Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganya

H&M Singapura ingin mengurangi pemakaian plastik

Singapura, IDN Times - Perusahaan retail ternama H&M cabang Singapura tak lagi menggratiskan kantong plastik maupun kertas bagi konsumen yang berbelanja di sana. Mulai Kamis depan (25/7), setiap kantong yang dipakai membungkus barang belajaan konsumen akan dikenai biaya sebesar Rp1.026.

Seperti dilaporkan Channel News Asia, ini merupakan inisiatif terbaru dari H&M yang diumumkan pada Senin (15/7). Di dunia, H&M bukan yang pertama menggunakan cara ini untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sejak 2015, Inggris mewajibkan toko besar untuk mengenakan biaya terhadap setiap kantong plastik yang dipakai pembeli.

1. H&M yang pertama ikut serta di Singapura

Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganyaunsplash.com/Claudio Schwarz

Namun, retailer fashion asal Swedia itu adalah yang pertama menandatangani Plastic Action (PACT). Ini merupakan inisiatif bisnis yang dijalankan oleh WWF Singapura dengan tujuan mengurangi jumlah polusi plastik. Lembaga nonprofit itu juga berharap PACT mampu mewujudkan ekonomi melingkar (circular economy).

Ekonomi melingkar sendiri merupakan sebuah sistem yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan plastik di masyarakat dan memaksimalkan sumber daya yang terbatas. Di beberapa negara Barat, para aktivis lingkungan hidup sudah mendorong pemerintah untuk mengadopsi sistem ini.

2. Semua keuntungan disumbangkan ke WWF Singapura

Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganyaunsplash.com/freestocks

Setiap keuntungan yang diperoleh dari penjualan kantong plastik maupun kertas kepada konsumen akan diserahkan kepada WWF Singapura untuk mendanai inisiatif tersebut. H&M Singapura mengatakan,"Keputusan ini merupakan bagian dari strategi paket melingkar H&M yang terdiri dari langkah jangka panjang untuk mengurangi pemakaian plastik."

"Sebagai bagian dari PACT, H&M juga berkomitmen terhadap tujuan yang terikat waktu yaitu menghentikan penggunaan bungkus yang tak perlu, melakukan transisi ke material yang bisa digunakan kembali dan memastikan pemakaian plastik daur ulang sebagai bungkus belanja pada 2025."

Baca Juga: Shanghai, Kota dengan Manajemen Sampah Paling Otoriter di Dunia

3. H&M mengaku ingin mengajak konsumen terlibat dalam aksi berkelanjutan

Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganyaunsplash.com/freestocks

Manajer H&M untuk kawasan Asia Tenggara, Fredrik Famm, menuturkan bahwa pihaknya berharap konsumen yang berbelanja ikut "berpartisipasi bersama dalam aksi berkelanjutan ini dengan membawa tas mereka sendiri atau membelinya di gerai kami jika belum memiliki".

"Untuk menciptakan masa depan fashion yang berkelanjutan, kami perlu mengambil langkah di depan untuk mengatasi beberapa tantangan paling signifikan yang sedang dihadapi oleh planet dan masyarakat kita," tambah Famm.

4. Di Inggris, pemakaian kantong plastik berkurang

Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganyaunsplash.com/Ben Thai

Kekhawatiran mengenai konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari sudah dirasakan pemerintah Inggris. Sejak 2015, Inggris mewajibkan retailer dengan karyawan penuh waktu sebanyak 250 orang atau lebih untuk menetapkan harga sekitar Rp800 bagi setiap kantong plastik yang dipakai konsumen, baik ketika berbelanja di toko maupun untuk pengiriman.

Menurut data dari situs badan amal lingkungan Waste and Resources Action Programme, sebelum implementasi aturan ini ada tujuh miliar kantong plastik yang dipakai oleh tujuh supermarket besar Inggris untuk membungkus barang belanjaan konsumen. Pada 2016, penggunaan kantong plastik di negara itu pun menurun lebih dari 85 persen. 

5. Jepang mencanangkan kewajiban serupa

Kantong Belanja di H&M Singapura Tak Lagi Gratis, Segini Harganyaunsplash.com/Jacob Peter Leh

Setelah sukses di Inggris, Wales dan Skotlandia, kini giliran Jepang yang mengumumkan aturan nasional mengenai penggunaan kantong plastik. Dalam sebuah konferensi pers pada awal Juni lalu, Menteri Lingkungan Hidup Yoshiaki Harada mengatakan pihaknya akan mulai memperkenalkan peraturan itu sebagai bagian dari aksi "simbolik".

"Kita harus melakukannya bertepatan dengan Olimpiade Tokyo," kata Harada, seperti dilansir dari Japan Times. Olimpiade itu sendiri akan berlangsung pada musim panas 2020. Kementerian sendiri belum menentukan berapa harga per kantong plastik, tapi mengusulkan maksimal Rp1.300.

Jika Inggris membebaskan usaha kecil dari kewajiban tersebut, pemerintah Jepang belum memastikan apakah akan memberlakukan aturan yang sama. Harada mengaku Perdana Menteri Shinzo Abe memintanya untuk "mendengarkan opini publik secara penuh" sebelum membuat keputusan.

Baca Juga: Buruk Bagi Lingkungan, Inggris Ingin Kurangi Limbah Pakaian

Topik:

Berita Terkini Lainnya