Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea Utara

Informasi ini diberitakan oleh koran Korea Selatan

Seoul, IDN Times - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dilaporkan mengundang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke Pyongyang. Undangan tersebut disampaikan oleh Kim melalui sebuah surat yang dikirimkan ke Washington pada Agustus lalu.

Dilansir Reuters, kabar ini diberitakan oleh koran Korea Selatan, Joongang Ilbo, pada Senin (16/9). Surat kabar itu mengutip pernyataan dari sumber diplomatik yang tidak disebutkan identitasnya.

1. Ini adalah surat kedua yang dikirimkan Kim kepada Trump

Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea UtaraPemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa peserta Konferensi Guru Nasional di Pyongyang dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan 7 September 2019 oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Dalam surat yang dikirimkan kepada Trump pada minggu ketiga bulan Agustus itu Kim mengungkapkan keinginannya untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi lagi. Pembicaraan mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea mengalami kebuntuan setelah perjumpaan terakhir keduanya di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni lalu.

Surat itu sendiri merupakan yang kedua diterima oleh Trump dari Kim. Ia pertama kali mengirimkan surat kepada Trump pada pertengahan tahun lalu dan disampaikan secara terbuka oleh utusan khusus Korea Utara, Kim Yong-chol, di Gedung Putih. 

2. Amerika Serikat dan Korea Utara belum berkomentar

Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea UtaraPemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose bersama peserta Konferensi Guru Nasional di Pyongyang, pada foto tanpa tanggal yang dirilis 7 September 2019 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Baik Gedung Putih, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat maupun Korea Utara belum menanggapi laporan ini. Seandainya benar ada surat tersebut, waktu pengirimannya diperkirakan terjadi sebelum uji coba dua rudal jarak pendek yang dilakukan oleh Korea Utara pada 24 Agustus lalu.

Seperti dilaporkan BBC, peluncuran rudal ke arah Laut Jepang tersebut dilakukan pada pagi hari dan segera diketahui oleh militer Korea Selatan. Berdasarkan pengamatan, kedua rudal itu mampu menempuh jarak sejauh 380 kilometer. Sementara itu, Menteri Pertahanan Jepang mengonfirmasi kedua rudal tidak jatuh di teritorinya, melainkan di perairan internasional.

Baca Juga: Militer Korea Selatan: Rudal Korea Utara Terbang Sejauh 600 Kilometer

3. Trump jadi Presiden Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di DMZ

Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea UtaraDemonstran anti-Trump memprotes pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Anggota Kongres partai Republik di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada 12 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Theresa Keil

Trump dan Kim bertemu sebanyak tiga kali sejak Juni tahun lalu. Pertemuan terakhir terjadi pada akhir pekan tanggal 30 Juni 2019 di DMZ. Setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang, Trump melakukan kunjungan yang kemudian mendapat sambutan dari Kim serta Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Kunjungan itu bersejarah karena Trump merupakan Presiden Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di DMZ. Ketiganya berupaya untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang denuklirisasi yang menemui kebuntuan. 

4. Korea Utara lakukan uji coba rudal sebanyak delapan kali sejak Juli

Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea UtaraDonald Trump bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni 2019.ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Meski pertemuan terjadi, tapi tetap belum ada jalan keluar untuk kedua negara. Korea Utara pun melakukan uji coba rudal kembali pada Juli 2019. Sejak itu hingga 10 September 2019 ketika tes terakhir kali terjadi, Korea Utara sudah menjalankan delapan kali uji coba rudal.

Beberapa waktu sebelumnya, kantor berita KCNA melaporkan bahwa pemerintah Korea Utara bersedia duduk dengan Amerika Serikat pada akhir September untuk "melakukan diskusi komprehensif".

Akan tetapi, Pyongyang memberikan syarat bahwa Washington harus menawarkan proposal baru yang bisa diterima. Jika tidak, maka kesepakatan apa pun antara kedua negara akan berakhir.

5. Korea Utara sempat menuding Amerika Serikat tidak berkomitmen terhadap perdamaian Semenanjung Korea

Kim Jong-un Undang Donald Trump ke Korea UtaraDonald Trump bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni 2019. ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Pada awal Agustus lalu ketika Korea Utara menguji coba rudalnya, Pyongyang disebut sedang protes kepada Washington dan Seoul yang tetap melangsungkan latihan militer bersama. Korea Utara memprotes langkah Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan menyebut kedua negara melakukan "pelanggaran dahsyat" terhadap upaya menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.

Pyongyang menilai baik Moon maupun Trump kurang mempunyai "niat politik" untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara. Korea Utara pun mengancam "akan terpaksa mencari sebuah jalan baru seperti yang sudah kami indikasikan" jika dialog antara ketiga negara gagal dan Korea Selatan serta Amerika Serikat tetap melanjutkan pergerakan militer yang berbahaya. 

Baca Juga: Seoul dan Washington Latihan Militer, Pyongyang Luncurkan Rudal Lagi

Topik:

Berita Terkini Lainnya