Khamenei: Kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah Harus Diakhiri

Khamenei sebut Iran tampar AS dengan serangan misil

Tehran, IDN Times - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengatakan, keberadaan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah tidak diterima. Dalam pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah, Khamenei juga menyampaikan pujian kepada Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan udara Amerika Serikat pada Jumat (4/1) lalu.

Iran sendiri membalas insiden itu dengan meluncurkan banyak misil ke pangkalan militer Irak, Al Asad, yang sejak invasi 2003 dipakai oleh pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. Sejauh ini tidak ada laporan mengenai korban meninggal maupun terluka.

Baca Juga: [BREAKING] Iran Serang Barak Militer AS dengan Belasan Rudal

1. Khamenei menyebut Iran telah memberi tamparan kepada Amerika Serikat

Khamenei: Kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah Harus DiakhiriPeti jenazah Mayor Jenderal Qassem Soleimani diangkat sebelum upacara pemakaman. di kampung halamannya di Kerman, Iran, pada 8 Januari 2020. Foto diambil dari rekaman video Iran Press. ANTARA FOTO/Iran Press/Handout via REUTERS

Dilansir dari CNN, Khamenei mengatakan, "kawasan ini tidak menerima kehadiran Amerika Serikat" dan bahwa kematian Soleimani menandakan "revolusi masih hidup". Menurutnya, Soleimani adalah sosok yang berani dan "tak punya rasa takut".

Penonton yang mendengar pidato Khamenei dilaporkan menangis dan meneriakkan yel-yel kemarahan kepada Amerika Serikat. Khamenei juga mengatakan bahwa serangan ke pangkalan militer pada Rabu dini hari tersebut adalah "tamparan" untuk Amerika Serikat.

Pesan ini ia ulangi lagi melalui cuitan di Twitter. "Mereka ditampar semalam, tapi aksi militer seperti itu tidaklah cukup," cuitnya. Masih sulit diprediksi apakah ini artinya Iran sedang menyiapkan strategi lain untuk membalas kematian Soleimani.

2. Khamenei menganggap Amerika Serikat tak adil dalam menyebut Soleimani sebagai teroris

Khamenei: Kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah Harus DiakhiriPemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berpidato saat pertemuan di Teheran, Iran, 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

"Aksi militer seperti ini tidak cukup. Apa yang penting adalah bahwa keberadaan Amerika, yang merupakan sumber korupsi di kawasan ini, harus berakhir," tambahnya. Khamenei pun berkata bahwa Washington berusaha untuk memberi label "teroris" kepada Soleimani, sesuatu yang menurutnya "tidak adil".

"Masyarakat Iran telah memberikan respons keras. Kematian bagi Amerika!" tuturnya, disambut gemuruh respons penonton. Slogan itu sendiri sudah berulang kali digunakan dalam beberapa hari terakhir oleh warga Iran, tak terkecuali saat proses pemakaman Soleimani sejak awal minggu ini.

3. Gedung Putih belum merespons

Khamenei: Kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah Harus DiakhiriPengunjuk rasa dan pejuang milisi menyelamatkan diri dari gas airmata dilemparkan anggota keamanan kedutaan Amerika Serikat, saat memprotes serangan udara di pangkalan milik Hashd al-Shaabi (pasukan paramiliter), di depan kedutaan di Baghdad, Irak, pada 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thaier al-Sudani

Sementara itu, sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Washington. Presiden Amerika Serikat Donald Trump lewat Twitter mengatakan, ia baru akan memberikan pernyataan pada Rabu pagi waktu Washington DC. Selebihnya Trump mengaku tidak ada masalah.

"Semuanya baik-baik saja! Beberapa misil diluncurkan dari Iran terhadap dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Asesmen korban dan kerusakan sedang dikerjakan sekarang. Sejauh ini, sangat baik! Kita punya militer paling kuat dan lengkap di mana pun di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," cuit Trump.

Komando gabungan di Irak menginformasikan bahwa serangan terjadi antara pukul 01.45 sampai 02.45 dini hari waktu setempat. "Irak diserang sebanyak 22 misil," ujar pihak militer, seperti dilansir Reuters. "Semua misil mengenai pangkalan koalisi."

Baca Juga: Balas Serang AS, Menlu Iran: Kami Tak Mau Ada Eskalasi atau Perang

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya