Kematian Akibat COVID-19 di Iran Lampaui 10.000 Jiwa Hari Ini

Kekhawatiran soal gelombong kedua COVID-19 muncul

Tehran, IDN Times - Otoritas kesehatan Iran melaporkan, jumlah kematian akibat COVID-19 di negara tersebut sudah melampaui 10.000 jiwa pada Kamis (25/6) ini. Laporan tersebut disampaikan dalam sebuah konferensi pers oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari.

"Kita kehilangan 134 kompatriot dalam 24 jam terakhir dan total korban adalah 10.130 jiwa," kata Lari, seperti dikutip oleh AFP. Ini menjadikan Iran sebagai negara dengan tingkat penularan virus paling mematikan di kawasan Timur Tengah. Sementara, total ada 215.096 kasus yang dikonfirmasi sampai hari ini.

Baca Juga: Pemimpin Iran Tolak Mentah-mentah Bantuan Amerika untuk Atasi Corona

1. Lebih dari seminggu angka kematian harian akibat COVID-19 mencapai 100 jiwa

Kematian Akibat COVID-19 di Iran Lampaui 10.000 Jiwa Hari IniStaf medis gawat darurat dalam sebuah ambulans saat memindahkan pasien COVID-19 ke Rumah Sakit Masih Daneshvari di Tehran, Iran, pada 30 Maret 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khasa via REUTERS

Pada hari yang sama, ada sebanyak 2.595 orang yang dinyatakan positif COVID-19. Puncak laporan kasus sejauh ini terjadi pada awal Juni ketika pemerintah mengumumkan ada lebih dari 3.000 kasus dalam 24 jam selama tiga hari berturut-turut.

Kemudian, sejak 4 Juni hingga hari ini, total kasus dalam satu hari terus konsisten berada di atas 2.000 kasus. Sedangkan sejak 19 Juni, jumlah kematian akibat COVID-19 per hari lebih dari 100 jiwa di seluruh Iran. Angka hari ini pun menjadi rekor tertinggi, di mana pada Rabu (24/6) ada 133 kematian yang dilaporkan.

2. Iran melonggarkan pembatasan pada April

Kematian Akibat COVID-19 di Iran Lampaui 10.000 Jiwa Hari IniPusat perbelanjaan diubah menjadi pusat penerimaan pasien COVID-19 di Tehran, Iran, pada 4 April 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khara via REUTERS

Seperti banyak negara-negara berkembang, Iran juga terhitung cepat dalam melonggarkan pembatasan untuk menekan laju infeksi COVID-19. Pemerintah memutuskan melakukan pelonggaran pada April lalu setelah melihat jumlah kasus menurun dari angka 2.000-an menjadi 1.000-an selama beberapa hari, dan terus mengalami penurunan.

Pada pertengahan Mei, kurva COVID-19 Iran memperlihatkan tren menanjak lagi hingga kembali di atas 2.000 kasus per hari. Angka kematian harian sendiri sempat berkurang sejak pertengahan April hingga melonjak lagi pada pertengahan Juni.

3. Pemerintah menyebut masyarakat tak patuhi protokol kesehatan

Kematian Akibat COVID-19 di Iran Lampaui 10.000 Jiwa Hari IniSuasana di Oceanside, California, Amerika Serikat, pada 22 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake

Melihat tren lonjakan, muncul kekhawatiran soal adanya gelombang kedua COVID-19 di Iran. Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengatakan, masyarakat tidak peduli pada aturan-aturan pembatasan sosial, sehingga tak heran jumlah kasus harian bertambah. 

"Orang-orang benar-benar tak peduli soal penyakit ini," kata Namaki seperti dikutip BBC.

"Jika masyarakat kita gagal menghormati protokol kesehatan, kita harus mempersiapkan diri untuk situasi terburuk," tambahnya.

Secara global, total kasus COVID-19 mencapai lebih dari 9,4 juta dan lebih dari 483.000 orang meninggal dunia sejak Januari. Amerika Serikat menempati urutan pertama dengan hampir 2,4 juta kasus dan 122.000 kematian.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 Sembuh Tambah 719, Meninggal Dunia 47 Orang

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya