Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta Penduduk

Beberapa hari terakhir muncul kasus COVID-19 lagi di Wuhan

Wuhan, IDN Times - Pemerintah Kota Wuhan sedang menggodok rencana untuk melakukan tes virus corona atau COVID-19, terhadap seluruh penduduk yang berjumlah sekitar 11 juta jiwa. Rencana tersebut mulai dibahas setelah otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi adanya enam kasus positif COVID-19 pada akhir pekan kemarin.

Media pemerintah The Paper melaporkan seluruh distrik di Wuhan diinstruksikan untuk menyodorkan detail tentang bagaimana tes itu bisa dijalankan dalam kurun waktu 10 hari. Virus corona gelombang kedua ini, pertama kali diidentifikasi di Wuhan yang kemudian menjadikan kota tersebut sebagai episentrum COVID-19 di Tiongkok.

1. Wuhan mengakhiri lockdown pada April lalu

Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta PendudukTes asam nukleat untuk COVID-19 setelah masa karantina dihentikan di Wuhan, Tiongkok, pada 13 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Sejak akhir Maret, pemerintah Tiongkok perlahan melonggarkan aturan lockdown total di Wuhan. Baru pada 8 April sebagian besar aktivitas, termasuk perjalanan keluar kota, diizinkan kembali.

Lockdown berskala ekstrem itu berlangsung selama 70 hari. Keputusan untuk mengembalikan situasi normal diambil, setelah Wuhan tak melaporkan satu kasus COVID-19 pun mulai dari 3 April.

Per Selasa (12/5), total ada lebih dari 84.000 kasus di seluruh Tiongkok. Sedangkan, jumlah kematian akibat virus itu mencapai lebih dari 4.600 jiwa. Sebagian besar pasien, baik yang sembuh maupun yang kemudian meninggal, berada di Provinsi Hubei di mana kota Wuhan berada.

Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta PendudukYang perlu kamu perhatikan jika terpaksa keluar dari rumah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

2. Dikabarkan ada perbedaan pendapat soal kemungkinan tes tersebut bisa terlaksana

Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta PendudukWarga memakai masker pelindung berjalan di sebuah pasar usai berakhirnya lockdown di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok pada 6 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Menurut dokumen pemerintah yang beredar, masing-masing distrik di Wuhan diharuskan memiliki rencana sendiri untuk menjalankan tes COVID-19 secara massal. Alasannya adalah perbedaan populasi antara satu distrik dengan distrik lainnya. Perencanaan itu wajib diserahkan pada Selasa (12/5) siang. 

Dokumen itu juga disebut berisi perintah agar warga usia lanjut serta yang tinggal di kawasan padat penduduk mendapatkan prioritas dites lebih dulu. Tetapi, pelaksanaannya tidak semudah apa yang dituliskan di atas kertas. 

Peng Zhiyong, Direktur Unit Rawat Intensif (ICU) di Rumah Sakit Zhongnan di Wuhan, mengatakan kepada media Tiongkok Global Times bahwa tes terhadap seluruh penduduk itu memakan biaya besar. Karena itu, ia menyarankan lebih baik fokus kepada kelompok-kelompok rentan.

Ia menilai mereka yang melakukan kontak jarak dekat dengan pasien dan keluarga, staf medis, orang berusia lanjut, serta warga dengan masalah kesehatan serius, sebaiknya menjadi target utama tes COVID-19.

3. Keluar dari lockdown bukan perkara mudah bagi warga Wuhan

Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta PendudukPetugas medis melakukan tes swab kepada guru SMA untuk mendeteksi virus corona di Yichang, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 27 April 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Kemunculan kasus COVID-19 gelombang kedua ini menjadi perbincangan khusus di antara warganet Wuhan. Ini mengingat tidak mudah bagi mereka keluar dari lockdown selama 70 hari dan kembali menjalankan aktivitas seperti biasa. Beberapa orang di Weibo berpendapat bahwa tes semestinya dilakukan sebelum keputusan mengakhiri lockdown diambil. 

Dalam wawancara dengan The New York Times yang ditayangkan pada awal bulan lalu, seorang warga Wuhan bernama Yan Hui mengaku, situasi yang dialami warga kotanya terbilang khusus.

"Masyarakat Wuhan mengalami [wabah] secara langsung," kata laki-laki yang sempat terinfeksi virus corona, tapi berhasil sembuh itu.

"Teman-teman mereka sakit. Teman-teman dan keluarga teman-teman mereka meninggal. Tepat di depan mata mereka, satu demi satu, mereka meninggalkan kita," lanjut Yan, kemudian menambahkan bahwa "pemahaman mereka soal bencana ini lebih dalam dibandingkan orang-orang di kota lain."

https://www.youtube.com/embed/cAOQYflb05U

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Kematian Akibat COVID-19 di Dunia Mencapai 293.424

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya