Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah Brexit

Susu kocok dan politik? Apa hubungannya?

Edinburgh, IDN Times - Susu kocok atau milkshake sedang berada di pusaran Brexit dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya adalah susu kocok milik restoran cepat saji Burger King yang mendapatkan perhatian.

Ini terjadi usai akun Twitter Burger King Inggris mengirimkan cuitan yang berisi pesan bahwa gerai mereka di Skotlandia "menjual susu kocok sepanjang akhir pekan" pada 18 Mei lalu. Cuitan itu rupanya mendatangkan kontroversi.

1. Pemerintah menyebut cuitan itu "tidak bertanggung jawab"

Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah BrexitIlustrasi beberapa menu di Burger King. unsplash.com/Jacky Watt

Saat itu, Burger King mengirimkan cuitan: "Warga Skotlandia. Kami akan menjual susu kocok sepanjang akhir pekan. Selamat bersenang-senang. Salam sayang BK." Cuitan ini ditambahi tagar #justsaying yang di internet kurang lebih berarti "cuma memberi tahu". 

Badan Standar Periklanan (ASA) menilai cuitan tersebut "tidak bertanggung jawab". Dilansir dari BBC, ASA mengkritik langkah Burger King itu karena menganggapnya sebagai sikap yang mengizinkan dan mendorong perilaku antisosial.

Baca Juga: PM Inggris Theresa May Mundur di Tengah Ketidakpastian Brexit

2. ASA berharap strategi pemasaran Burger King di masa depan akan berubah

Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah BrexitIlustrasi sebuah gerai Burger King. unsplash.com/Matthew Feeney

Dalam sebuah pernyataan resmi, ASA mengatakan bahwa pihaknya "mengerti cuitan tersebut mungkin dimaksudkan sebagai respons lucu terhadap penundaan penjualan susu kocok oleh kompetitor".

Akan tetapi, ASA menambahkan langkah Burger King itu berada juga bisa dipahami sebagai bentuk "saran" bahwa susu kocok Burger King bisa dipakai oleh orang-orang untuk menyerang Ketua Partai Brexit, Nigel Farage.

"Kami kemudian menganggap bahwa iklan itu mengizinkan perilaku anti-sosial sebelumnya dan mendukung tindakan-tindakan yang sama berikutnya. Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa iklan tersebut tidak bertanggung jawab."

"Kami sudah memberitahu Burger King agar memastikan komunikasi pemasaran mereka di masa depan tidak mengizinkan atau mendukung perilaku anti-sosial," tambah ASA.

3. Burger King membantah tuduhan ASA tersebut

Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah BrexitPemimpin Partai Brexit Nigel Farage dan anggota Partai Brexit Ann Widdecombe tiba untuk menghadiri sesi pengambilan suara di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, pada 17 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Vincent Kessle

Seorang juru bicara Burger King pun merespons tuduhan bahwa cuitan dari akun perusahaannya itu tidak bertanggung jawab. "Cuitan kami mengenai situasi di Edinburgh ditujukan sebagai reaksi jahil terhadap masalah di sana. Sepertinya beberapa orang salah mengartikannya sebagai dukungan terhadap kekerasan, yang mana kami benar-benar menolaknya."

"Di Burger King, kami sungguh percaya terhadap hak individual terhadap kebebasan berekspresi dan takkan pernah melakukan apa pun yang berseberangan dengan ini. Kami takkan pernah mendukung kekerasan atau membuang-buang susu kocok lezat kami."

4. Politisi pro Brexit jadi target pelemparan susu kocok oleh warga

Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah BrexitKetua Partai Brexit Nigel Farage dan anggota partai Ann Widdecombe mengikuti sesi pemungutan suara mengenai Brexit di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, pada 18 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Vincent Kessler

Rupanya, cuitan Burger King itu muncul setelah restoran cepat saji lainnya, McDonald's, berhenti menjual susu kocok sebelum Farage mengunjungi Edinburgh untuk melakukan reli.

Keputusan McDonald's itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, Farage adalah salah satu politisi sayap kanan ekstrem yang dipakai sebagai target pelemparan susu kocok oleh warga pendukung Uni Eropa. Selain Farage, politisi pendukung Brexit lainnya, Tommy Robinson, juga pernah menjadi sasaran.

Pelemparan susu kocok ini sama seperti pelemparan telur. Tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa tidak setuju terhadap sikap target dan membuatnya malu di depan umum. Aksi ini mulai populer di Britania Raya pada Mei lalu ketika parlemen Uni Eropa melangsungkan pemilu.

5. Ada juga warga yang setuju dengan aksi tersebut

Kontroversi Susu Kocok Burger King di Tengah BrexitPengunjuk rasa pro Brexit berdemo di depan gedung parlemen di Westminster, London, Inggris, pada 14 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls

Pada Juni lalu, pelaku pelemparan susu kocok terhadap Farage, Paul Crowther, diadili dan mengaku bersalah. Seperti dilaporkan The Guardian, ia pun harus membayar uang ganti kepada Farage sebesar Rp9 juta. Sebabnya, pengadilan memutuskan Crowther juga terbukti bersalah karena telah merusak mikrofon Farage.

Hanya dalam hitungan jam usai putusan itu ditetapkan, seorang warganet membuka kesempatan donasi agar bisa membayarkan denda Crowther. Tak lama kemudian, ia bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp11 juta. Sebelum mengaku bersalah, Crowther sempat membela diri dengan menyebut aksinya sebagai bentuk "hak untuk memprotes" politisi pro Brexit seperti Farage.

Baca Juga: Gara-Gara Brexit, Pengisi Festival Edinburgh Ogah Dibayar Pakai Pounds

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya