jarak dekat. Dewan Pelatihan Kejuruan (VTC) menyampaikan pernyataan resmi bahwa laki-laki 21 tahun yang ditembak itu merupakan siswa di sana. VTC sendiri merupakan lembaga pendidikan kejuruan terbesar di Hong Kong.

Kelompok demonstran Hong Kong pun melakukan konferensi pers usai kabar penembakan seorang pelajar diberitakan di mana-mana. Menurut salah satu juru bicara, tindakan polisi tersebut "sangat tidak proporsional" dan "benar-benar tidak perlu". Mereka juga menuding polisi tidak bersikap hati-hati saat menyelamatkan korban.

5. Pemimpin Hong Kong menuding demonstran sebagai orang-orang yang egois

Kampus di Hong Kong Jadi Pusat Bentrokan Polisi dan DemonstranPengunjuk rasa melihat jalan yang diblokir di luar City University di Kowloon Tong, Hong Kong, pada 12 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Situasi yang semakin tidak terkendali membuat Pemimpin Eksekutif Carrie Lam menuding demonstran yang mencoba "melumpuhkan" Hong Kong sebagai orang-orang egois. Dilansir dari Channel News Asia, ia pun meminta pihak kampus dan sekolah untuk membujuk para mahasiswa agar tak terlibat dalam protes.

Juru bicara kepolisian, Kong Wing-cheung, menyalahkan demonstran atas kerusuhan yang terjadi di Hong Kong. Menurutnya, hukum di pulau itu telah berada di ujung tanduk karena pengunjuk rasa yang memakai penutup wajah "secara ceroboh melakukan eskalasi kekerasan dengan harapan bisa lolos tanpa hukuman".

Baca Juga: Banyak Fasilitas Hancur, Klaim Asuransi Hong Kong Capai Rp1 Triliun

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya